Kediaman keluarga Jung, 3 tahun yang lalu.
"Hoseok!!!!" Seokjin berteriak dari atas tembok pembatas rumah Hoseok dan memanggil satu temannya itu dengan suara keras.
"Jung Hoseok!!!!!!!"
Hoseok yang mendengar teriakan lantang teman satu SMAnya itu segera keluar dari dalam rumahnya, di sedang di dapur untuk mengambil minum. Dia baru bangun tidur pukul tiga sore ini.
"Jangan bodoh! Bisa-bisanya kau naik pagar rumahku hei! Kamu bisa di kira maling oleh tetanggaku Kim Seokjin!" Hoseok yang terkejut setelah membuka pintu rumahnya, dan menemukan Seokjin tengah menerobos rumahnya dengan naik pagar.
Memang ulah temannya yang satu ini agak lain. Seokjin memanjat pagar tembok rumah Hoseok yang tingginya dua meter. Karena tubuh anak itu kurus dan ringan, dia dengan mudah menaikinya dengan bantuan pohon dekat pintu masuk.
Seokjin melompat dari atas pagar dan mendarat dengan sempurna, wajahnya berkeringat karena tindakannya itu. Selain itu juga tampangnya memerah, kesal bukan main.
"Habisnya kau tidak membalas pesanku, aku menunggu di luar padahal aku tahu kau di rumah tahu!" omel Seokjin sengit.
Seokjin memang sudah puluhan kali menghubungi Hoseok melalui ponselnya. Dia tidak tahu kalau Hoseok baru bangun karena semalaman lembur tugas dan pulangnya dari sekolah dia tidur sampai sesore ini.
"Maaf, aku ketiduran, ya Tuhan Seokjin, kau lupa ya kau ini keturunan bangsawan, bisa-bisanya naik pagar," Hosoek terkekeh mengingat silsilah sahabatnya dari SMP ini,
"Keturunan bangsawan sialan, aku tidak peduli dengan gelar itu, cepat buka pintu gerbangnya, koperku di luar," perintah Seokjin tidak sabaran,
"Koper? Tapi untuk apa kau membawa koper ke rumahku?!" Hoseok bertanya dengan bingung,
"Aku kabur dari rumah," jawab Seokjin tenang, mereka berjalan beriringan menuju gerbang dengan Seokjin mengangkat dagunya jemawa.
"Kabur untuk apa?" Hoseok bertanya, mereka sudah sampai di depan pintu gerbang, dan Hoseok membuka kuncinya dengan segera,
"Ayah ingin menikah lagi, dan aku menolaknya," jawab Seokjin, wajahnya sepenuhnya cemberut,
"Hahaha, kau selalu menolaknya kan Seokjin? Tapi ini sudah 4 tahun sejak itu, tidak kasihan dengan ayahmu eh?"Hoseok mengelengkan kepalanya keheranan.
Seokjin hanya membalas dengan mendengus.
Ibu Seokjin meninggal saat Seokjin menginjak umur 10 tahun, dan tiga tahun kemudian ayahnya meminta ijin untuk menikah lagi. Saat itu Seokjin masih terlalu berkabung sepeninggal ibunya meski sudah tiga tahun lamanya ibunya meninggal dan hidup hanya bersama ayahnya. Seokjin marah dan tidak ingin berbicara dengan ayah kandungnya itu sampai akhirnya tuan Kim menyerah dan membatalkan pertunangannya dengan perempuan yang di pilihnya untuk menjadi istiri barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINDERELLA
FanfictionJin yang harus menghadapi kehidupan baru setelah ibunya meninggal. Aku benci kisah sedih Akan kurubah takdirku sendiri... - Kim Seokjin -