20. Si Bucin

10.4K 843 89
                                    

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.


"Abang, tolong angkatin kuenya." Ryan menurut ketika mendengar perintah Theona.

"Papa, itu cookies nya disalin." Jhonatan juga menurut, mengikuti apa yang dikatakan Theona. Minggu siang yang cerah, dan keluarga Yogaswara itu sibuk mempersiapkan berbagai makanan untuk menyambut kedatangan keluarga Kivandra. Dua keluarga itu akan membicarakan kelanjutan tentang perjodohan antara Harrel dan Melvin.

Meski Yongie—ibunya Melvin berkata tak usah ada penyambutan mewah, tetap saja Theona repot menyiapkan semuanya. Lagipula pria cantik itu sudah lama menantikan ini. Mereka sudah lama merencanakan perjodohan kedua anak mereka, bahkan saat bangku sekolah dulu.

Ting tong

Dering bel membuat Theona menoleh ke arah Ryan. Theona menyuruh Ryan untuk membukakan pintu, karena yakin itu kedatangan teman mereka.

"Papa, sambut mereka, aku mau nyiapin ini." Jhonatan mengangguk, kemudian beranjak ke ruang tamu bertemu sahabat karibnya itu.

"THEONA!!" Suara teriakan Yongie membuat Theona yang didapur menghampirinya. Jhonatan dan Jaeson geleng-geleng kepala melihatnya. Sedangkan Melvin dan Jeon hanya tersenyum sopan, lalu mengikuti dua ayah itu untuk duduk di sofa.

"Gimana kantor, Ryan?" tanya Jaeson menyapa putra sulung Jhonatan.

"Aman om, kan orang kita-kita juga." Jaeson tertawa kecil menanggapi guyonan Hendryan.

Dua keluarga itu sudah asik berbincang di ruang tamu, melupakan seseorang yang penting di sini.

Di kamar Harrel baru terbangun, karena semalam ia bergadang menonton film. Pemuda itu bangkit, dan keluar kamar menuju dapur. Kebiasaan Harrel bangun tidur adalah minum air putih.

Nyawanya masih belum terkumpul, langkah kakinya menyeret pelan menuju dapur. "Mami~ air dingin di kulkas siapa yang minum?" Harrel tampaknya belum menyadari bahwa rumahnya sudah ramai orang. Melvin yang menyaksikan Harrel yang tampak bangun tidur dengan wajah bantal tersenyum kecil. Sungguh, sangat menggemaskan.

"Woi bocah! Bangun-bangun malah ke dapur, mandi cok," tegur Hendryan. Harrel menoleh ke abangnya.

"APAAN gue--hah? Kenapa rame?!" Henderyan tertawa ngakak melihat wajah terkejut adiknya, Theona mendengus geli, sedangkan Jhonatan tertawa kecil.

"Udah mami bilang kemarin, besok Melvin datang sama keluarganya. Kenapa baru bangun??!" Theona menarik kuping Harrel hingga ia meringis kesakitan.

"Mami~ lepasin, Harrel mana tau, lagian mami ngomong pas Harrel tidur. Ah mami kenapa nggak bilang daritadi, mana muka Harrel jelek banget baru bangun." Theona mendengus geli.

"Sadar diri juga kamu jelek."

"Jelek-jelek juga turunan mami, berarti mami yang jelek!" Harrel segera kabur kembali kekamar ketika Theona berteriak memanggil namanya.

"Mirip lo banget ya, Theo." Yongie tertawa kecil melihat kelakuan Harrel yang nakal. Tapi, berbeda dengan Theona yang dulu, Harrel punya sisi manis, sedangkan Theona pure berandalan.

"Bini anda tolong dikondisikan ya, Jae. Pengen gue pukul pakai panci." Orang tua itu kembali asik mengobrol, bahkan Jeon dan Hendryan juga masuk obrolan berdua. Jeon kagum dengan hobi kakak Harrel yang menyukai anime alias wibu. Sesekali wajahnya juga terkejut ketika Hendryan mengatakan sudah menonton one piece sekitar 900 episode.

Berbeda dengan mereka, Melvin justru memperhatikan Harrel yang baru datang menyusul ke ruang tamu. Harrel hanya memakai kaos oblong dan celana panjang.

"Udah? Kenalan sama Yongie, sama Jaeson."

Merrel | Markhyuck AU(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang