50. Menglelah

6.7K 604 21
                                    

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

Demi apapun Harrel itu adalah manusia yang paling sulit ia tebak. Kekonyolannya kerap kali membuat orang-orang disekitar pusing. Termasuk permintaannya kali ini. Theona dan Jhonatan menghela napas lelah, sedangkan Melvin hanya mampu mengusap dada, berusaha menyabarkan diri.

"Boleh ya, pa, mi," bujuk Harrel.

"Mom, boleh ya?" Kali ini rayuan maut itu terarah pada Yongie. Mereka memang sedang berkumpul untuk acara barbeque ,tak hanya dua keluarga itu, teman-temannya Harrel juga dan mereka semua sedang di taman belakang mengurus beberapa persiapan untuk acara barbeque.

"Kenapa harus yang di Bandung? Emang orangnya bisa dateng?" tanya Yongie.

"Bisa mom, pasti bisa. Demi Harrel pasti mau. Janji ini permintaan terakhir." Harrel menggunakan senjata wajah memelas, mengangkat jari kelingkingnya untuk berjanji. Pemandangan itu membuat mereka semua gemas sendiri.

"Coba minta sama Melvin, kami nyerahin semuanya sama kalian." Harrel beralih, berlari kecil menghampiri Melvin yang duduk tak jauh dari mereka. Lelaki tampan itu memang sudah mendengar permintaan absurd Harrel, sekali lagi.

"Mas Mel, boleh ya?"

"Kenapa harus dia Rel? Lo gak kasian dia jauh-jauh kesini?" bujuk Melvin.

"Dia bisa datang sama Ryuna sama Yara mas, kita udah kaya bestie, mas belum coba sih gimana rasa seblaknya kan?"

Melvin menghela napas berat, sudah mengertikan situasinya? Harrel lagi-lagi meminta permintaan absurd. Oke, Melvin bisa menyetujui ada seblak di acara pernikahan mereka, tapi—kenapa harus teh Rini yang di Bandung?? Banyak catering yang bagus dan lezat di Jakarta.

"Tapi Rel--"

"Yah mas, sekali aja, please." Panggil saja Melvin ini budak cinta, ia tak bisa menolak keinginan Harrel meskipun kadang tidak pernah bisa ia bayangkan.

"Okay, tapi jangan ngerepotin ya, kasian kan jauh-jauh dari Bandung."

"YESS, MAKASIH MAS!" Harrel menerjang Melvin dengan pelukan, perasaannya meluap senang.

***

Melvin menyesal. Sangat menyesal menuruti permintaan Harrel yang satu ini. Teh Rini si pemilik warung seblak di Bandung benar-benar bisa datang untuk berkonstribusi dalam acara pernikahannya. Wanita itu datang bersama Yara dan Ryuna, dan sedari tadi Harrel tak berhenti berbicara dengan wanita itu.

"Buset, cakep bener ternyata bang," komen Jeon. Ya, ini masalahnya. Ternyata penjual seblak yang kerap kali disebutkan Harrel itu sangat cantik. Dan jangan lupakan statusnya janda sekarang. Melvin benar-benar diambang siaga.

"Pantes aja si Harrel suka seblaknya, bisa modus itu." Renzo dengan mulut licinnya ikut mengompori Melvin. Sedangkan Gallen, Lionel tertawa saja, menyaksikan keakraban Harrel, Ryuna, dan Yara dengan teh Rini.

"Eh eh pakai cubit-cubit pipi Harrel segala!" Narenza yang tadinya diam membantu persiapan undangan, ikut mengompori Melvin. Demi apapun, wajah kecemburuan Melvin sudah menjadi ajang hiburan mereka semua.

"Mari kita lihat persaingan ini. Bujang tampan atau janda yang menggoda." Jeon tertawa setelah mengucapkan itu, karena sekarang Melvin mendengus seraya beranjak meninggalkan mereka semua.

"Je, jadi ngambek kan si Melvin nya," tegur Lionel.

"Biarin aja, nanti kita komporin Harrel buat bujuk, biar ada anunya," jawab Jeon dengan cengengesan, lalu membantu Narenza mengurus undangan.

Merrel | Markhyuck AU(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang