Unconditionaly Love

❖Chapter 28❖

[Gay•BL•Mpreg/MalePregnant]

Genshin impact • Fanfiction

Zhongli x Childe

Zhongchi

Typo bertebaran

OOC

Happy ending*
.
.
.

DISCLAIMER : HOMOPHOBIA DILARANG KERAS MEMBACA FANFIC INI DIKARENAKAN UNSUR-UNSUR LGBT DAN TIDAK DISARANKAN UNTUK MEMBUKA ATAU MEMBACANYA LANGSUNG. Saya tidak bertanggung jawab jika menangani unsur-unsur tersebut

[Cerita ini hanya karangan yang dijalankan sesuai imajinasi saya dan kalimat yang beracak-acakan serta beberapa penambahan karakter sampingan OC*]

Mohon maaf jika ada beberapa yang sudah saya lupa dalam cerita fanfic ini

.

.

.

Selamat membaca

Pagi berikutnya pas acara makan bersama keluarga. Kepala keluarga duduk diujung meja yang sudah menandakan bahwa ia adalah pria berkuasa, sedangkan Sean duduk disamping begitupun dengan sang nenek duduk berhadapan dengannya. Acara makan begitu sunyi dan senyap hanya terdengar goresan garpu dan pisau seperti bukan perkumpulan keluarga dengan obrolan hangat melainkan adalah acara pemakaman.

Zhongli terdiam sejenak menghentikan aktivitas lalu terlintas dibenaknya mengenai putranya satu ini. Iris emas melirik kearah wajah yang berada duduk disampingnya itu dengan tatapan khas yang tak merusak wajah tegas, yaitu datar. Ia ingin sekali berbicara kepada putranya mengenai apapun dan biarpun hanya sekedar omong kosong ataupun cuman satu kata yang ia ingin katakan. Namun ada rasa canggung dihatinya. Surai coklat mengeratkan kedua sumpit dan tampak tegang, wajahnya hampa. Akan tetapi sang ibu mengetahui dan memahami perasaannya, dia memberikan wajah petunjuk untuk melakukannya.

Untuk pertama kali Zhongli menerimanya dengan penuh keyakinan dan hembusan nafas kecil, meletakkan sumpit dan ia memulai pembicaraan yang sunyi ini.

"Bagaimana dengan sekolahmu akhir-akhir ini? Apa baik-baik saja?"

Beberapa detik setelah pertanyaan itu keluar dan cuman ada diam tak ada jawaban. Kini Sean dengan wajah memelasnya menjawab pertanyaan dari ayahnya tersebut dengan singkat dan nada dingin.

"Cukup baik".

Zhongli cukup tenang mendengar suara singkat itu, kini ia bisa mencoba untuk memberi perhatian kepada anaknya ini.

"Itu bagus" Zhongli melanjutkan kembali sarapan sambil melanjutkan pertanyaan lain. "Dan bagaimana dengan nilaimu kali ini?"

Sean diam dengan tatapan ketidakpercayaan.

"Tunggu— tunggu!" Sean berhenti makan dan mencemooh. "Apa yang sudah terjadi kepadamu!? Biasanya kau sering marah-marah tidak jelas"

"Tidak ada" Zhongli memberi senyuman.