❖Chapter 22❖

4.3K 339 302
                                    

[Gay•BLMpreg/MalePregnant]

Genshin impact • Fanfiction

Zhongli x Childe

Zhongchi

Typo bertebaran

OOC

Happy ending*
.
.
.

DISCLAIMER : HOMOPHOBIA DILARANG KERAS MEMBACA FANFIC INI DIKARENAKAN UNSUR-UNSUR LGBT DAN TIDAK DISARANKAN UNTUK MEMBUKA ATAU MEMBACANYA LANGSUNG. Saya tidak bertanggung jawab jika menangani unsur-unsur tersebut

[Cerita ini hanya karangan yang dijalankan sesuai imajinasi saya dan kalimat yang beracak-acakan serta beberapa penambahan karakter sampingan OC*]

Mohon maaf jika ada beberapa yang sudah saya lupa dalam cerita fanfic ini

.

.

.

Selamat membaca
























Ini ada sedikit kejutan buat para reader tercintak plus last chap alias the end🗿










































"Aku tidak akan pernah terima apa yang telah aku beri kepadamu. Aku meminta bayaran kembali apa yang telah aku berikan"

Kenapa...

"Aku Ajax Tartaglia, mulai sekarang tidak akan pernah mencintaimu lagi dan mulai sekarang aku hanya menaruh dendam kepadamu sampai aku mati!"

Kenapa harus seperti ini...

"Aku membencimu Morax...!"

Childe... kembalilah...

"Tidak akan!"

Ajax...

"Kenapa... kenapa... KENAPA, KENAPA, KENAPA, KENAPA...!!" Zhongli mengaum keras.

Dia benar-benar terpuruk dan hancur.

"Childe... hah! kenapa...! bagaimana caranya aku bisa mengembalikan semuanya Guizhong...? Bagaimana...? KENAPA...! AAARRGG!!!" 

Ditengah jalan pria itu murka dan menghancurkan semuanya dihadapannya tanpa ampun. Tidak ada seorang pun yang ingin mendekati pria itu disaat dilandai oleh kemarahan besar. Terutama mobil sport mahalnya dan bahkan menjadi tontonan bagi yang lewat dengan mobil. Tidak peduli keberadaan mereka dan tak peduli berapa biaya yang akan ia keluarkan. Peduli setan dengan kondisi mobilnya, biarpun rusak atau tidak. Itu hanyalah rongsokan baginya dan dia bisa membeli yang baru bahkan jauh lebih mahal lagi dari ini. Bahkan dia tidak tanggung-tanggung merusak bagian depan mobil sehingga hancur tak terbentuk. Disebabkan oleh emosional yang tidak terkendali dan mengeluarkan semua pada mobilnya. Justru ada kasihan juga semua lampiasannya yang harus berujung pada mobilnya, padahal dia tidak salah apa-apa dan tidak tahu apapun masalah tuannya.

"Aku membencimu Morax...!"

"AAAARRRRRHGGGG!! KENAPA, KENAPA, KENAPA, KENAPA! BRENGSEK! BODOH! ARRGGHH! DIAM!!"

Ungkapan itu terus terngiang-ngiang menghantui kepalanya. Dia ingin menghapusnya dari ingatannya ataupun buat saja dirinya hilang ingatan. Kenapa harus seperti ini, kepada siapa harus ia percaya. Akankah dia menginginkan kembali Childe atau terus berlalu dalam kebohongan Evilla. Dia ingin sekali mengakhiri semuanya, dia sudah tidak tahan lagi. Morax perlahan mereda dari amarah, dia terdiam sejenak. Mobil sport miliknya hancur tak terbentuk dari amukannya dan bahkan ada luka baru di tangan saja dia tidak peduli. Dia tidak peduli dan hanya menginginkan kebenaran dan keberadaan seorang. Omega itu selalu menghantuinya dan rasa bersalah.

Unconditionaly LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang