Jennie Pov
20 menit aku jalan mondar mandir di kamarku. Memikirkan ide cemerlang untuk menjerat lisa. Menggigit jari telunjuk sambil berpikir ku kira bisa membantu. Nyatanya masih nihil. Harus ide yang tidak memberiku posisi tersudut. Teringat sesuatu, aku berjalan menuju nakas, membuka laci. Ada beberapa obat disana. Aku menyimpannya untuk berjaga-jaga. Lagipula aku mahasiswi kedokteran, jadi wajar saja aku memiliki berbagai jenis obat. Dari obat untuk menyembuhkan sakit, hingga obat yang berbau penunjang kenikmatan seks. Jisoo oppa sering memintaku untuk membelikannya akhir-akhir ini jika dia merasa perlu. Apa chaeyong sekuat itu hingga jisoo oppa saja harus memakai obat kuat?. Kemarin malam jisoo oppa juga memakainya. Aku tidak tahu seliar apa mereka.
Pakai tidak ya?
Cukup lama aku berpikir. jika aku pakai obat itu pada lisa, dia akan liar tapi aku khawatir dia akan membenciku setelah sadar keesokan harinya. Tidak mungkin juga untuk membiusnya, itu tidak akan nikmat jika dia tidak sadarkan diri. Frustasi sekali rasanya.
"Aaaarrrgghh!!". Aku mengacak-acak rambutku sendiri, sungguh buntu. Tiba-tiba aku teringat pembicaraan di meja makan saat dinner. Mommy mengatakan lisa punya kebiasaan bangun di tengah malam. Mungkin itu kesempatanku untuk bertindak. Aku harus memastikan dulu dimana lisa sekarang. Aku harus tahu apa yang dia bicarakan dengan jisoo oppa. Seingatku mereka berbincang di balkon tadi. Aku akan memastikan dulu. Aku turun ke lantai 2 menuju balkon.
Ternyata benar mereka masih dibalkon. Apa yang mereka bicarakan? Oppa tertawa terbahak-bahak, apa ada hal lucu?. Sedangkan lisa terlihat tertekan. Aku menghampiri mereka, terhenti karena jisoo oppa mengatakan hal yang membuatku penasaran. Aku mendengar semuanya. Semua yang dikatakan jisoo oppa. Cukup membuatku tercengang. Mengetahui kebenaran tentang lisa, justru semakin menarik bagiku.
Ini akan menyenangkan, berperan menjadi hero baginya mungkin ide bagus,
~---~
Lisa Pov
Plaaak!...
"Ahahahahhah... Lisa! Kau bodoh! Apa aku bilang! Jangan membuat wanita menjadi gila dengan tingkahmu!. Sana begitu mencintaimu, tapi kau mengabaikannya. Kenapa tidak kau ladeni saja? Dia sudah telanjang tapi kau menolaknya? Kau lebih brengsek dariku lisa!". Si mesum ini memukul kepalaku dengan bukunya. Jangan berpikir dia pintar karena membaca buku. Buku yang dia baca sekarang tidak lain adalah majalah dewasa keluaran terbaru. Aku menyisip tehku sambil menatap langit malam. Sudah kuduga dia akan menertawakanku jika aku bercerita tentang semalam.
Sengaja ku biarkan chikin ini tertawa puas. Aku hanya butuh solusi darinya. Dia selalu mengejeku terlebih dahulu sebelum mengeluarkan kalimat nasihat. Aku sudah tahu polanya berbicara.
"Saran apa yang kau inginkan dariku kali ini?". Akhirnya mulutnya mengatakan itu. Aku menoleh padanya.
"Apa yang harus aku lakukan jisoo? Aku terlanjur mengatakan hal itu padanya. Membuatnya menungguku untuk datang padanya. Sampai kapanpun aku tidak bisa bercinta dengan sana. Apalagi menikahinya, aku tidak bisa". Matanya menatapku serius. Mode ini tanda dia akan mengeluarkan solusi untuk ku.
"Buktikan padanya jika kau tidak bisa bersamanya sebagai kekasih. Jangan berikan dia harapan yang tidak mungkin terjadi jika memang kau tidak mencintainya. Jangan membuatnya tersakiti terus lisa, aku sungguh kasihan padanya. Bagaimanapun, aku menganggapnya seperti adiku juga. Sana gadis yang baik". Perkataan jisoo membuatku bingung. Langkah apa yang harus ku ambil?
"Katakan saja dengan jelas, kau membuatku berpikir keras. Dia menangis di depanku, aku tidak bisa melihatnya menangis seperti itu. Itu sebabnya aku mengucapkan kalimat untuk menenangkannya". Dia menghela nafas berat. Aku tahu dia juga perduli pada sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!P
FanficBetapa bahagianya jika bisa menjalani hari demi hari dengan tenang bersama orang yang kau cintai. Pasti sangat menyenangkan!. Apakah Tuhan tidak memberiku pilihan? kenapa aku dikelilingi orang-orang yang menurutku sungguh aneh?. Please... aku hanya...