◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅⃝◌
"Pagi, Ni!"
Seruan hangat itu membuat Voni yang lagi nyapu teras berpaling. Tepatnya ke pintu pagar di mana ada Lani yang lagi-lagi datang dengan piring di tangan.
"Eh, Tante!"
Voni terpaksa meninggalkan sapu sejenak. Dia buru-buru berlari demi membuka pintu pagar. Lani kelihatan kesulitan membuka kuncinya.
"Tante bawain pisang goreng."
Lani menyodorkan piring dan Voni menyambutnya berseri-seri. Tampak senang.
"Wah! Tante tau aja deh kalau Papa kemaren minta aku buatin pisang goreng," kata Voni tersenyum. "Jadi nggak perlu repot-repot deh kalau sudah dibawain Tante."
Bola mata Lani membesar. "Serius?"
"Iya. Kemaren Papa memang minta aku masakin pisang goreng, tapi belum ada pisangnya. Untung ada Tante. Makasih banyak, Tan."
"Biasa saja," ujar Lani tersipu. "Cuma pisang goreng kok."
Bukan cuma pisang goreng. Voni sebagai anak, tau banget gimana sukanya Giri dengan pisang goreng. Jadi nggak heran kalau semasa ibunya masih ada, pisang nggak pernah absen di dapur. Pasti selalu ada.
Voni sih sebisa mungkin buat meneruskan tradisi itu. Cuma gimana ya? Apalah dia dibandingkan dengan mendiang Kanti. Dia nggak setelaten sang ibu.
Apalagi Giri pun nggak memaksa Voni. Dia tau Voni sibuk dan punya kegiatan sendiri. Selain itu dia juga agak khawatir kalau melihat keberadaan pisang nggak putus-putus di dapur. Takut mendadak sedih gitu.
Ssst! Voni tau banget semelankolis apa Giri kalau itu berkaitan dengan mendiang Kanti. Bahkan taman bunga masih dirawat dengan baik sampe sekarang.
Jadi nggak heran kalau Voni berharap dapat suami seperti Giri nanti. Nggak cuma jadi ayah yang baik buat anak-anak, tapi suami yang tepat untuk istrinya.
Harapan Voni besar banget kalau itu adalah Tora. Gimana ya ngomongnya? Tora itu sosok cowok idaman banget nggak sih?
"Ni! Ayo, makan bareng! Aku udah beli makan siang."
Tuh kan. Baru saja diomongi, eh udah kejadian aja. Tora datang-datang sudah ngasih perhatian saja. Voni kan jadi speechless gitu dibuatnya.
"Kamu beli apa?"
Voni langsung bangkit dan menghampiri Tora yang memamerkan kantung makan siang.
"Makanan kesukaan kamu," kata Tora bangga. "Ayam panggang."
"Wah!"
"Kita makan sekarang? Mumpung pantri kosong."
Voni menerima tawaran itu dengan penuh semangat. Terlepas fakta bahwa baru sama beberapa malam yang lewat dia kekenyangan gara-gara ayam panggang, yang satu ini tentu saja memiliki kesan berbeda. Dibeliin Tora gitu. Gimana Voni nggak jadi semangat 45 buat makan siang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hunky Dory 🔞 "FIN"
Roman d'amourCerita ini turut serta dalam event tahunan Karos dengan tema Zodiak. Blurb: Ada satu ungkapan: Memang baik jadi orang penting, tapi lebih penting jadi orang baik. ~ Cuma gimana ya? Masalahnya tiap orang itu punya kamus berbeda dalam mengartikan kata...