"Miss Voni sakit ya?"
Voni nggak heran kalau dia langsung ditodong pertanyaan saat baru masuk ke kelas. Anak-anak itu polos dan kepeduliannya dengan orang lain begitu tinggi.
Lihat saja. Satu orang yang bertanya, eh yang lain turut bangkit dari duduk. Mereka mulai memerhatikan Voni dan melayangkan pertanyaan serupa.
"Miss kurang bobok?"
"Atau Miss bobok malam-malam ya? Kata Mama, nggak boleh bobok malam-malam. Nanti sakit."
Terkadang anak-anak memang bisa cerewet, tapi Voni nggak merasa terganggu sama sekali. Malah sebenarnya dia merasa senang dengan perhatian itu.
Voni menaruh modul di meja. Mendekati barisan meja para siswa, dia tersenyum seraya menggeleng.
"Miss nggak sakit kok," jawab Voni. "Mungkin Miss cuma kurang bobok saja."
Anak-anak heboh. Mereka geleng-geleng dan keadaan riuh.
"Tuh kan. Nggak boleh kurang bobok."
"Mas aku sering nggak bobok malam. Matanya jadi hitam. Mirip hantu di tv. Ih! Takut."
"Gimana kalau Miss nanti jadi mirip hantu juga?"
Sama seperti biasa, pasti selalu ada pertanyaan aneh yang membuat tawa pecah. Voni dan para siswa berpaling pada Selina Ayu Rustika. Dia cengar-cengir dengan dua tangan terangkat dan tersenyum pura-pura menakuti.
"Hihihi. Siapa yang nggak kerjain PR Miss?"
Voni mengusap kepala Selina, membalas gurauan itu dengan senang hati. "Miss akan datangi anak yang nggak kerjain PR."
Semua siswa buru-buru mengangkat buku tugas. Kompak, mereka berkata.
"Sudah, Miss."
"Nggak lupa dong kerjain PRs."
"Bagus," puji Voni. "Kalian memang rajin semua."
Bila ada satu alasan mengapa Voni suka mengajar anak-anak, maka itu pastilah energi positif yang mereka berikan. Anak-anak polos selalu punya cara untuk memberikan membangkitkan suasana. Dia yang sempat merasa letih dan nggak bertenaga seketika bersemangat lagi dengan celetukan mereka. Sayangnya, Voni justru merasa letih yang semakin menjadi-jadi setelah kelas berakhir.
Voni tersenyum samar ketika berpapasan dengan rekan kerjanya yang bernama Morin Juanita di lorong. Samar, Morin menyapa basa-basi. Voni membalas seadanya sementara tatapannya nggak lepas dari tas yang dipakai Morin.
Langkah Voni terhenti. Dia berusaha mengingat sesuatu, tapi satu sapaan membuyarkan pikirannya.
"Ni."
Voni berpaling dan mendapati Tora yang muncul dari pantri. Cowok itu menghampiri.
"Udah selesai ngajar?"
Voni mengangguk. "Baru saja. Sekarang aku haus."
"Buruan minum," lirih Tora seraya melihat jam tangan dan membuang napas. "Sebentar lagi kelas aku mulai."
Tora ada jam mengajar di pukul tiga sore itu. Dia sudah berniat untuk beranjak ke ruang guru dan mengambil modul, tapi Voni menahannya.
"Oh iya, Tor. Ada yang lupa aku bilangin."
Tora harus mengurungkan sejenak niatnya. "Apa?"
"Ehm kapan hari Kalil ada pesan sama aku. Katanya kita jangan lupa buat laporan sama Mbak Syibil."
"Laporan apa?" tanya Tora dengan dahi sedikit mengerut.
"Soal kita tukaran jam," jawab Voni. "Katanya kita harus lapor gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hunky Dory 🔞 "FIN"
RomanceCerita ini turut serta dalam event tahunan Karos dengan tema Zodiak. Blurb: Ada satu ungkapan: Memang baik jadi orang penting, tapi lebih penting jadi orang baik. ~ Cuma gimana ya? Masalahnya tiap orang itu punya kamus berbeda dalam mengartikan kata...