Sekolah dasar, 14 tahun yang lalu.
Seokjin kehilangan pensilnya. Dia bukan siswa ceroboh yang mudah melupakan alat tulis untuk dia bawa ke sekolah. Tapi hari ini, dia benar-benar lupa menaruhnya dimana. Seokjin berkali-kali mengecek isi tasnya dan tidak menemukan di manapun.
"Sebentar, aku akan ke lokerku untuk mencari ulang," katanya pada teman yang paling dekat dengan bangkunya.
Ternyata di loker tempat penyimpanan barangnya juga tidak ada. Seokjin menyerah dan dia akan siap jika nanti gurunya memarahi dan menghukumnya karena tidak membawa peralatan tulisnya. Namun begitu Seokjin kembali, dia melihat sebuah pensil di atas mejanya.
Seokjin tidak tahu itu milik siapa. Tapi sepertinya, pensil itu terpotong dengan paksa. Bentuknya tidak sempurna dan seperti berasal dari satu pensil yang dipatahkan dengan tangan secara sembarangan.
Seokjin melihat sekeliling dan tidak menemukan siapa anak yang membantunya.
Ini aneh,
Tapi Seokjin lega. Setidaknya dia terhindar dari hukuman karena kecerobohannya.
.
.
.
Bulan Desember, setelah kepergian Yeontan. Tahun ini.
"Aku senang kalau aku akhirnya punya teman satu kamar, tapi kenapa kau," Jimin menatap marah Taehyung.
Siang ini, pemilik apartemen yang sudah ditinggalinya beberapa bulan ini mengajak penghuni baru untuk melihat-lihat apartemennya. Awalnya Jimin lega, pada akhirnya dia tidak harus membayar penuh tahun depan. Tapi, dia sama sekali tidak menyangka kalau orangnya adalah Kim Taehyung. Adik dari sahabatnya, Seokjin.
Pemilik apartemen sudah kembali dan Taehyung juga sudah menandatangani surat perjanjian dan pembayaran yang harus dia lakukan. Dan sekarang dia menghadapi Jimin.
Taehyung tidak menyahut, dia hanya mengangkat bahunya dan duduk di sofa dengan santai. Membuat decakan kesal dari bibir Jimin.
"Jelaskan alasanmu kenapa melakukan ini?" tuntut Jimin,
KAMU SEDANG MEMBACA
JINDERELLA
FanfictionJin yang harus menghadapi kehidupan baru setelah ibunya meninggal. Aku benci kisah sedih Akan kurubah takdirku sendiri... - Kim Seokjin -