Apa dugaan Casio selama ini salah? Apakah sebenarnya pertemuannya dengan nenek misterius itu memang hanyalah kebetulan semata?
Jangan jangan selama ini Casio salah mengira bahwa wanita tua itu tau sesuatu tentang pengulangan hidup Casio yang berlangsung secara terus menerus.
Sebenarnya apa yang salah? Darimana awal benang merah ini bermula?
Wanita itu...Apa benar dia sebenarnya hanyalah wanita tua biasa yang dikenal Nenek Nia? Atau malah dugaan Casio tentang Nenek Nia yang muncul secara tiba-tiba ini terlalu sederhana?
"Casio, ini makanan nya." Suara Nenek Nia yang terdengar bersamaan dengan suara langkah kaki yang mulai mendekat membuat Casio menoleh ke arah suara tersebut berasal.
Disana, wanita itu berdiri dengan membawa sebuah rantang yang cukup besar berwarna merah. Wanita yang diketahui Casio adalah Nenek Nia yang merupakan Nenek dari Saipul.
Tidak adanya respon dari Casio, membuat Nenek Nia mengernyit heran. "Casio? Ada apa Nak?"
Casio menggeleng kecil, menepis semua pemikirannya. "Gapapa Nek." Ia berusaha untuk tersenyum dan terlihat biasa saja. Seolah tidak terjadi apapun.
Untuk saat ini biarlah Casio menyimpan semua ini terlebih dahulu. Masih banyak waktu untuk menyelidiki secara perlahan.
"Baguslah kalau begitu. Nenek kira kamu sakit. Wajah kamu agak keliatan pucat begitu."
Casio meringis malu mendengar penuturan Nenek Nia. Pemuda itu yakin benar akibat pucat nya wajah Casio ini adalah karena rasa takut yang dia rasakan saat berada diketinggian.
Casio baru saja menunjukkan kelemahannya pada orang yang baru dia kenal. Apalagi Casio merasa Nenek Nia masih belum bisa dipercaya. Ada banyak rahasia yang disimpan wanita itu.
Termasuk, rahasia dibalik kemunculannya.
Bukan Casio yang gila karena mengira semua ini berhubungan, tapi memang begitulah kenyataannya. Casio merasa ada sesuatu yang menuntunnya untuk membongkar kebenaran dibalik semua ini.
Tentu saja pertemuannya dengan nenek misterius secara terus menerus itu dan kemunculan Nenek Nia yang secara tiba-tiba ini tidaklah normal. Untuk itu, Casio akan menyelidikinya.
Dia sudah menemukan juru kunci untuk mengungkapkan kebenaran.
"Oh, iya. Ini," Nenek Nia menyodorkan rantang itu pada Casio. "Kasih orang rumah ya, bilang aja dari neneknya Sagavi."
Casio tersenyum sopan, menerima rantang dari Nenek Nia. "Makasih Nek. Casio izin pulang ya, bilangin sama Saipul."
"Udah mau pulang? Gak minum dulu?"
"Enggak usah. Udah kelamaan juga diluar, takut Bunda nyariin."
Nenek Nia jadi teringat sesuatu saat Casio mengatakan kata Bunda. "Eh, Nenek titip salam buat Bunda kamu sekalian. Tolong sampein, kalo sekarang Nenek Nia tinggal disebelah rumah kalian sama Gavi."
Dalam hati Casio jadi bertanya-tanya, maksud sebenarnya dari Nenek Nia. Yang Casio tau orangtuanya tidak mengenal Nenek Nia sama sekali. Bahkan ini pertemuan pertama Casio dengannya.
Ada yang aneh dan Casio tidak mengerti apa itu. Tapi tak urung Casio mengiyakan permintaan Nenek Nia. "Kalo gitu Casio permisi dulu ya Nek."
"Iya, hati hati! Kapan kapan jangan lupa mampir."
Pemuda itu mengangguk. "Iya Nek." Kemudian ia berbalik pergi menuju pintu keluar. Melangkah meninggalkan kediaman Nenek Nia dan Saipul.
Senyum ramah masih menghiasi wajah Nenek Nia ketika wanita itu menatap punggung Casio yang mulai menjauh sampai akhirnya tidak terlihat lagi dari pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE IMMORTAL'S SHADOW
Fantasy『ΛПƬΛЯΛ ƧΛПG ΛBΛDI DΛП YΛПG DΛPΛƬ MΛƬI』 Casio selalu kembali mengulang waktu ke saat berumur 17 tahun disetiap malam ulang tahunnya yang ke 20. Awalnya Casio pikir ini adalah sebuah anugerah karena ia bisa mencoba peran apapun yang ia inginkan tanpa...