Lisa Pov
Sebuah keberuntungan daddy dan mommy saat ini ada di thailand. Kemarin sore mereka pergi kesana karena daddy ada urusan bisnis. Daddy bilang akan disana sekitar 3 hari, setidaknya aku bisa memiliki waktu lebih banyak untuk bertemu jennie 3 hari ini. Sejak pagi hingga waktu jam makan siang tadi, Sana berada dikantor. Aku tidak tahu apa alasannya hari ini dia datang berkunjung. Tidak biasanya Sana menemuiku di kantor, bahkan dia membawa bento untukku. Aku makan siang bersama Sana tadi. Aku meminta Sana untuk segera pulang setelah selesai makan siang bersama, karena aku sudah berencana menemui jennie sore ini.
Kebetulan irene juga tidak datang ke kantor hari ini. Jam 7 Yeri datang ke ruanganku dan mengatakan kalau irene izin tidak datang kerja. Dalam 1 bulan ini irene sudah 3 kali izin, tidak biasanya dia banyak melewatkan hari kerja. Selain itu, dia tidak pernah izin langsung padaku. Ada apa dengannya? Aku jadi khawatir. Apa irene sakit? Atau ada masalah lain?. Seandainya aku tahu dimana dia tinggal, aku akan mengunjunginya untuk memastikan.
Saat ini sore hari, aku di rumah jennie, datang kesini untuk menemuinya. Selalu menyempatkan waktu setiap hari untuk bertemu dengannya secara diam-diam. Apalagi 3 hari kedepan aku rasa bisa menghabiskan lebih banyak waktu karena daddy ada di thailand.
"Honey, apa yang kau pikirkan?". Jennie menyentuh tanganku, dia duduk disampingku. Kami duduk di sofa ruang tamu saat ini. Menonton film romantis, aku tidak tahu apa judulnya. Jennie bilang ingin menonton film ini jadi aku hanya menurut.
"Tidak ada love, aku hanya mengkhawatirkan irene. Hari ini dia tidak datang ke kantor, yeri memberitahuku kalau irene izin." Terlihat alis jennie mengernyit.
"Sekertarismu? Kenapa kau khawatir padanya? Aku tahu dia teman baik mu di kantor, tapi apa yang membuatmu sangat khawatir?". Jennie kebingungan, kurasa dia juga sedikit cemburu. Terlihat dari tatapan matanya dan ekspresinya yang sedikit kesal. Aku membelai rambutnya dan tersenyum.
"Jangan cemburu love, aku hanya khawatir padanya karena dia tidak masuk kantor dan tidak izin padaku langsung. Selama ini kami berteman baik, jadi aku khawatir terjadi apa-apa padanya.". Kekasihku ini sangat cemburuan. Dia bisa mengamuk jika aku salah bersikap.
"Tidak, aku tidak cemburu. Honey, Mungkin saja dia ada keperluan keluarga, atau urusan mendadak yang lebih penting dari sekedar bekerja. Itu sebabnya dia tidak masuk kerja hari ini. Jangan berlebihan memikirkannya". Jennie cemberut dan memalingkan wajahnya dariku. Ucapan jennie benar, mungkin saja memang irene ada urusan yang lebih penting. Pikiranku terlalu berlebihan semenjak tekanan yang kurasakan semakin besar.
Aku hanya mengangguk pada jennie. Dia sangat lucu ketika cemberut. Karena gemas aku mencubit kecil pipinya.
"Aw.. sakit honey!. Kenapa kau mencubit pipiku hm? Harusnya kau menciumku bukan mencubit!". dia mengusap pipinya yang kucubit. Jennie sangat kesal, terlihat dari wajahnya. Justru marahnya membuat dia semakin menggemaskan. Tidak bisa ku tahan senyumku. Hingga suara tertawa kecil keluar dari mulutku.
"Aw! Love, jangan memukulku. Apa kau mau kekasihmu ini pingsan karena pukulanmu?". Aku mengusap lengan kiriku yang dipukul jennie. Pukulan jennie sebenarnya tidak sakit, aku hanya pura-pura kesakitan untuk menggodanya.
"Kau menyebalkan! Aku kesal padamu. Aku tidak ingin melihatmu". Jennie beranjak dari duduk dan berjalan menuju tangga, sepertinya dia akan pergi kekamarnya. Apa salahku? Aku hanya bercanda. Jennie cepat sekali emosi dan marah akhir-akhir ini. Bahkan sekarang dia marah hanya karena aku bercanda dengan mencubit pipinya.
Aku tidak mau dia marah padaku. Segera aku menyusul jennie menuju kamarnya. Meminta maaf dan membujuknya agar dia tidak marah adalah solusi yang harus ku lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!P
FanfictionBetapa bahagianya jika bisa menjalani hari demi hari dengan tenang bersama orang yang kau cintai. Pasti sangat menyenangkan!. Apakah Tuhan tidak memberiku pilihan? kenapa aku dikelilingi orang-orang yang menurutku sungguh aneh?. Please... aku hanya...