Suddenly Call

1K 80 1
                                    

CAFFETARIA

Jisoo Pov

Panggilan mendadak yang sangat mengejutkan, wajah lisa terlihat sangat panik ketika menerima telepon dari seseorang barusan. Begitupula dengan aku, jennie dan irene yang juga terkejut karena ucapan lisa. Dia memberitahu kami bahwa daddy nya memberikan kabar tentang Sana.

Mengatakan bahwa Sana saat ini sedang terbaring lemah di rumah sakit dan tidak sadarkan diri. Daddy nya meminta lisa agar datang ke rumah sakit sekarang. Jennie dan irene terlihat tidak menginginkan lisa pergi. Terutama jennie, yang saat ini menggenggam tangan lisa di meja.

"Aku harus ke rumah sakit sekarang, sepertinya keadaan Sana kritis. Daddy mengatakan kalau Sana saat ini sedang di ICU". Lisa berkata dengan panik. Menatap jennie dan irene bergantian. Seolah meminta persetujuan mereka.

"Hubby, apa kau yakin akan kesana? Bisa saja itu hanya trik untuk menarik perhatianmu, apa kau percaya begitu saja? Kau tahu wanita itu memang gila". Jennie menatap lisa lekat, menunjukkan rasa keberatan. Mata kucingnya menyipit dan alisnya mengkerut.

Lisa kebingungan, wajahnya menunjukkan rasa bimbang. Sudah jelas lisa buntu, matanya menatap lurus ke meja yang ada di depannya seolah dia sedang berpikir keras.

"Lisa, jika kau memang sangat cemas dan khawatir, bukankah lebih baik memastikannya secara langsung ke rumah sakit? Aku akan menemanimu jika kau mau". Irene tiba-tiba mengatakan hal itu, tanpa ragu. Seketika lisa menoleh menatap irene, sedangkan jennie saat ini melotot pada irene. Jennie terlihat marah sekarang karena mendengar ucapan irene.

"Are you crazy?! Untuk apa kau menyarankan hal bodoh seperti itu hah?. Apa kau ingin lisa terperangkap oleh si Sana gila itu, irene?!. Mereka bisa saja merencanakan sesuatu, membuat lisa tidak bisa pergi, atau mungkin bisa saja nanti lisa akan dikurung oleh mereka!. Kau tidak tahu segila apa wanita itu, dia bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan keinginannya! Termasuk menyakiti dirinya sendiri". Suara jennie meninggi, dia sedikit berteriak. Tidak memperdulikan situasi saat ini yang sedang ramai, semua orang di caffe ini menatap ke arah meja kami.

"Jendeuk, tenang lah. Tidak perlu berteriak seperti itu, irene hanya mencoba memberikan saran untuk masalah ini. Jangan marah lagi jen, ingat kandunganmu". Aku menenangkan jennie, berbicara dengan mengusap lembut lengannya. Jennie memang emosional, apalagi saat hamil dia semakin sensitif. Aku harus membuatnya relax, menatapnya dengan tersenyum.

Jennie melotot padaku sekarang, sangat jelas jennie tidak suka mendengar ucapanku. Irene bahkan saat ini tersenyum, seolah terbiasa dan memahami sikap jennie. Sepertinya irene memang sudah mengerti karakter jennie yang seperti ini.

"Wifey, aku tahu kau sangat cemas dan mengkhawatirkanku. Tenang saja, aku hanya akan memastikan kebenaran ucapan daddy. Tidak akan lama, aku akan segera pulang. Tunggulah aku di rumah, bisakah untuk kali ini kau pulang bersama dengan irene? Setidaknya kalian akan dijaga oleh bodyguard irene, jisoo akan menemaniku ke rumah sakit. Jadi kau tidak perlu takut tentang apapun". Lisa menatap jennie sambil tersenyum, mengusap pipi jennie. Mereka terlihat seperti pasangan yang seolah tidak akan bertemu lagi. Sangat drama sekali, terutama jennie, matanya bahkan saat ini berkaca-kaca menatap lisa.

"Jen, aku berjanji akan membawa lisa pulang dengan selamat. Tidak perlu berpikir berlebihan okey?. Sekarang pulanglah bersama irene, istirahatlah di rumah. bagaimanapun Sana adalah sahabat lisa dari kecil, aku dan Sana juga sudah kenal lama jadi aku  akan menemani lisa untuk menemuinya". Aku berbicara dengan nada lembut agar jennie mengerti dan menurut. Jennie menatapku lalu menoleh pada irene. Irene mengangguk dan tersenyum pada jennie, syukurlah irene memiliki karakter yang tenang.

Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang