INTERNASIONAL AIRPORT, TOKYO
Sana POV
03.18 PM
Kaki ku pegal sejak 15 menit berdiri disini. Menunggu kedatangan orang yang berharga bagiku. semenjak hamil aku memang mudah lelah, tidak kuat berdiri atau beraktifitas terlalu lama.
"Sana, duduklah dulu. kakimu pasti sakit, biar obaa-chan yang menunggu disini" . nenek menghampiriku yang berdiri dibarisan tunggu, tempat Menunggu kedatangan penumpang pesawat yang keluar. berjalan menuju kursi setelah mengangguk mengiyakan ucapan nenek, aku duduk disana.
kami hanya berdua, nenek menemaniku kesini. sedangkan kakek saat ini sedang ada di perusahaannya. mengatakan pada kami jika tidak bisa ikut menemani kesini karena ada meeting penting dengan kliennya.
Selang 10 menit berlalu, aku menoleh pada nenek karena nenek sedikit berteriak memanggil seseorang dan melambaikan tangannya. ia terlihat senang menyambut orang itu. dan kulihat nenek menghamburkan pelukan pada orang kesayangannya, tepatnya 2 orang. mereka berpelukan satu sama lain sembari tersenyum dan tertawa sumringah, mengucapkan kalimat sapaan yang menggembirakan.
"mana Sana?". segera aku menghampiri setelah mendengar pertanyaan itu.
"aku disini eomma, bagaimana perjalanan kalian? aku sangat merindukan eomma dan appa". sembari memeluk eomma, aku bertanya dan tersenyum pada mereka. beberapa bulan tidak melihat mereka, aku sangat rindu. appa hanya melihatku dengan senyum sumringah diwajahnya.
"semuanya lancar sayang. begitu pekerjaan appa mu selesai, kami langsung kesini. appa dan eomma juga sangat merindukanmu, terutama calon cucu eomma ini". setelah melepaskan pelukan, eomma mengusap perutku.
"Kemari sayang, appa juga ingin mendapatkan pelukan darimu". kata appa sembari merentangkan tangannya. kami berpelukan dengan bahagia, appa mengusap punggungku lembut.
"lebih baik kita segera ke rumah, kalian butuh istirahat karena perjalanan panjang tadi pasti melelahkan". nenek memanggil supirnya dengan melambaikan tangan setelah mengatakan kalimat itu.
"kopernya tuan". pak supir mengambil koper besar yang ayah pegang sejak tadi, membawa koper itu ke arah mobil dan memasukannya di bagasi.
kami berempat segera masuk ke dalam mobil dan menunggu supir menyelesaikan menata barang-barang di bagasi.
"Bagaimana perkembangan kandunganmu sana? semuanya baik-baik saja kan?". eomma kembali membuka pembahasan ini, wajah penasarannya sangat jelas terlihat. padahal sebelumnya selama berjauhan, eomma juga hampir setiap hari menanyakan hal yang sama.
"tidak ada yang perlu dikhawatirkan, aku bahkan makan dengan lahap akhir-akhir ini. eomma, appa, calon bayiku sangat menyukai ice cream. aku bisa menghabiskan lebih dari 2 porsi dalam sehari".
"apa itu tidak masalah? kau rutin konsultasi dengan dr. Hirai kan?". appa yang kali ini bertanya, menoleh sedikit ke belakang karena aku yang duduk di kursi tengah. dia terlihat khawatir dengan alis mengernyit.
"tentu saja, momo bilang tidak masalah asalkan aku juga rutin makan sayur dan buah. keseimbangan itu penting untuk kandungan, jadi aku menuruti ucapannya. dia sangat cerewet". menjawab sambil mengangguk dan cemberut, aku teringat momo yang membuatku kesal dengan segala nasihatnya. tapi bagaimanapun aku tetap menurut, itu baik untuk kesehatan calon bayiku ini.
"dr. Hirai sangat perduli dan sangat memperhatikan Sana, seringkali berkunjung ke rumah meski tidak diminta. katanya ingin memastikan Sana mengikuti semua anjuran yang sudah ia catat". nenek memberitahu appa dan eomma tentang itu, yeah, momo memang sengaja melakukan itu karena tahu aku keras kepala. dia takut aku tidak patuh, dari sudut pandangku sepertinya dia juga takut jika aku menimbulkan masalah. pasti momo akan kerepotan juga jika terjadi sesuatu padaku dan kandunganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!P
Hayran KurguBetapa bahagianya jika bisa menjalani hari demi hari dengan tenang bersama orang yang kau cintai. Pasti sangat menyenangkan!. Apakah Tuhan tidak memberiku pilihan? kenapa aku dikelilingi orang-orang yang menurutku sungguh aneh?. Please... aku hanya...