(44) 8. Dikit Demi Sedikit Lama-Lama Jadi Menggigit 2

408 113 33
                                    

Sesuai dengan informasi yang Voni baca, motif tengkawang ampiek adalah salah satu motif batik terkenal dari daerah Kalimantan Timur. Dalam bahasa Kutai, ampiek berarti ukiran kayu. Di lain pihak tengkawang adalah pohon sejenis meranti merah yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan sehingga sering digunakan dalam bidang makanan, kosmetik, dan obat-obatann.

Voni:
Jadi apa karena itu Mami Kakak kirimin aku batik ini?

Kak Ugooo:
Hahaha.
Entah ya.
Mungkin iya mungkin juga nggak.

Voni:
Bilang makasih aku untuk Mami Kakak.
Aku suka banget.

Kak Ugooo:
Syukurlah kalau kamu suka.
Nanti aku bilang sama Mami.

Voni mengulum senyum. Balasan terakhir Ugo membuatnya memejamkan mata dan menyambut mimpi dengan perasaan amat ringan. Ia merasa tenang. Pun damai.

Kelihatan jelas kok. Aura di sekitar Voni kayak bercahaya gitu. Akhir-akhir ini dia lebih semangat dan ceria. Kayak hidup nggak ada masalah gitu. Seenggaknya itulah yang dilihat sama Tora.

Dia anteng-anteng saja. Dia diamin aku dan terus ngambek, tapi dia malah hahahihi sama hp?

Bukan hiperbola. Nyatanya siang itu Voni memang lagi hahahihi sama ponsel. Persis kayak gerutuan Tora.

Kak Ugooo:
Hahaha.
Kamu belum siap-siap ngajar?

Voni:
Ini baru mau siap-siap kalau Kakak berhenti buat aku ketawa.

Kak Ugooo:
Sip!
Aku juga mau lanjut.
Selamat mencerdaskan kehidupan bangsa, Bu Guru.

Voni buru-buru menutup mulut saat baca balasan Ugo. Dia nggak mau ketawanya jadi nyembur beneran. Apalagi karena memang sudah mendekati jam kelasnya.

"Ehm. Modulnya mana? Modulnya ada di sini."

Bertanya sendiri, eh menjawab sendiri. Mana suaranya naik turun kayak pake melodi. Voni sukses buat Tora mendengkus nggak percaya.

Tora berkacak pinggang saat Voni keluar dari ruang guru. Dia masih bersenandung dengan senyum lebar sementara Tora sebaliknya.

"Ada apa sih sama Voni?"

*

Lantai 13 lagi dalam masa-masa sibuk. Orang-orang hilir mudik dengan dengan kerepotannya masing-masing. Ada yang mendorong gantungan baju beroda, membawa sekotak aksesoris, dan juga ngasih pengarahan ke tiga orang model cewek yang akan difoto.

Vilma Carolina sebagai editor senior fesyen untuk majalah H&H sedang menjelaskan detail pemotretan siang itu. Dia mengarahkan pose-pose yang diinginkan. Belajar dari kekhilafan bulan lalu, dia nggak mau lepas tangan gitu saja untuk gaya dan posisi yang akan dibidik sama fotografer.

Berkaitan dengan foto Zevanya Indri yang tempo hari ngeyel buat tampak sebadan-badan, sekarang Vilma benar-benar berdiri tegak di depan para model. Dia kasih arahan dan nanya bener-bener kalau semisalnya ada yang keberatan.

"Ck. Vilma memang keren banget kalau lagi kerja. Kelihatan karismatik."

Ugo yang akan menjadi fotografer pemotretan untuk rubrik fesyen H&H berpaling. Ada Arden yang tiba-tiba udah datang menghampiri dengan mata yang terpesona gitu. Mana pake acara berdecak dan geleng-geleng lagi.

"Semua cewek kayaknya selalu bisa narik perhatian kamu."

Arden melirik geli. "Benar. Cewek itu memang makhluk penuh pesona. Sayangnya nggak bisa dimiliki semua."

Hunky Dory 🔞 "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang