Seokjin mengutuk dirinya sendiri. karena ikut demam, dirinya jadi berkali-kali mimpi diselamatkan dan bertemu dengan bagian keluarganya yang lain. Bahkan bibi Moon. Seokjin rindu rumah dan dia menangis di kamar mandi cukup lama. Dia tidak ingin menunjukan kesedihannya di depan Jungkook.
Jungkook sudah bisa duduk dan menyandarkan setengah badannya di kepala tempat tidur setelah Seokjin sudah puas menangis. Matanya mengawasi Seokjin yang menyembunyikan wajahnya saat tatapan mata mereka bertemu. Tapi Jungkook tidak mengatakan apapun dan membiarkan waktu sendiri yang Seokjin butuhkan sampai perasaan anak itu lega.
Dan pada akhirnya, Seokjin berbaring di sampingnya. Mereka berdua lalu terlarut dalam keheningan.
"Apa kau bisa bernyanyi?" Seokjin bertanya, dia benci dengan kediaman Jungkook yang seakan sangat mengerti dirinya yang sedang rapuh.
"Bisa, jika mulutku bisa membuka dengan baik," kata Jungkook, nadanya kesal namun dia melontarkannya dengan candaan.
Tentu saja itu hinaan untuk Jungkook yang jelas-jelas berbicara saja dia masih kesulitan.
"Aku akan bernyanyi, tapi jangan menertawakanku," kata Seokjin dengan suara serak habis menangis.
Jungkook mengangguk, dan Seokjin mulai bersenandung lirih yang cukup terdengar hanya untuk mereka berdua. Jungkook mendengarkan dengan menutup matanya.
"Apa perasaanmu membaik?" tanya Jungkook,
Jungkook membuka mata saat Seokjin menghentikan nyanyiannya.
"Tidak," jawab Seokjin jujur.
"Kau pasti kecewa kan? Kita berhari-hari di sini dan belum ada yang datang? Katakan saja semua padaku," Jungkook memiringkan tubuhnya untuk mendengarkan lebih banyak tentang perasaan Seokjin.
"Ya, sebenarnya," mata Seokjin berair kembali,
"Melihatmu sekarang begini, aku lebih lega," saut Jungkook kemudian, di lihat Seokjin mulai sesengukan. Padahal anak itu berusaha mati-matian tidak mengeluarkan kesedihannya.
"Kenapa?" tanya Seokjin, menarik ingusnya.
"Manusiawi untuk takut dan cemas," kata Jungkook menenangkan,
"Kau tidak takut Jungkook?"
"Aku bahkan berfikir aku akan mati hari itu, mayatku di buang dan tidak ada yang mengenaliku," Jungkook mengatakannya dengan senyum miring yang hanya dia naikan sedikit di sudut bibirnya.
"Aku akan mencarimu, jika aku selamat," suara Seokjin melirih di kalimat terakhirnya.
Jungkook meletakan kepalanya di lengannya yang tidak sakit,
"Mereka akan datang, meski mungkin perlu waktu," kata Jungkook, dia mengulurkan salah satu lengannya untuk menepuk kepala Seokjin dengan lembut.
Jika bisa dia lakukan, Jungkook tidak ingin melihat Seokjin menangis. Bahkan dalam keadaan dia sakit begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINDERELLA
FanfictionJin yang harus menghadapi kehidupan baru setelah ibunya meninggal. Aku benci kisah sedih Akan kurubah takdirku sendiri... - Kim Seokjin -