❖Chapter 14❖

2.9K 280 92
                                    

[Gay•BLMpreg/MalePregnant]

Genshin impact • Fanfiction

Zhongli x Childe

Zhongchi

Typo bertebaran

OOC

Happy ending*
.
.
.

DISCLAIMER : HOMOPHOBIA DILARANG KERAS MEMBACA FANFIC INI DIKARENAKAN UNSUR-UNSUR LGBT DAN TIDAK DISARANKAN UNTUK MEMBUKA ATAU MEMBACANYA LANGSUNG. Saya tidak bertanggung jawab jika menangani unsur-unsur tersebut

[Cerita ini hanya karangan yang dijalankan sesuai imajinasi saya dan kalimat yang beracak-acakan serta beberapa penambahan karakter sampingan OC*]

Mohon maaf jika ada beberapa yang sudah saya lupa dalam cerita fanfic ini

.

.

.

Selamat membaca
































Dalam perjalanan pulang mengendarai mobil sport pada malam hari. Hujan turun begitu deras sehingga membuat jalan serasa licin. Langit bergemuruh bagaikan kemurkaan. Kaca mobil tertutupi oleh rintikan hujan mengguyur, tapi itu tidak masalah bagi pria satu ini. Pulang dari bar dalam keadaan mabuk antara setengah sadar atau tidak. Zhongli mengendarai mobil sportnya dalam kelajuan tinggi seperti orang gila, tak memperdulikan peringatan atau bahaya yang menimpa dirinya nantinya. Bahkan dia tak segan untuk melontarkan kata-kata kasar kepada pengendara lain jika melewati dirinya.

Emosi yang tidak bisa dikendalikan, membuat Zhongli tidak bisa mengkontrol diri. Sampai dia tidak sadar membawa mobil dijalan yang salah dan berlawanan. Seakan itu adalah jalan nenek moyangnya. Saat itu juga pupil mata diterangi oleh cahaya begitu terang dan buta dan sebuah truk datang dengan kelajuan tinggi menghampiri dirinya.

*Tiiiiittt!!

"Sialan!!"

Spontan Zhongli memutar setirnya dengan cepat setelah menyadari ada truk dihadapannya. Dia melakukan belokan tajam untuk menghindari mobil truk. Akan tetapi disebabkan jalan begitu licin karena hujan, mobilnya jadi oleng dan tidak bisa dikendalikan. Sampai menabrak pembatas jalan dan keluar dari pembatas hingga terombang-ambing begitu keras. Hingga akhirnya berhenti. Disaat itu juga Zhongli masih memiliki sedikit kesadaran, tetapi dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Seluruh tubuh terasa amat menyakitkan seakan tersusuk oleh seribu pedang. Kepalanya berenang dan berdering begitu kencang. Sampai saat itulah kesadarannya diambil.

































Suatu tempat dikediaman keluarga Vago Mundo. Xiaoli dan Childe sedang duduk bersama seraya berbincang-bincang dan menikmati secangkir teh diwaktu hujan turun. Baizhu juga ada disana untuk menemani sekaligus berbicara hal penting kepada nyonya besar tersebut. Sampai perbincangan itu berakhir saat telepon rumah berdering.

"Siapa yang menelpon di malam seperti ini" gumam Xiaoli.

"Mungkin orang penting" ujar Baizhu.

Hendaklah bangun ingin mengambil telepon itu, Childe menghentikannya dan membiarkan dia yang mengangkat panggilan tersebut.

Unconditionaly LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang