XIX

1.2K 101 1
                                        

Mark melakukan shifter dengan sisa tenaganya yang belum begitu pulih, mendorong bebatuan tebal yang menghalangi goa tersebut.

Kini terasa lebih terang dengan pencahayaan yang keluar dari mata AiBe Jisung. Para anak yang ada di goa itu pun terdiam dan cukup takjub dengan cahaya itu.

Untung saja kerusakan yang terjadi hanya di muka goa.

"Hyung..." Haechan meringis melihat Mark yang terlihat lunglai, beberapa omega yang ada di sana termasuk Haechan pun melakukan shifter untuk membantu Mark.

Renjun siaga menopang tubuh Songhwa yang masih lemas, serta bayi dalam gendongnya. Anak-anak yang lain mengerubungi AiBe Jisung karena penasaran.

Para werewolf itu berusaha mendorong batu-batu itu namun tetap nihil, reruntuhan itu sangat tebal menutup mulut goa.

"Tolong kalian menyingkir, akan saya coba," ucap AiBe Jisung yang tak melakukan pergerakan sedikit pun dari tempatnya, ia hanya membelokan arah kepalanya. Para werewolf menyingkir sesuai perintah dan kembali pada wujud mereka semula,  seketika warna sinar dari mata AiBe Jisung pun berubah merah. Meledakan bebatuan itu seketika. Anak-anak yang terlihat panik segara memeluk ibu mereka. Berbeda dengan Chenle yang justru memeluk Aibe itu.

"Maaf mengejutkan," Jisung menepuk-nepuk punggung Chenle seperti yang di lakukan para omega itu ke anaknya.

"Ayo kita keluar dulu dari sini dan cari tempat pesembunyian yang lain." Ten berusaha memberi instruksi yang lalu membawa para omega dan anak-anak itu keluar dari goa. Haechan pun memapah tubuh Mark yang belum sepenuhnya pulih dan juga Ten yang membawa Songhwa.

Semua berbondong-bondong saling membantu, berlari untuk menjauh. Namun langkah mereka di kejutkan dengan guncangan hebat  yang datang semakin dekat, bahkan mereka tercengang melihat sosok besar yang kini meraung dengan rasa sakit yang sulit di artikan.

"Elder..." gumam beberapa omega di sana, berbeda dengan Renjun yang seluruh tubuhnya gemetar. Pikirannya kalut dengan rasa takut, hanya satu yang ada dalam benaknya, sosok Jaehyun entah kenapa hatinya seperti tercabik.

"Jae... Jaehyun hyung... Jaehyun hyung!" jeritnya histeris saat merasa koneksinya terputus dengan alphanya itu. Ia pun tersimpuh di tanah dengan isak tangis.

"Renjun..." lirih Mark, melihat feromon kesedihan yang mendalam dari sosok yang ia anggap adiknya itu meski belum sepenuhnya ia mengerti tentang apa yang terjadi saat ini.  Yang lain pun hanya bisa terdiam dan menerka apa yang dirasakan omega milik pemimpin pack mereka.

Namun tak lama, sosok besar yang meraung kini memusatkan perhatian perkumpulan omega dibawah sana, mata yang menyala itu terkunci pada sosok Renjun yang masih terisak menangis di tanah.

"Kalian cepat menyingkir!" teriak Mingi saat ia baru sampai dengan Jaemin, Renjun pun di tarik Jaemin untuk segera pergi meninggalkan tempat.

Hanya berjarak beberapa langkah, semua kembali tersungkur dengan guncangan hebat yang diberikan oleh elder terdahulu itu. beberapa pohon tumbang hingga beberapa omega pun terluka saling melindungi. Jaemin, Mingi, dan Mark yang kondisinya belum 100% pulih hanya berusaha menolong untuk melarikan diri. Mereka sadar, Elder yang kehilangan akalnya itu bukan tandingan mereka.

Bahkan AiBe Jisung pun kini hampir kehilangan daya tenaganya karena terlalu berlebihan menggunakannya.

.

.

.

San tidak bisa berkutik melihat saat ia tekepung kawanan serigala yang tak merubah wujud sedikit pun. Haruskah ia mati saat ini? pikirnya. Mungkin memang sudah garis takdirnya sama seperti kedua orangtuanya, mati di tangan monster mengerikan itu.

Who Am I? [JaeRen] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang