25. Pertunangan

8.1K 726 33
                                    

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

Acara pertunangan Melvin dan Harrel berjalan dengan lancar. Tak banyak tamu yang datang, hanya orang-orang terdekat saja dari dua pihak keluarga, meskipun hanya tak banyak, Harrel tetap merasa lelah karena menyambut ucapan selamat dari keluarga jauhnya. Beberapa orang juga tak ia kenal, namun senyum harus tetap merekah.

"Siapa yang ngundang duo bocah kesini?" Melvin berbisik pada Harrel ketika melihat Cellvan dan Jigar sedang berebut makanan. Dua remaja itu tak sadar menjadi pusat perhatian orang-orang. Tak ada yang berniat menghentikan mereka karena hal itu menjadi hiburan tersendiri, termasuk bagi Harrel.

Harrel tertawa pelan ketika Jigar menyuapi Cellvan kue secara paksa hingga Cellvan berteriak dengan kesusahan untuk protes. "Gitu-gitu juga temen lo bang." Melvin tersenyum kecil, kemudian meraih jemari Harrel yang sudah tersematkan cincin di sana.

"Cantik ya." Melvin berujar seraya mengusap cincin di jari Harrel.

"Kan mom sama mami yang milihin," balas Harrel.

"Bukan, jari lo yang cantik. Nggak cuman jari, semua di diri lo cantik." Melvin beralih menatap mata coklat Harrel, ia menjadi salah tingkah ditatap tiba-tiba. Wajahnya tiba-tiba memanas, mungkin saja pipinya sudah memerah sekarang.

"Bang, plis jangan liatin gue." Melvin tertawa kecil ketika Harrel membuang muka, menghindari tatapannya.

"Kenapa?"

"Cukup mas, serius! Gue bisa mati muda kalau gini." Melvin tertawa lagi, kali ini ia memutuskan kontak matanya dari Harrel, namun jemarinya tetap menggenggam erat jemari tangan Harrel.

"Duh duh, romantis banget, berasa manten baru." Jeon menghampiri mereka yang duduk di kursi yang didesain khusus.

"Bentar lagi tuh, lo harus sabar-sabar punya kakak ipar macam Harrel, Je." Renzo dengan mulut licinnya membuat Harrel mengumpati pemuda pendek itu.

"Cepet amat lo sold out nya Rel, terhura gue. Semoga awet ya sampai kalian nikah." Narenza memeluk Harrel, dan entah sejak kapan dua orang itu jadi dramatis.

"Selamat Vin, ada untungnya juga lo dijodohin, selama ini kan lo ngenes banget karena jomblo." Lionel berujar seraya memakan gorengan, yang entah kenapa ada diacara itu.

"Thanks untuk sindirannya." Lionel tertawa kecil, menanggapi ucapan Melvin.

"Selamat ya bang, si Lionel emang nggak sadar diri, sendirinya juga ngenes." Gallen berujar membuat Renzo tertawa puas, sedangkan Lionel menatap sepasang kekasih itu kesal.

"Makanya Lio, resmiin lah sama dokter ganteng kampus, siapa namanya? Bang Ken ya?" tutur Naren.

"Dih, apaan ogah gue," tolak Lionel.

"Semoga jodoh," doa Harrel.

"AMIIN!"kompak mereka, Lionel hanya mendelik tak suka.

"Harrel ku sayang!" Semuanya kompak menoleh pada Ryuna dan Yara, Harrel tersenyum kecil melihat dua temannya yang tampil memukau di acaranya. Walaupun yah, warna hitam masih mendominasi pakaian mereka.

"Selamat ya buat pertunangannya, anak mami. Gue harap nggak ada yang ngehalangin sampai nikah." Harrel memeluk Ryuna untuk membalas ucapan gadis itu.

Merrel | Markhyuck AU(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang