❖Chapter 25❖

2.5K 209 116
                                    

[Gay•BLMpreg/MalePregnant]

Genshin impact • Fanfiction

Zhongli x Childe

Zhongchi

Typo bertebaran

OOC

Happy ending*
.
.
.

DISCLAIMER : HOMOPHOBIA DILARANG KERAS MEMBACA FANFIC INI DIKARENAKAN UNSUR-UNSUR LGBT DAN TIDAK DISARANKAN UNTUK MEMBUKA ATAU MEMBACANYA LANGSUNG. Saya tidak bertanggung jawab jika menangani unsur-unsur tersebut

[Cerita ini hanya karangan yang dijalankan sesuai imajinasi saya dan kalimat yang beracak-acakan serta beberapa penambahan karakter sampingan OC*]

Mohon maaf jika ada beberapa yang sudah saya lupa dalam cerita fanfic ini

.

.

.

Selamat membaca































"Siapa nama anda?"

Pria omega itu tersenyum manis.

"Ajax. Ajax Tartaglia..."

Shea menatap omega itu ketika mengetahui namanya begitu lama seakan terhipnotis dengan paras rupanya. Sekarang dia cukup tahu dan sepertinya mulai sedikit akrab dengan yang namanya Ajax. Tetapi, ada satu hal yang membuat anak perempuan manis itu mengganjal. Shea memiringkan sedikit kepalanya dengan tatapan aneh dan bingung. Sedangkan Ajax menatapinya dengan tatapan polos dan lebar.

"Ajax... nama yang aneh" ungkapnya.

Omega itu terjatuh kaku dan kusam menganggap bahwa namannya begitu aneh bagi anak kecil yang satu ini.

"Ya ampun... apakah namaku begitu aneh untukmu...?" dia bertanya ragu-ragu.

Shea menganggukkan kepalanya dan pria berambut ginger semakin hancur.

"Bagaimana kalau kau memanggilku dengan Childe" saran Ajax.

Wajah Shea semakin datar dan bosan.

"Itu semakin aneh"

"Eh!!"

Wajah pria cantik itu seketika shock berat. Tetapi menurut Shea orang ini sedikit lucu, ia menahan rasa ingin tawa. Sehingga ia pun tertawa begitu manis dan mulai mengatakan sesuatu kepada Ajax.

"Tidak, tidak... aku bercanda... hihi... aku suka nama paman..."

Childe membelakkan matanya melihat keimutan anak satu ini. Tetapi dia marah lalu mencubit pipi chubby Shea saking kesalnya.

"Kau ini...!"

"Aahhh!! Ampun deh!!"

Dia tidak tahu bahwa apa yang barusan ia lakukan adalah sedang memarahi anaknya. Namun, bagi Childe yang ia lakukan adalah sedang memarahi anak orang lain, bukan anaknya. Tetapi, entah kenapa ia merasa bahwa dia memiliki sebuah ikatan yang begitu kuat dan ia merasa anak ini adalah putrinya. Akan tetapi ia tahu anaknya, putri kecilnya yang ia tunggu-tunggu selama sembilan bulan sudah tidak ada lagi setelah dia lahir. Bahkan melihat rupanya saja ia tidak tahu. Seandainya saja ia tahu bahwa Shea adalah putrinya, anak yang dia ingin hidup aman dan tubuh dengan sehat sekarang sudah menjadi sosok putri yang manis dan cantik sama seperti dirinya.

Unconditionaly LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang