40. Akhir

7.3K 350 16
                                    

"Kak Zean....!!"

Chika memeluk tubuh Zean

"Chik, papi kamu",

"Biarin aja biar mati sekalian"

Zean memeluk Chika erat

Ya kejadian yang tak terduga terjadi di acara pertunangan Zean dan Chika ini. Akibat dari aksi berebut pistol antara Zean dan Ardan membuat Ardan meregang nyawa. Ya siapa sangka Ardan datang seolah mengantar nyawanya sendiri. Sebelum meninggal Ardan sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tetap tidak tertolong karena kehabisan banyak darah. Sebelum meninggal untungnya Ardan sempat mengucapkan permohonan maafnya kepada Chika. Ardan bilang semuanya dia lakukan karena perasaan tidak relanya Chika dan Cindy bisa bahagia hidup tanpa adanya dia sedangkan kehidupan Ardan malah hancur setelah istri barunya justru menyelingkuhinya.

Jika kalian berpikir Chika dan Cindy bahagia setelah kepergian Ardan sepertinya hal itu kurang tepat. Anak tiri Ardan tidak terima dengan kematian Ardan itu dan akhirnya melaporkan Zean atas kasus penembakan. Untuk sementara Zean ditahan sampai hasil persidangan nanti keluar. Karena mau bagaimanapun Zean memang terlibat dalam kematian Ardan yang sebenarnya tidak disengaja ini

Sudah seminggu Zean ditahan, sudah seminggu pula ditiap harinya Chika selalu mengunjungi Zean. Chika yang sedang menjenguk Zean ini selalu saja menangis seperti hari

"hei udah ya nangisnya aku gapapa kok disini", ucap Zean lembut, sebenarnya Zean sangat ingin menghapus air mata Chika namun apa daya borgol ditangannya jelas membuat semuanya menjadi sulit

Chika menghapus air matanya sendiri, "Tapi aku tetep gak tega kak. Disini pasti gak nyaman kan, pengab dan gak bebas. Aku tau kakak pasti kesiksa disini. Maaf ya kak"

"Memang gak nyaman. Tapi gak usah minta maaf ini bukan salah kamu, Ini bukti dari ucapan aku dulu yang bilang bakal jamin keselamatan kamu, ayah, sama mami. Justru aku bakal nyesel kalo gak berusaha rebut pistol itu dari tangan papi kamu. Udah ya gak usah nangis terus, masa setiap kesini kamu nangis terus sih. Kan aku jadi sedih juga. Senyum dong Chik biar aku seneng"

"Gimana bisa aku ngerasa seneng liat calon suami aku dipenjara gini"

"Aku gapapa Chik. Ini cobaan buat kita berdua. Makasih ya udah kesini setiap hari aku seneng. Di dalem juga gak terlalu buruk kok, aku masih punya teman ngobrol. Kamu tenang aja aku anaknya gampang adaptasi kok"

"Tapi aku gak suka kakak disini"

"Ya aku juga gak suka disini, aku sukanya disamping kamu soalnya"

"Kak ihhh...."

Walau sulit Zean mencoba menggengam tangan Chika, "jangan tinggalin aku ya Chik tolong tunggu aku nyelesain masalah ini sebentar. Oma, om Cio, tante Shani, Gitan, ayah, sama mami bakal bantu aku juga. Aku janji gak akan lama disini. Aku yakin kita bisa melewati masa-masa sulit ini"

"Aku pasti nunggu kakak kok. Aku gak akan pergi kemana-mana. Aku juga bakal ikut bantu kakak keluar dari sini secepatnya"

"Makasih sayang. Oh ya sekali lagi aku juga mau minta maaf karena aku papi kamu jadi....."

"Stop kak gapapa, semua ini udah takdir. Papi meninggal ya karena emang udah azalnya. Dan aku bersyukur papi sempat minta maaf ke aku dan mami sebelum meninggal itu udah cukup. Karena kalo gak gitu mungkin aku gak akan pernah maafin dia seumur hidup aku. Udahlah sekarang kita fokus ke kakak aja ya. Kita harus bisa buat kakak keluar dari sini secepatnya"

"Iya sayang"

"Maaf mas, mba waktu kunjungan sudah habis", ucap polisi yang bertugas

Chika memajukan bibirnya sedih. Tidak suka rasanya dibatasi seperti ini. Setiap hari Chika hanya punya lima belas menit untuk mengobrol dan bertemu Zean. Arghhh Chika sangat ingin menarik Zean lari dari tempat ini. Atau Chika saja yang ikut masuk ke dalam bersama Zean?. Ah kalau itu bisa sudah Chika lakukan dari kemarin-kemarin.

You're Mine {Chikzee} END ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang