12. Baku Hantam(?)

9.3K 886 57
                                    

Vote, Komen, and happy reading 🧡
.
.

"Sissy, yang anteng ya jangan mogok lagi, gue cuman mau nyari jus jeruk doang. Kalau mogok gue kasih Digo lo, biar jadi vampir, rawrr." Harrel tertawa sendiri ketika berbicara pada motor Vespa berwarna silver. Saat ini ia berada di pinggir jalan untuk membeli jus jeruk. Harrel hanya jalan-jalan santai, sudah lebih satu bulan ia di Jakarta, ia mulai terbiasa dengan jalanan disini.

"Makasih mang." Harrel membayar setelah menerima segelas jus jeruk. Lalu berjalan menuju vespa yang terparkir di pinggir jalan. Harrel mengambil posisi duduk menikmati jalanan Jakarta sore ini.

Matanya menangkap banyak anak-anak sekolah yang baru pulang. Memang sudah waktunya jam pulang.

"Jadi kangen sekolah gue. Ryuna sama Yara dulu suka banget ngajakin gue tawuran." Harrel terkekeh, seraya menyeruput minumannya.

"Nah kayak mereka tuh, tawuran dan bawa tongkat baseball, sama--eh bangsat itu mereka mau tawuran??!!" Harrel baru menyadari ketika segerombolan orang dengan dua seragam sekolah yang berbeda bertemu seraya membawa tongkat baseball masing-masing. Orang-orang disekitar jalanan itu mulai menutup warung, karena takut.

"Dek, lari, mereka kalau tawuran ngeri." Penjual es jeruk tadi menghampiri Harrel, seraya berujar panik mendorong gerobaknya. Harrel tak berniat kabur, ia ingin menonton pertunjukan ini. Dua kubu sekolah itu mulai serang-serangan, dan aksi mereka itu sangat menyenangkan. Harrel jadi tertarik, gelas plastik yang berisi jus jeruk tadi dibuang begitu saja, karena kakinya melangkah menuju gerombolan.

"Woi!" sorak Harrel.

"Apaan? Nggak usah ikut campur, ya anjeng!"

"Ikut dong!" Harrel mengambil satu tongkat baseball dan mulai ikut menyerang sembarangan orang. Siapa yang dihadapannya ia serang, karena Harrel tak bela siapa-siapa ia hanya ingin bertarung.

"Ah lemah banget! Berdiri dong!" Harrel tertawa ketika membuat dua orang anak sekolah itu tumbang.

"Bang awas woi!"

Bugh

"Ssst sialan." Harrel berdesis ketika ia diserang dari belakang. Pemuda itu segera berdiri, seraya mengusap kepalanya yang berdarah. Sial.

"Bang lo gapapa? Ngapain ikutan sih!" Seorang laki-laki tinggi berbalut seragam sekolah menarik Harrel ke tepi.

"Iseng, ini tawuran kenapa sih?" tanya Harrel.

"Mereka kalah basket tapi nggak terima, dan minta Cellvan tanding ulang, karena nggak mau, jadi ribut deh." Pemuda itu membantu Harrel menyirami kepalanya dengan air.

"Trus si Cellvan itu mana?" tanya Harrel. Orang itu menunjuk ke arah pemuda yang terikat dengan tali, yang di jaga oleh beberapa orang.

"Gue selamatin dia habis itu lo kabur, oke?"

"Hah? Ngapain lo ikutan bang, bahaya tau."

"Santai, oh ya nama lo siapa?" tanya Harrel.

"Jigar."

"Oke, ayo serang!" Harrel kembali meraih tongkat baseball dan membasmi anak sekolahan itu menuju tempat Cellvan terikat.

"Adik-adik, mending sekolah yang bener, pakai culik-culik segala." Harrel geleng-geleng kepala melihat beberapa laki-laki menatapnya tajam.

Merrel | Markhyuck AU(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang