18. Best friend ever

373 54 11
                                    

Seokjin menunggu dengan sabar di kamarnya. Dia sudah pulang dari rumah sakit lebih dulu. Dan beberapa hari kemudian Jungkook menyusul, meski anak laki-laki itu masih harus mengunakan kursi roda. Namjoon yang menjemputnya.

"Tuan muda," bibi Moon memanggil dari bali pintu kamar, memberitahu Seokjin kalau apa yang ditunggunya sudah datang.

"Yeay?" Seokjin langsung melompat dari tempat tidurnya, karena terlalu bersemangat.

Bibi Moon tampak geli begitu wajah ceria Seokjin muncul di balik pintu,

"Semua juga menunggu untuk makan malam," kata sang bibi,

"Appa eomma juga?" Seokjin mengernyit bingung,

"Iya, semua lengkap, bersama tuan Taehyung juga,"

"Waahhh,"

Mereka berdua menuruni tangga menuju lantai pertama. Seokjin nampak senang dan sesekali bersenandung. Sudah lama mereka tidak berkumpul satu keluarga lengkap.

Seokjin sempat mengerling lantai dua, dan renovasi semua ruangan itu sudah selesai. Itu artinya Seokjin bisa kembali ke kamarnya yang lama. Tapi dia masih enggan beranjak dari kamar loteng. Tempat itu lebih nyaman dari tempat manapun saat ini.

Seokjin setengah berlari menuju ruang makan, dan semua menatapnya dengan senyum cerah.

Jungkook menjadi salah satu bagian dari mereka, meski terlihat canggung, anak itu berusaha bersikap tenang. Tapi senyumnya ikut mengembang saat Seokjin semakin mendekat.

"Aku senang kita berkumpul malam ini, terutama karena ada kau juga Kook," Seokjin menatap satu-satu dari mereka lalu terakhir pada Jungkook.

Seokjin menarik salah satu kursi dan bergabung. Mereka makan dalam suasana kekeluargaan yang membuat senyumnya semakin mengembang.

 Mereka makan dalam suasana kekeluargaan yang membuat senyumnya semakin mengembang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.


"Kau terlihat oke tapi kakimu pasti yang terburuk," kata Seokjin,

Mereka sudah di kamar loteng. Makan malam berjalan menyenangkan dan akhirnya semua kembali ke kamarnya masing-masing karena hari ini cukup melelahkan untuk semua. Tapi Seokjin bisa merasakan semua bagian keluarganya merasa bahagia dalam suasana hangat. Sesuatu yang sudah jarang di lakukan oleh keluarga Kim.

"Aku tak apa-apa," Jungkook meluruskan kakinya yang terpasang gip di atas kasur dengan pose favoritnya. Menyandar pada tembok.

"Mereka bilang kau bersih," kata Seokjin membahas keterlibatan Jungkook dengan gangster Jopok.

"Aku wajar di curigai, karena almarhum pamanku pernah terlibat dengan mereka. Karena itu aku lebih siap saat mereka mengadiliku di rumah sakit," ujar Jungkook cukup mengejutkan Seokjin.

Hal ini tidak di ketahuinya karena ayahnya tidak menjelaskan apa-apa atas dasar apa dia mencurigai keterlibatan Jungkook.

"Karena pamanmu petinju?" tebak Seokjin.

JINDERELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang