27. The Games

7.3K 686 54
                                    

Vote, Komen and happy reading 🧡
.
.

Seorang pria tampan berjalan santai memasuki perkantoran milik Yogaswara. Senyum menawan yang ia miliki memukau beberapa orang di sana. Langkahnya berjalan percaya diri untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan.

"Permisi pak Jho." Jhonatan menoleh tersenyum ke arahnya. Pria anak dua itu menyambut laki-laki yang tadi baru datang.

"Ngomong santai aja, Zavier, saya kenal baik dengan papa kamu." Pemuda itu tersenyum kecil.

"Oke om, Jho. Gimana kabarnya?" Jhonatan menarik kursi untuk duduk, lalu mempersilahkan lelaki itu untuk duduk juga.

"Baik, kamu sendiri? Gimana tinggal di London?" tanya Jhonatan.

"Lebih enak di Indo om, ada micin." Jhonatan terkekeh pelan. Kemudian menatap pemuda sepantaran anaknya.

"Jadi ada apa nih?"

"Tau aja om. Mau jadi dosen di salah satu universitas milik om." Jhonatan mengerutkan kening heran. Pasalnya dulu Zavier pernah mengatakan tak betah jadi guru atau hal-hal yang berhubungan dengan mengajar siswa. Namun sekarang tiba-tiba meminta tolong untuk jadi dosen, perbedaan yang sungguh signifikan.

"Okay, tapi kenapa nih pindah haluan? Dulu bilangnya gak mau, pernah jadi guru kan sebentar abis itu malah keluar." Zavier tertawa kecil, jemarinya saling mengetuk untuk berpikiran jawaban yang akan diberikan pada Jhonatan.

"Kena karma mungkin om, bilang nggak suka ternyata jadi suka." Jhonatan tertawa kecil seraya manggut-manggut paham.

"Mau dimana?"tanya Jhonatan

"Neonsatara."

"Waw, kenapa disana?"

"Ada Harrel om, pengen liat dia." Jhonatan tertegun sejenak. Keningnya berkerut heran.

"Harrel? Kamu kenal sama anak om?"

"Hm, cukup dekat dulu, di Bandung." Senyumannya perlahan terbit, dan Jhonatan ikut senang mendengar itu.

"Oh yang waktu itu jadi guru di Bandung?"

"Yaps, 100 buat om." Jhonatan terkekeh pelan, kemudian mengambil map coklat, berisikan file-file yang diperlukan Zavier.

"Makasih banyak om. By the way, Harrel gimana sekarang om? Dulu masih piyik." Jhonatan tertawa geli, lalu mengeluarkan ponselnya. Mencari foto Harrel yang ia simpan di galeri.

"Nih." Zavier menerima ponsel itu, senyumnya langsung mengembang. Foto Harrel begitu sempurna terlihat di sana.

 Foto Harrel begitu sempurna terlihat di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wait for me, baby."batin Zavier.

"Kenapa senyum-senyum?" tegur Jhonatan.

"Enggak om, ngerasa cukup kaget aja perubahannya." Zavier mengembalikan ponsel itu pada Jhonatan.

Merrel | Markhyuck AU(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang