Force relationship

1.3K 112 0
                                    

Lisa Pov

Waktunya makan siang, cukup terlambat untuk menyantap makan siang di jam segini. Sudah jam 1.30 siang, karena meeting membahas masalah proyek yang terhambat, jadi menghabiskan waktu lebih panjang. Sudah sangat lapar, aku akan mengajak irene makan siang bersama. Aneh, tadi pagi dia tidak ada diruangannya. Tidak biasanya irene terlambat masuk kantor. Harusnya tadi dia hadir dalam meeting juga, tapi tidak datang sampai sekarang. Apa dia begitu banyak pekerjaan menumpuk? Mungkin daddy memberinya tugas pekerjaan lain yang lebih penting.

Aku akan keruangannya saja

Dilorong saat ini terdengar para karyawan berbisik dan bergosip sambil melirik ke arahku. Aku tahu mereka masih membahas keributan yang terjadi di kantor waktu itu. Gosip itu tidak mempengaruhiku, aku tidak perduli dengan rumor yang beredar. Jadi aku membiarkan semuanya berlalu saja seiring waktu berjalan.

Tok... Tok... Tok..

"İrene? Apa kau sudah makan siang?". Aku sedikit berteriak dari balik pintu agar irene dengar. Tapi tidak ada jawaban. Aku masuk ke dalam ruangannya.

Kemana irene?

Ruangannya kosong, tidak ada irene disana. Kupikir irene mungkin ada pertemuan lain dengan klien. Dia tidak menghadiri rapat tadi, dan sekarang tidak ada diruangannya. Apa aku bertanya pada yeri saja? Dia cukup dekat dengan irene selama bekerja disini.

Aku berjalan menuju lobi, kemungkinan yeri ada disana. Jam segini yeri terbiasa di pantry, memiliki hobi minum kopi. Jadi aku memutuskan untuk ke pantry saja. Ternyata benar, ada yeri disana, dia sedang mengaduk kopi di gelas. Yeri bersama 3 karyawan lainnya, mereka terlihat sedang santai sambil berbincang. Ketika melihatku, mereka seketika berhenti dari aktifitasnya.

"Apa kalian melihat irene? Aku tidak melihatnya di ruangannya". Mereka saling lirik dan menoleh satu sama lain mencari jawaban dimana irene. Yeri tersenyum padaku dan menghampiriku.

"İrene oenni memang tidak masuk kantor hari ini. Dia bilang padaku sedang sakit, tidak enak badan".

"Kenapa dia tidak memberitahuku? Seharusnya dia menemaniku menghadiri rapat tadi pagi". Aku benar-benar bingung, tidak biasanya irene seperti ini. Jika dia izin bekerja, biasanya dia selalu memberitahuku karena dia sekretarisku, apalagi hari ini memang ada jadwal rapat bersama. Yeri hanya menggeleng menjawabku. Apa yang dia katakan selanjutnya membuatku merasa semakin bingung.

"Suara irene oenni terdengar serak saat di telpon tadi, dia menelponku dan memberitahuku untuk menyampaikan izinnya pada sajang-nim. Aku sedikit khawatir padanya, irene oenni sepertinya sangat lemah, tidak seperti biasanya, dia tidak pernah seperti ini".

Ada apa dengan irene? Apa terjadi sesuatu? Sakit apa sebenarnya?

"Gomawo yeri". Aku membalikkan badan untuk segera pergi. Perutku sudah kelaparan, aku ingin makan sesuatu. Kurasa aku akan ke rumah jisoo, menemui jennie. Makan bersama jennie saja. Jennie pasti sangat khawatir atas apa yang terjadi semalam. Sana menariku pergi begitu saja, mungkin jennie saat ini menungguku menemuinya.

"Tunggu lisa!, Aku lupa, tadi sajang-nim mencarimu. Aku memberitahunya kau sedang rapat, jadi dia bilang akan menunggumu di ruangannya". Momen ini pasti tiba, aku tahu itu. Daddy mencariku sekarang, artinya dia mungkin sudah tahu tentang aku dan jennie. Mentalku harus siap, luka mungkin akan bertambah di tubuhku. Akhir-akhir ini aku terbiasa dengan tubuh yang terasa remuk. Sebentar lagi daddy akan menambah goresan luka di tubuhku.

Bergegas aku menuju ruangan daddy di lantai 9. butuh waktu 10 menit untuk sampai diruangannya. Sebelum membuka pintu, aku menghela nafas untuk menghilangkan gugup. Daddy ku itu orang yang keras kepala, memutuskan segala sesuatu sesuai keinginannya saja.

Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang