Bonchap: Tak Pernah Ingkar

8.4K 638 43
                                    

Panjang ini woi!

Vote, komen, and happy reading🧡

.
.


Bosan. Harrel merasa sangat bosan karena menunggu kepulangan Melvin. Katanya hari ini adalah jadwal terakhir semester pendek Melvin, dan artinya ia bisa menikmati liburan sebelum Harrel kuliah lagi. Tak apa meskipun hanya seminggu, karena mereka berdua sibuk setelah menikah. Ah bukan mereka, hanya Melvin yang sibuk, ikut semester pendek dan berbicara soal pembukaan cafe maminya.

"Kapan pulangnya sih, pengen seblak." Harrel berguling-guling di sofa panjang, melampiaskan rasa bosannya. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan sampai sekarang Melvin belum pulang.

"Jangan-jangan dia selingkuh!" gumam Harrel.

"Gak mungkin juga sih," sambungnya kemudian.

Harrel meraih ponsel untuk menghilangkan kejenuhan, menonton musik video dan memutar lagu Andmesh di sana. Untung saja YouTube nya premium, hingga tak ada iklan menyebalkan yang mengganggu per-galau-annya.

Alunan musik itu terdengar nyaring, karena memang apartemen Melvin kedap suara dan hanya ada dirinya sendiri. Menilik ke arah balkon, Harrel meneguk ludah, melihat langit yang sepertinya akan turun hujan. Tak lama ia juga melihat kilat menyambar. Harrel tiba-tiba ketakutan, bukan karena petir, ia hanya takut jika listrik mati.

"Jangan mati lampu, jangan mati lampu, please..." Harrel bergumam seraya memejamkan mata, alunan musik masih terdengar mengiringi perasaan gelisahnya.

"Sayang." Suara khas Melvin membuatnya sontak membuka mata.

"MAS! Akhirnya pulang juga!" Harrel langsung menerjang tubuh jangkung Melvin untuk memeluknya.

"Kenapa sayang? Takut?" Harrel menggeleng, ia semakin menyamankan posisi pelukkannya meskipun sekarang keduanya sedang berdiri dengan Melvin yang agak kesusahan karena memegang dua kantong plastik berisi makanan.

"Kok lama?" tanya Harrel.

"Maaf ya, tadi ke tempat mami dulu, cafe mami lagi rame. Dan ini juga berita bagus buat kita." Harrel mengangguk, lalu menjauhkan dirinya dari Melvin. Membiarkan pemuda itu meletakkan belanjaan di meja terlebih dahulu.

"Tadi kenapa? Gue liat lo ketakutan." Harrel menggeleng, dan Melvin peka akan hal itu. Ia kemudian membawa Harrel kembali duduk di sofa.

"Gak papa mas, tadi kan ada petir, takut mati lampu, tapi serius gak papa," jawab Harrel.

"Beneran? Ingat kan janjinya."Melvin memastikan lagi.

"Gue gak papa. Gue juga ingat kok, apapun yang terjadi selalu ngasih tau lo, itu kan?" Harrel tersenyum kecil pada Melvin, membuat pemuda itu ikut tersenyum.

"Bagus kalau gitu. Udah makan?" tanya Melvin.

"Pengen seb--"

"Iya sayang ini, udah dibeliin." Melvin meraih kantong plastik warna hitam berisi seporsi seblak. Manik coklat Harrel berbinar melihat makanan itu, langsung saja ia mengambil sendok untuk menyantap seblak segera.

"Ekhem.."Sendok itu tertahan di depan bibir Harrel ketika mendengar dehaman Melvin. Harrel cengengesan lalu meletakkan kembali sendoknya, dan mengatupkan kedua tangan. Kebiasaan yang diajarkan Melvin setelah mereka menikah.

"Dibiasain sayang," ujar Melvin.

"Iya mas."

"Gue mandi dulu ya, ada yang mau gue omongin nanti."

Merrel | Markhyuck AU(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang