❖Chapter 21❖

4.1K 324 181
                                    

[Gay•BLMpreg/MalePregnant]

Genshin impact • Fanfiction

Zhongli x Childe

Zhongchi

Typo bertebaran

OOC

Happy ending*
.
.
.

DISCLAIMER : HOMOPHOBIA DILARANG KERAS MEMBACA FANFIC INI DIKARENAKAN UNSUR-UNSUR LGBT DAN TIDAK DISARANKAN UNTUK MEMBUKA ATAU MEMBACANYA LANGSUNG. Saya tidak bertanggung jawab jika menangani unsur-unsur tersebut

[Cerita ini hanya karangan yang dijalankan sesuai imajinasi saya dan kalimat yang beracak-acakan serta beberapa penambahan karakter sampingan OC*]

Mohon maaf jika ada beberapa yang sudah saya lupa dalam cerita fanfic ini

.

.

.

Selamat membaca





































Kaeya meletakkan sarapan disamping orang yang sedang terbaring meringkuk tak bergerak. Dia sedikit prihatin melihat kondisi yang sedang dialami oleh sahabatnya itu. Sebelumnya Childe pulang dalam keadaan basah kuyup dan terlihat begitu lusuh seperti gelandangan. Pucat putih seperti mayat hidup dan tentunya terlihat sangat tidak bersemangat. Hal itu membuat Kaeya panik seketika, langsung segera memasukkannya dalam rumah. Dia membersihkan seluruh badan omega itu seperti sedia kala. Tapi melihat apa yang dialami oleh sahabatnya, kemungkinan jika Childe telah melahirkan dan dapat dilihat dari bawah pusarnya terdapat bekas jahitan yang masih baru. Namun, apa yang sudah terjadi kepada Childe kenapa dia tampak sekurus ini dan sakit. Apa yang telah mereka lakukan kepadanya disana, kenapa dia begitu menyedihkan dan terpuruk. Memang Childe masih berkabung atas kehilangan adiknya. Tapi kenapa malah semakin menjadi-jadi dan seperti sedang mengalami depresi berat.

Hanya mengeluh sembari menghembuskan nafas panjang, dia cukup lelah menangani sahabatnya ini. Kaeya menggeser piring tersebut ke samping punggung surai oranye yang masih terdiam.

"Kau tidak makan dari kemarin, jadi makanlah sedikit saja untuk mengganjal perutmu" ujar Kaeya begitu khawatir. Dia tidak ingin temannya sakit, bagaimana pun juga dirinya tidak cukup uang untuk membayar biaya rumah sakit. Tapi tetap saja Childe tidak menanggapinya. Kaeya berdecak kesal akan kekhawatiran.

"Childe tolong makanlah sedikit saja... jangan biarkan kamu seperti ini..." keluh kesah Kaeya.

Tidak ada jawaban, dia mengulangi.

"Childe ayolah... jangan membuatku khawatir. Apa yang telah mereka lakukan kepadamu...? Apa mereka menyiksamu disana?"

Tetap saja tidak ada jawaban, Kaeya berhenti berusaha dan perlahan mendekat. Mungkin tidak menganggunya lebih baik.

"Aku telah meletakkannya disampingmu, mungkin kau bisa memakannya nanti" Kaeya pergi. Sebelumnya dia menatap omega itu dari arah luar pintu, tetap saja temannya tidak bergerak sama sekali.

"Apa yang telah terjadi kepadamu, kenapa kau menjadi seperti ini...?"

Pintu telah tertutup, menjadi gelap. Terdiam dalam keheningan, tetap diam membisu bagaikan dia sudah mati. Tetap saja dia mengabaikan suara itu biarpun dia mendengarnya dan tetap pada tempatnya tanpa menggerakkan sama sekali anggota tubuh. Sudah seminggu lamanya dirinya seperti ini, tidak memperdulikan kesehatan ataupun tidak peduli jika ia sakit nantinya. Kabur dari rumah sakit setelah seseorang menyelamatkannya dan dirawat selama beberapa hari. Namun bukannya berterima kasih ataupun bertemu dengan siapa yang telah menolongnya, dia malahan kabur tanpa sepatah kata apapun. Bertemu saja tidak, apalagi menatapnya, dia tidak tahu siapa pria itu. Kenapa dia menyelamatkan nyawanya padahal ia ingin mati.

Unconditionaly LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang