3. Perpisahan

12K 1K 12
                                    

Vote, Komen, and happy reading 🧡
.
.

Vote, Komen, and happy reading 🧡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Dateng juga lo cabe-cabean?" Raka lelaki tinggi menyapa Harrel yang baru sampai dengan motornya. Harrel tak tersinggung justru tersenyum menggoda.

"Hai sayang, duh ganteng banget sih, Rak, tapi lebih ganteng lagi kalau nggak curang." Ryuna dan Yara tertawa pelan melihat Harrel dengan santainya mencolek dagu lawannya itu seraya memberikan kedipan mautnya.

"Sialan,nggak usah pegang-pegang!" bentak Raka.

"Galak kamu mas, yuk kita tanding sekarang. Karena ini malam terakhir gue di Bandung, harusnya lo menangin ya, Rak. Masa sepanjang hidup lo nggak pernah menang dari gue." Harrel menaik-turunkan alisnya untuk menggoda lawannya malam ini.

"Nggak usah bacot! Langsung aja." Raka berdiri dan meraih sarung tangan, serta helmnya. Sedangkan Harrel berjalan santai mengikuti lawannya itu menuju motor masing-masing.

Kedua orang itu sudah siap diposisi masing-masing, Harrel menoleh ke samping memperhatikan Raka yang menatapnya tajam. Harrel tersenyum miring, melihatnya, namun matanya memberikan kedipan pada lelaki itu.

"SIAP?!"

Suara perempuan berpakaian minim menginterupsi, membuat Harrel menurunkan helm full face nya. Jemarinya selalu siap pada pedal gas motor, dan kakinya sedang siap melecut.

"MULAI!"

Satu kata itu membuat keduanya melecut motor secepat mungkin, diiringi tepukan tangan dan dukungan dari kubu masing-masing. Harrel dan Raka bersaing sengit, sedangkan Ryuna dan Yara menonton santai seraya menikmati kripik kentang berdua. Mereka juga yakin Harrel menang.

Lama menunggu kedua orang yang sedang bertanding itu tampak kembali. Harrel dan Raka bersaing ketat karena posisinya dekat-dekatan dengan Raka yang memimpin.

Melihat itu anggota geng Raka berteriak heboh, karena merasa kemenangan ada pada mereka malam ini. Ryuna dan Yara saling pandang kemudian tertawa keras mendengar kehebohan itu.

"HARRELL!!!"

"YOWW!! MENANG LAGI!!"

Ryuna dan Yara semakin keras tertawa karena melihat Harrel tiba-tiba menyalip Raka, yang hampir mencapai garis finis. Sudah jelaslah Harrel pemenangnya. Belum ada yang bisa mengalahkan lelaki itu, Harrel si raja jalanan Bandung.

"Bangsat!" umpat Raka melempar helmnya ke jalanan dan melecut motornya pergi. Sisa anggotanya memungut helm itu dan juga menyusul bos mereka.

"Yah gue ditinggalin, belum salam perpisahan." Harrel memasang wajah sok kecewanya ketika para lawannya itu beranjak. Ryuna dan Yara kompak menggeplak kepala Harrel seraya tertawa. Lalu ketiganya beranjak menuju basecamp untuk acara perpisahan Harrel.

***

Keadaan basecamp sudah hening karena semua orang sudah pulang, hanya tersisa Ryuna, Yara dan Harrel disana. Malam ini mereka tidak mabuk, hanya ada soda dan beberapa snack untuk menemani perpisahan mereka. Ah lupa, seblak teh  Rini juga, tentunya atas permintaan Harrel. Walaupun sebagian besar anggotanya itu mengumpat dalam diam saat diajak makan seblak jam 1 dini hari begini.

Harrel merebahkan kepalanya di paha kanan Ryuna, sedangkan Yara di paha kiri Ryuna. Gadis itu mengelus-elus kedua kepala sahabatnya itu. Harrel merasa nyaman, membuatnya mengantuk, namun ia tak ingin tidur.

"Kita beneran harus pisah ya?" tutur Harrel.

"Cuman Jakarta Rel, sama motor aja cuman 4 jam-an." Ryuna terkekeh pelan melihat wajah cemberut Harrel. Oke, Ryuna punya rahasia, sebenarnya Harrel itu imut, tapi Ryuna tak akan mengakuinya nanti Harrel semakin besar kepala.

"Lo mah, emang nggak sayang gue. Masalahnya bukan jarak, tapi suasana tau." Harrel kembali melankolis lagi, membuat Yara bangkit dari tidurnya.

"Jangan sedih gitu dong, kalau ada waktu kami bakal ngunjungin lo." Harrel mendongak sedikit untuk melihat Yara.

"Kenapa kalian nggak ikutan sama gue juga?" Ryuna menyentil kening Harrel tanpa dosa, membuat lelaki itu meringis seraya mengusap-usap keningnya.

"Kalau kita semua ke Jakarta, yang ngurus anak-anak siapa? Lagian gue nggak bisa, Rel. Bonyok mana mungkin ngizinin." Harrel menghela napas berat, sungguh ia tak ingin meninggalkan Bandung. Banyak hal yang sudah ia lalui disini. Ada rasa sakit, sedih, bahagia, kekeluargaan,dan persahabatan.

"Jangan sedih dong, kita juga jadi sedih nih." Harrel bangkit kemudian memeluk kedua gadis itu. "Makasih kalian udah mau jadi sahabat, saudara, dan keluarga gue selama disini."

"Iya, walaupun sebenarnya gue nggak mau punya keluarga kayak lo," balas Ryuna.

"I HATE YOU 3000 RYUNA!" Harrel berteriak membuat Ryuna dan Yara tertawa keras. Akhirnya malam ini dihabiskan oleh tiga sekawan itu untuk bercerita dan bernostalgia dengan pertemuan mereka. Hingga membahas hal-hal random yang menutup perpisahan mereka tanpa tidur hingga pagi menyapa.

***

***Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Tbc

Merrel | Markhyuck AU(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang