Jennie Pov
Rose terkejut dan shock karena kejadian tadi, wajahnya tadi terlihat panik dan takut. Aku berada di kamar jisoo oppa saat ini, menemani rose berbaring. Tadi aku berusaha menenangkan rose, dia lebih terkejut dari pada aku. Sekitar 1 jam berlalu sejak kejadian teror, saat ini rose sudah terlelap tidur. Cukup butuh waktu lama untuk membuat rose lebih tenang hingga dia akhirnya terpejam.
Aku duduk di pinggir ranjang sambil menatap rose yang tidur, terdengar suara langkah kaki mendekat ke kamar ini. Aku menoleh ke pintu, lisa sudah berdiri di depan pintu dengan wajah panik dan terlihat cemas. Segera aku berdiri dan melangkah menghampiri lisa, menarik tangannya dan membawanya ke kamarku. Tidak ingin rose terganggu, hanya ingin rose tidur dengan tenang.
"Love, apa kau baik-baik saja? Tidak terjadi hal buruk kan?". Lisa bertanya saat kami sudah ada di kamar. wajahnya sangat panik, alis dan dahinya mengkerut. Dia berbicara sambil melihatku dari ujung kepala hingga kaki, membalik badanku kanan dan kiri, tingkahnya yang seperti ini membuatku ingin tertawa. Aku tersenyum saat ini.
"Tenanglah hubby, aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir berlebihan. Justru rose sangat shock, aku memintanya untuk tidur saja agar rose menenangkan diri". Lisa menghela nafas setelah mendengar jawabanku. Dia langsung memelukku. Aku senang dia mengkhawatirkanku, aku memeluknya erat.
"Syukurlah love, kau tahu? Aku sangat khawatir ketika kau mengatakan ada yang menerormu. Bergegas aku pergi dari kantor, rapat sore ini ku tunda. Aku tidak mau terjadi apa-apa padamu dan calon anak kita. Tentang rose, aku sudah menelpon jisoo agar segera pulang, rose akan baik-baik saja karena jisoo akan segera datang". Suara lisa terdengar gemetar, dia masih panik. Lisa mengusap punggungku lembut, mencoba membuatku tenang. Lisa menggemaskan, saat ini dia yang panik tapi seolah akulah yang perlu menenangkan diri.
Sepertinya ini kesempatan bagus, momen yang tepat
"Hubby, kau begitu khawatir padaku hm?. Kalau begitu Kau harus membuatku tenang, meski aku tidak terlalu shock seperti rose, tapi sekarang aku sedang hamil, tidak boleh banyak pikiran dan tekanan. Teror itu membuatku terganggu dan tidak nyaman". Aku melepaskan pelukan dan tersenyum pada lisa.
"Apa yang harus ku lakukan love? Apa kau ingin aku menemanimu tidur? Aku akan mengusap punggungmu dan memelukmu, agar kau tidur nyenyak. Tenang saja, aku sudah menyewa orang untuk mencari tahu pelaku teror itu. Cepat atau lambat pelakunya akan kita ketahui, aku akan membalas perbuatannya yang gila karena berani menerormu". Lisa mengatakannya dengan tersenyum. Aku menatap matanya sejenak, lalu melirik ke celananya. Menatap area penisnya.
" Aku merindukanmu hubby, sudah lama kita tidak bercinta. Hari ini kita resmi menikah, aku adalah istrimu sekarang, jadi kau harus memenuhi kewajibanmu padaku. Kurasa, calon anak kita juga ingin menyapa daddynya." Lisa menelan ludah ketika aku mengatakan ini. Aku sungguh menginginkan lisa saat ini, terakhir kali aku dan dia bercinta ketika di mobil waktu itu. Akhir-akhir ini lisa dan aku jarang bertemu, apalagi 2 hari kemarin lisa sempat tidak ada kabar. Jadi saat ini aku sangat rindu lisa, semua tentang nya, canduku mulai meronta.
"Wifey, aku tahu kita sudah menikah. Aku sangat mencintaimu, aku juga sangat bahagia karena kau istriku sekarang. Aku akan memberikan apa yang kau mau, aku akan melayanimu hingga kau puas. Tapi tidak sekarang, bagaimana jika nanti malam?". Suara lisa begitu lembut saat bicara, mungkin dia takut aku marah karena penolakannya. Benar, saat ini aku merasa kesal, ingin marah. Aku tidak suka saat lisa menolaku seperti ini. Lagi pula apa bedanya bercinta sekarang dan nanti malam? Bercinta tidak perlu melihat waktu, lakukan saja jika saat ingin. Saat terkahir kali bercinta, kami melakukannya di mobil di siang hari. Sekarang Dia seperti mencari alasan untuk menolaku. Lisa membuat mood ku buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!P
FanfictionBetapa bahagianya jika bisa menjalani hari demi hari dengan tenang bersama orang yang kau cintai. Pasti sangat menyenangkan!. Apakah Tuhan tidak memberiku pilihan? kenapa aku dikelilingi orang-orang yang menurutku sungguh aneh?. Please... aku hanya...