V

1.9K 210 15
                                    

Pagi-pagi sekali ruangan Lab sudah sibuk dengan aktifitas dari para ilmuan yang bertugas.

Tak terkecuali Renjun, ia sedang dengan sangat hati-hati menuang beberapa cairan dari tabung ke tabung untuk melihat reaksi yang ada, mencatat secara detail setiap perubahan yang terjadi.

Hingga pandangannya teralih pada Wooyoung yang menuangkan H²O² (Hidrogen Peroksida) Pada tabungnya ke asam sulfat dengan perbandingan yang tidak sesuai, ia memang di minta untuk membuat larutan piranha oleh prof. kim tadi untuk menghancurkan beberapa barang hasil penelitian yang tidak diperlukan dan tak bisa mengurai begitu saja.

Renjun ingin menghentikan Wooyoung karena takut menghasilkan ledakan dari tidak ketelitian itu. Namun terlambat, cairan itu sudah bereaksi dan mendidih hingga meluap dari tabung. Cairan Caro's Acid itu pun mengenai tangan Renjun yang sedang tidak menggunakan sarung tangan.

"Akh!" Rintih Renjun saat tangannya terasa panas yang luar biasa karena terkena cairan tersebut.

"Ya! apa kau gila, hah?" San membentak Renjun cukup lantang dan langsung membawanya ke keran sink, mengalirkan air pada tangan Renjun yang terkena cairan tersebut cukup lama.

Wooyoung dan beberapa Aibe lain membersihkan ke kacauan tersebut.

"Anda harusnya hati-hati bila ingin membuat ini, lihat prosedurnya baik-baik." Ujar Aibe Jisung dengan nada yang cukup dingin pada Wooyoung.

Prof. Kim langsung meminta Aibe Taeyong untuk mengantarkan Renjun keruang perawatan agar lukanya cepat ditangani karena Aibe Taeyong pun termasuk ahli medis.

"Sudah tidak apa, untung tindakanmu cukup cepat menghentikan Wooyoung, mungkin akan berakibat lebih fatal nantinya. Walau kau harus sedikit berkorban." Renjun hanya membungkam seakan enggan berkomentar. Ia cukup kesal saat dibentak San padahal itu bukan salahnya dan ia harus mendapatkan luka karena si bodoh wooyoung.

"Kau ingin kembali ke lab?"

"Renjun kau tak apa!?" Suara itu datang mengintrupsi keduanya.

"Commander." sapa Aibe Taeyong yang melihat Mark datang dengan tergesa dan langsung menangkup pipi ilmuan muda berpipi cukup gembil itu.

Renjun menggeleng cukup cepat. Ia tak menduga hal ini langsung sampai ke telinga Mark yang notabennya berada di posisi ruangan yang cukup jauh dari lab.

"Sudah diobati, tidak perlu khawatir dengan adikmu." Ujar Aibe Taeyong yang merapihkan perlengkapannya.

"Aku akan kembali ke lab, kau sebaiknya beristirahat saja Renjun sshi." Usul Aibe Taeyong.

"Iya, sekali lagi terima kasih." ucap Renjun sebelum Aibe Taeyong meninggalkan ruangan.

Helaan napas terdengar dari mulut Mark dan jelas hal itu membuat Renjun menjadi tak enak hati.

"Maaf hyung, udah bikin kamu khawatir."

"Tidak, tidak perlu meminta maaf. Kadang rasa takutku cukup berlebihan bila itu menyangkut tentangmu. Aku sedikit tidak bisa mengendalikan diri."

"Hyung..."

"Aku bersyukur kamu tak apa, sekarang kamu ke kamar ya, istirahat."

Renjun hanya mengangguk seolah ucapan Mark adalah perintah untuknya.

Perasaan aneh merenggut hati Renjun saat ia duduk sendiri di kamarnya. Ini seperti perjalanan yang sia-sia karena hari pertama penelitiannya tidak berjalan dengan baik. Belum lagi ancaman yang ia dapatkan dari San, seniornya yang garang itu semalam. Sedikit membuat beban di punggungnya.

Renjun mengaktifkan layar hologram dari meja kerjanya lalu menekan icon glass roof. Atap dan dindingnya pun bergerak, menampilkan pemandangan hutan yang terlihat menyejukkan baginya. Ternyata tak kalah indah dari pemandangan malam. Hutan yang terlihat hijau dengan beragam tumbuhan di luar sana

Who Am I? [JaeRen] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang