17. Tulip

4.2K 337 31
                                    

"kakak aku perlu ganti baju gak?"

Zean yang sudah berjalan lebih dulu kembali menengok ke arah Chika, "Ganti celananya kependekan"

Chika cemberut, "gak mau ih..."

"ganti Chika...!"

"Gak mau!"

"ya udah gak jadi pergi"

"kakak ih"

"makanya ganti buru!" kali ini Zean menaikkan nada bicaranya sedikit

"kakak marah?" tanya Chika berkaca-kaca, hari ini Chika memang sedikit sensitif

"sesekali harus dimarahin emang, bandel!" ucap Zean berjalan lebih dulu

"aku gak mau ikut"

Kata-kata Chika membuat Zean kembali menghadap dan mendekati Chika, "kamu kenapa sih suka banget tampil seksi, biar apa coba?. Susah banget ganti celana aja. Apa perlu aku yang gantiin?" tanya Zean terus mendekati Chika, membuat Chika mundur perlahan

"iiya aku ganti sendiri aja" gugup Chika sambil menahan bahu Zean agar tidak terus mendekatinya

"gitu dong nurut" Zean mempukpuk puncak kepala Chika lalu Chika berlari buru-buru ke kamarnya










Zean mengajak Chika pergi menggunakan sepeda motornya, dijalan Zean mengajak Chika mengobrol

"Chik, kalo aku ajak kamu ke suatu tempat dulu mau gak?"

"lah kan emang kita mau ke suatu tempat"

"maksudnya ke tempat yang bukan tujuan awal, intinya tempatnya bukan buat rekreasi atau jalan-jalan gitu"

"ha tempat apaan jangan aneh-aneh deh kak" ucap Chika curiga

Zean sedikit terkekeh, "ternyata kamu masih sama ya Chika, masih curigaan sama aku kirain semakin lama kenal udah gak takut sama aku"

"justru makin lama kenal aku makin takut"

"kok gitu sih?"

"kakak pikir sendiri aja kenapa. Udah intinya mau bawa aku kemana?" tanya Chika to the point

"udah ikut aja ya, gak aneh-aneh kok agak serem dikit doang tempatnya"

"kak Zean...!"

"shut... Udah ya tenang aja. Gak lama kok sebentar aja"

Di tengah perjalanan Zean menghentikan sepeda motornya di toko bunga. Chika bingung tapi Zean seperti buru-buru dan tidak menjawab pertanyaan Chika. Zean membeli dua buket bunga satu untuk Chika dan yang satu entah untuk siapa. Jika Chika bertanya Zean hanya tersenyum

Sampai akhirnya Zean berhenti di satu tempat yang sangat sunyi. Chika meneguk ludahnya bukan karena takut hanya sedikit gugup

"Taman makam Angrek", itu tulisan yang Chika baca begitu memasuki area ini

Chika tak lagi bertanya, Chika hanya diam dan mengikuti kemana langkah kaki Zean pergi karena tangan Zean masih setia menggenggam tangannya dan memimpin jalan untuk Chika

Hingga sampai di satu makam bertuliskan nama "Anita Harlandani"

"Assalamualaikum Bunda", itu kata yang Chika dengar dari mulut Zean pertama kali

"Sini Chika" Zean menarik lembut Chika untuk berjongkok bersama di dekat makam seseorang yang ia sebut bunda tadi. Chika ikut berjongkok mengikuti Zean. Chika masih setia mendekap buket bunga tulip pemberian Zean tadi.

"Hai Bunda?. Maaf ya udah lama gak kesini" ucap Zean sementara Chika hanya diam menyimak

"aku kangen Bunda, selalu kangen sih setiap hari. Oh ya aku hari ini ajak Chika. Kenalin bunda dia anaknya ayah. Dia adik aku bunda. Seneng banget aku, akhirnya punya adik. Bunda inget kan dari dulu aku selalu bilang pengen punya adik. Apalagi adik perempuan dan sekarang udah terwujud"

You're Mine {Chikzee} END ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang