Kak Ugooo:
Kenapa sama cowok kamu?Voni memejamkan mata dramatis. Bukan karena kelilipan debu, tapi karena pertanyaan bernada tebakan itu memang benar. Alasan dia hubungi Ugo ya memang karena Tora.
Balasan udah diketik. Cuma Voni hapus. Terus dia ketik ulang. Terus hapus lagi. Gitu aja terus sampe dia akhirnya tiba di rumah dan kepikiran.
Kata orang nggak boleh curhat soal pacar ke cowok lain.
Voni buang napas dan menyerahkan kembali helm ke ojol tanpa lupa ngucapin makasih. Dia masuk seraya mikir mungkin nggak seharusnya dia ceritain soal Tora ke Ugo. Apalagi karena kayaknya Ugo makin lama makin tau banyak.
Salah-salah ntar malah jadi kebablasan nggak sih?
Orang-orang sering ngomong gitu loh. Curhat soal pasangan ke lawan jenis itu perangkap setan. Ujung-ujungnya nanti malah jadi nyaman dan perasaan jadi berbelot.
Perasaan?
Nggak tau deh perasaan apa yang bakal berbelot. Sekarang kalau ingat dan lihat Tora, bawaan Voni cuma ada rasa kesal. Apa rasa kesal itu yang bakal berbelot ke Ugo?
Rumah dalam keadaan sepi pas Voni pulang. Jordi belum balik dari ruko. Ciko mungkin juga pulang terlambat—kayaknya sih lagi sibuk praktikum lapang. Cuma ada Giri yang baru saja selesai mandi setelah mengurus taman.
Voni langsung mandi dan mengenakan pakaian khas rumahan yang nyaman—perpaduan celana pendek dan kaus longgar. Setelahnya dia berkutat dengan pekerjaan dapur. Ada makan malam yang harus disiapkan.
Pagi tadi Voni udah siapin ikan kembung. Malam itu dia tinggal panggang dan jadi deh menu sehat buat Giri.
Selain itu ada sayur sup dan juga sambal kecap. Nggak butuh waktu lama, semua menu udah tersaji di meja makan. Siap untuk disantap kapan pun.
Voni mengetuk pintu kamar Giri dan melongok. "Pa, makan malam udah siap."
"Ah, mungkin nanti saja," kata Giri sambil bangkit. Dia lihat jam dinding dan menaruh undangan yang tadi dibaca. "Jam tujuh ini ada rapat RT."
"Rapat RT?"
"Iya. Mungkin mau bahas rumah di ujung itu. Akhir-akhir ini sering nyalakan musik sampai yang lain terganggu."
Voni manggut-manggut. Perumahan tempat tinggal mereka sebenarnya tergolong aman dan menyenangkan, tapi bukan berarti nggak ada masalah. Seenggaknya maling helm dan tetangga gaduh masih ada di sini.
"Papa pergi dulu."
Voni nggak lupa menyalami tangan Giri sebelum sang ayah pergi. Sekarang tinggal dia seorang diri di rumah.
Kerasa sepi dan sunyi. Voni pun jadi nggak nafsu buat makan kalau hening kayak gitu. Jadi dia putusin buat nonton saja.
Televisi sedang menayangkan iklan saat Voni mendengar ketukan samar. Dia langsung bangkit dan kehadiran seseorang di ambang pintu membuat tercengang.
"Kak Ugo?"
Ugo masuk seraya menenteng satu kantung plastik hitam. Ada bambu-bambu yang menunjukkan diri berikut aroma khas yang nggak asing, menguarkan kelezatan.
"Masih mau kan satenya?"
Voni bengong. Masih agak nggak percaya kalau Ugo datang, eh sekarang cowok itu malah berdiri tepat di hadapannya sambil mengacungkan makanan berkuah kacang tepat di wajah.
Aroma lezat semakin menjadi-jadi terhirup. Masuk. Terus masuk sampai—
Kruuuk!
Voni dan Ugo kompak nunduk. Tujuan mereka satu. Yaitu, perut Voni yang mendadak bergemuruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hunky Dory 🔞 "FIN"
RomanceCerita ini turut serta dalam event tahunan Karos dengan tema Zodiak. Blurb: Ada satu ungkapan: Memang baik jadi orang penting, tapi lebih penting jadi orang baik. ~ Cuma gimana ya? Masalahnya tiap orang itu punya kamus berbeda dalam mengartikan kata...