12. Namsan Tower

373 54 23
                                    

Seokjin berkeringat cukup banyak. Dia dan Jungkook menaiki tangga Namsan tower dengan berjalan kaki, namun Seokjin tampaknya bersemangat dan puas dengan apa yang dia lakukan malam ini. Dan sampai di menara teratas, Seokjin tidak berhenti tersenyum.

"Ternyata seru juga olah raga malam," serunya, menyandarkan punggungnya ke pagar pembatas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata seru juga olah raga malam," serunya, menyandarkan punggungnya ke pagar pembatas.

Jungkook yang penasaran dengan kunci gembok yang mengantung di sepanjang pagar, mengamatinya satu-satu.

"Mau memasangnya untuk persahabatan kita?" tanya Seokjin, karena dia pikir Jungkook tertarik dengan hal manis seperti yang orang-orang lakukan saat mengunjungi menara ini.

"Mau memasangnya untuk persahabatan kita?" tanya Seokjin, karena dia pikir Jungkook tertarik dengan hal manis seperti yang orang-orang lakukan saat mengunjungi menara ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenarnya aku tidak percaya dengan hal semacam itu," katanya,

Seokjin berdecih,

"Tapi orang-orang akan datang ke sini untuk itu," sangkal Seokjin.

"Dan aku lebih suka melihat pemandangannya, ketimbang menambah sampah seperti ini," ujar Jungkook skeptis.

Seokjin memutar bola matanya, jadi begini cara kerja Jungkook. Anak yang pendiam dan terlihat menurut tapi ternyata tidak menyukai hal-hal yang menurut Seokjin lumrah di lakukan. It's just for fun kan?

"Kau kaku sekali," Seokjin mengolok,

"Karena aku realistis. Mengikat hubungan dengan hal begini itu menurutku tidak ada hubungannya. Jika kita ingin bertahan dengan orang yang kita sayangi, harusnya dia berkorban dan berjuang bersama," celotehnya,

Seokjin tertawa, mendengar betapa seriusnya Jungkook menjawabnya. Padahal itu hak semua orang dalam memandang sesuatu.

"Kenapa tertawa?" Jungkook mengernyit,

"Aku pikir, dulunya kau pernah disakiti seseorang sampai jadi berfikir sampai sekaku itu," ujar Seokjin,

"Sebenarnya tidak, aku tidak selalu punya teman yang dekat. Atau aku tidak punya orang yang benar-benar ingin aku perjuangkan. Aku hanya fokus pada diriku sendiri," kata Jungkook mengejutkan Seokjin,

"Karena kau belum menemukan orang itu?" saut Seokjin, tersenyum.

Semua hal di dunia itu bisa berubah kan?

JINDERELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang