35. Terlambat

7.3K 622 24
                                    

Gini ya, kalau nggak suka tinggal skip. Semudah itu 😌

Dari awal juga udah aing bilang konfliknya berat🤦

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

Ryuna dan Yara berlarian seperti orang kesetanan, keduanya menjelajahi kampus yang sudah gelap, jantung mereka berpacu cepat. Keduanya bahkan tak peduli keamanan berteriak. Mereka berhenti di depan gudang mendengar suara tangisan. Dan mereka tahu itu suara Harrel.

Ryuna mendobrak pintu itu hingga lepas, karena memang benar-benar. "HARREL!"

"ANJING!" Ryuna segera berlarian memeluk tubuh Harrel yang meringkuk tanpa menggunakan sehelai benang pun. Yara memungut baju Harrel, lalu berjalan ke arah sahabatnya.

"Harrel, sayang, denger gue?" Ryuna tak bisa membendung air matanya, kejadian yang sama dan ia juga kembali terlambat. Tangannya mengepal, melampiaskan emosi yang bergejolak di dalam dada.

"Kenapa? Kenapa dia jahat sama Arrel?"

"Arrel nggak pernah jahat sama dia."

"Kenapa tuhan hukum Arrel, Ryu. Arrel nggak pernah jahat kan? Nggak pernah sakiti orang lain kan?"

Yara memasangkan kembali pakaian Harrel, sedangkan Ryuna memeluk kepala bersurai coklat milik Harrel. Air matanya menetes, semua emosi bercampur. Ryuna sangat-sangat menyesal kembali terlambat menyelamatkan Harrel. Ryuna kembali gagal menyelamatkan Harrel dari bajingan itu. Dari sebelum mereka berteman, bahkan sekarang ia juga lagi-lagi gagal.

"Harrel ikut Ryuna pulang ya."

"Pulang kemana? Ke pangkuan Tuhan?"

"Harrel, Yara nggak suka Harrel ngomong gitu. " Harrel berdiri seketika dan itu membuat Yara dan Ryuna menyusul.

"Harrel mau ngapain?" Ryuna dan Yara terkejut melihat pemuda itu meraih pecahan kaca.

"Pulang. Ke tempat dimana nggak ada rasa sakit."

"Harrel jangan!" Harrel berbalik ke arah Ryuna dan Yara. Namun tak berniat menjauhkan pecahan kaca itu dari kulit nadi di tangannya.

"Kenapa? Kenapa Ryu! Kalau dari awal harusnya Harrel pulang kan? Ryu ta--"

"Harrel gue mohon jauhin benda itu, gue mohon. Jangan tinggalin kami." Ryuna bahkan tertunduk merasakan kakinya melemas. Ia menangis untuk Harrel. Ryuna bukanlah orang yang sensitif atau cengeng.

"Harrel gue mohon, sekali lagi, sekali aja." Harrel terdiam sebelum membuang benda itu di tangannya. Bertepatan saat itu Yara dan Ryuna kembali memeluk Harrel. Harrel tak lagi menangis, mungkin air matanya tak sanggup lagi menetes.

Ryuna melepas jaketnya yang kebesaran, kemudian memakaikan pada tubuh Harrel. Yara mengiring langkah Harrel keluar. Mereka berdua berjalan menuju mobil Yara, sedangkan Ryuna berhenti untuk melihat 3 orang anak buah papanya.

"ANJING!"

Bugh

"KALIAN BEGO! TOLOL!" Ryuna melayangkan pukulan kepada tiga orang itu. Mereka tak berniat membalas, membiarkan Ryuna menumpahkan emosinya. Ryuna benar-benar melampiaskan emosinya. Karena keterlambatannya, karena tak becusnya orang suruhan papanya. Karena kondisi Harrel dan segala emosi yang bergejolak.

"RYU UDAH! Ayo masuk Harrel lebih butuh kita." Ryuna dihentikan Yara, kemudian masuk ke mobil dan melecut menuju hotel mereka.

***

Harrel diperiksa oleh dokter kepercayaan keluarga Ryuna. Mereka mengatakan, tubuh Harrel banyak luka memar. Dan saat ini Harrel tertidur karena suntikan penenang.

Merrel | Markhyuck AU(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang