08. Wanna give up

455 58 5
                                        

Sekolah dasar, 13 tahun lalu. Awal Seokjin masuk kelas dua SD.

Seokjin berpapasan dengan beberapa anak yang terkikik keluar dari toilet sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin berpapasan dengan beberapa anak yang terkikik keluar dari toilet sekolah. Awalnya Seokjin tidak mengindahkannya, namun begitu dia membuka pintu dan melihat seorang anak berdiri di depan cermin dengan kepala sampai setengah badannya basah kuyup, Seokjin baru menyadari apa yang tengah terjadi.

"Han Byul!" Seokjin memanggil anak itu dengan suara lantang.

Tubuh anak kecil itu tersentak kaget karena panggilan itu. Teman Seokjin yang bertubuh kecil dengan wajah takut-takut berbalik untuk menghadapi Seokjin.

"Apa yang terjadi?" tanya Seokjin menghampirinya.

Si mata besar yang bernama Han Byul itu mengelengkan kepalanya tidak mau mengaku.

Seokjin menghela nafasnya, jelas ini perbuatan segerombolan anak tadi. Setiap hari mereka selalu melakukan ini pada anak itu. Dan itu sudah berlangsung lama, tanpa ada perlawanan dari anak itu. Seokjin yang sebelumnya hanya membantu diam-diam, sepertinya sudah tidak tahan lagi.

Anak-anak itu harus di beri pelajaran!

"Tunggu, duduk di sana," Seokjin menunjuk kursi kayu yang ada di luar toilet.

"Aku akan kembali membawa baju ganti,"

Seokjin memperhatikan, anak-anak tadi bahkan membuang baju seragam Han Byul ke westafel.

Mereka semua baru saja selesai pelajaran olah raga, dan anak-anak nakal itu melancarkan idenya mengerjai Han Byul saat dia akan berganti baju.

Han Byul menurut, dia duduk di bangku. Air menetes dari rambut ke bahunya dan dia mulai mengigil. Tak lama Seokjin kembali dan membawa seragam miliknya. Melepas name tag dan memberikannya pada Han Byul.

Han Byul dengan ragu mengambilnya,

"Ah sebentar," Seokjin merogoh sesuatu dari dalam tasnya.

Handuk kecil yang bersih.

"Kalau kau tidak mengeringkan rambutmu, nanti bisa masuk angin," ucap Seokjin.

Dia meletakan tas dan bajunya di kursi kosong dan mulai membantu Han Byul mengeringkan kepalanya.

"Hampir setiap hari kamu diperlakukan seperti ini. Tidak bisakah kau melawan mereka? Kejahatan harus di lawan. Itu kata ibuku," ujar Seokjin dengan lembut,

Seokjin sangat peduli dengan anak ini, karena itu Seokjin ingin Han Byul berubah dan tidak diam saja saat dirinya di serang atau diperlakukan dengan jahat.

Han Byul tidak menjawab, dia hanya menatap Seokjin yang dengan telaten mengeringkan tubuhnya dari air siraman teman-teman kelasnya yang membencinya.

"Han Byul," panggil Seokjin lagi,

Kali ini Seokjin mengucapkannya dengan nada lebih lembut dari sebelumnya, tidak ada kemarahan dan kekesalan di dalamnya. Seokjin meletakan kedua tangannya di bahu Han Byul. Seokjin meniru ayahnya saat Seokjin berbuat nakal dan ayahnya mencoba menasehatinya. Dengan begitu, Seokjin lebih fokus untuk mendengarkan ucapan lawan bicaranya.

JINDERELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang