26. Lagi?

7.2K 685 27
                                    

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

Vote, komen, and happy reading 🧡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harrel meremat ponselnya kuat, emosinya bergejolak ketika melihat postingan base kampusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Harrel meremat ponselnya kuat, emosinya bergejolak ketika melihat postingan base kampusnya. Suara dosen menjelaskan diabaikan Harrel begitu saja. Mata coklatnya mengkilat tajam, di otaknya sedang terbayang cara menyenangkan untuk menghajar gadis itu.

"Pak, izin ke kamar mandi." Harrel menginterupsi membuat dosen itu berdecak pelan.

"Silahkan." Harrel berdiri, kemudian menunduk ke arah Naren. "Nanti bawain tas ya, Na. Gue nggak balik." Naren sontak terkejut, baru saja ia akan bertanya sahabatnya itu sudah dulu beranjak keluar.

Harrel berhenti ketika melihat Soya berjalan beriringan dengan Melvin. Lelaki manis itu menunggu, hingga mereka berdua berpisah jalan. Setelah kepergian Melvin, Harrel menghampirinya.

"Mau lo apa bangsat?!" Tanpa apa-apa Harrel langsung mengeluarkan amarahnya.

"Waw, take it easy, Rel. Gue bahkan belum mulai, lo udah meledak-ledak aja." Soya tersenyum remeh ke arah pemuda yang jauh lebih tinggi darinya.

"Gue tanya sekali lagi, mau lo apa?!"

"Lo menderita. Lo harus menderita seperti yang gue rasain." Soya berkata, namun pandangan matanya berubah ke arah Harrel.

"Kenapa? Kenapa lo ingin itu? Gue nggak pernah merasa punya salah sama lo, kenapa lo datang lagi." Soya terkekeh kecil, wajah angkuh masih terlihat di raut mukanya. Perempuan itu tertawa saja menanggapi pertanyaan Harrel.

"Jawab gue bangsat!" Harrel melayangkan tamparan keras untuk Soya. Sudut bibirnya terluka, karena Harrel bukanlah orang yang bisa menahan tenaga jika emosi.

Soya semakin tertawa, jemarinya mengusap pelan darah yang mengalir. "Lo ninggalin gue." Mendengar itu Harrel semakin emosi, ia tak pernah meninggalkan Soya karena perempuan itulah yang meninggalkannya.

"Gue akan hancurin hidup lo, melalui Melvin."

Bugh

Harrel menendang perut Soya, ia tak peduli dengan gender. Mendengar nama Melvin dibawa membuatnya sangat emosi. Soya berdiri dengan agak susah, perempuan itu bahkan tak niat membalas, yang ia lakukan hanya tertawa mengejek, memancing emosi Harrel lebih keras lagi.

Merrel | Markhyuck AU(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang