XI

2K 202 6
                                    

Kicauan burung terdengar begitu riang pagi ini, hal yang belum pernah Renjun dengar kala pagi hari. Suara penanda dari jam digital di rumahnya menjadi alarm untuknya bangun. Namun kali ini berbeda, pendengarannya menangkap kicauan burung dan tawa canda anak-anak yang bermain diluar sana. 

Renjun mengerjap saat sinar matahari pagi menerpa wajahnya, dan cukup terkejut melihat sosok yang tertidur pulas di sampingnya dengan lengan kekar yang melingkar di pinggang ramping Renjun. 

Ia membekap mulut yang hampir saja mengeluarkan suara. Wajahnya memerah menatap jarak yang begitu intim di antara mereka. Ia tak begitu mengingat apa yang terjadi kemarin, cukup heran kenapa waktu bergulir dengan begitu cepat. 

tok

tok

Renjun menoleh mendengar suara pintu dari pondokan ini di ketuk, secara perlahan beringsut dari tepat tidur agar tak membangunkan sosok yang hampir membuat jantungnya mencelus pagi ini. 

“Renjun ah sini ikut aku.” Ucap Ten dengan semangat yang langsung menyerbunya saat membuka pintu. Ten menariknya ke pondok pondok milik Haechan dan di sana sudah ada sang pemilik pondok yang menjejerkan beberapa pakaian. 

“aku dan Haechan sudah menyiapkan ini untukmu.” ucapnya yang lalu menyandingkan beberapa baju untuk Renjun. Sedangkan Haechan tak begitu banyak omong, ia masih terlihat canggung dengan sosok yang mungkin mengenal alphanya ini. 

“untuk apa?” tanya Renjun sedikit bingung, ia masih dalam kondisi terkejut akan perlakukan mendadak mereka, namun hal yang lebih membuatnya tercengang adalah baju dengan ukuran yang membuatnya sedikit tenggelam saat ini. 

“liat, Jaehyun benar-benar tidak perhatian dengan omeganya. masa kamu di kasih baju miliknya yang besar ini.” 

Renjun terdiam, mencoba mengingat kejadian kemarin. seingatnya ia masih mengenakan baju miliknya sebelum menemui Jaehyun, meski ia tak bisa ingat bagaimana ia bisa kembali setelahnya. 

“cepat coba satu.” Renjun mencoba untuk menuruti perintah Ten. Ia awalnya cukup bingung mengenakan pakaian yang jauh berbeda dari dirinya dulu selama di distrik. Untung saja Ten dengan cepat membantunya hingga ada sosok lain yang masuk ke pondok milik Haechan. Anak kecil yang membawakan bunga dan beberapa kaleng kecil berisi tinta berwarna warni. 

“Mama aku sudah buat ini sama Jaemin hyung dan Nono hyung.” ucapnya yang menghampiri Ten. Mata Renjun membulat, jelas hal itu membuatnya terkejut. 

“Terima kasih Lele sayang.” balas Ten yang lalu mengecup kedua pipi anaknya. “Ya sudah kamu main lagi sana sama yang lain.” 

“Un!” Anak itu pun pamit untuk kembali bermain dengan teman-temannya. Haechan hanya tersenyum melihat melihat lucunya Chenle anak dari Ten dan Johnny. Bahkan sempat mencubit gemas pipi anak itu saat masuk. 

“Ma..ma?” pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Renjun. 

“Kau juga akan memilikinya nanti.” balas Ten dan sontak membuat Renjun semakin mendelik terkejut. 

“Kita adalah sosok omega yang akan mengandung dan melahirkan anak dari alpha kita.”

“tunggu? kita? maksudnya kalian, atau aku juga? dan omega, apa itu omega?” Brondong Renjun yang masih belum sampai ke otaknya. 

Renjun di bawa pada sebuah pantulan cermin di sudut kamar milik Haechan. Ten menunjukan ada sebuah tanda di leher milik renjun yang tak begitu berbeda dengan milik Ten. 

“I-ini apa?” Renjun cukup terkejut, memegang dengan bingung tanda di lehernya. 

“Itu tanda ikatan dari Jaehyun untukmu.”

Who Am I? [JaeRen] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang