Lisa Pov
Rasanya tidak nafsu untuk makan meski saat ini menu makan malam di rumah adalah makanan favoritku. Malas bertemu dengan daddy dan mommy. Aku yakin saat ini Sana masih belum pergi dari rumahku, Mungkin sedang dinner di bawah. Lebih baik aku pergi untuk menemui jennie, sudah 2 hari tidak bertemu dengannya. Aku sangat merindukan jennie.
Outfitku hari ini sengaja dengan style simpel, memakai baju turtle neck warna hitam dengan coat panjang warna coklat susu di luarnya. Dengan jeans hitam dan memakai sepatu sneakers putih.
Berjalan menuruni tangga menimbulkan suara langkah kaki. karena langkah kakiku ini, daddy, mommy dan Sana menoleh ke arahku. Aku tahu mereka menatapku, sengaja aku tidak melihat ke arah mereka, hanya fokus berjalan melihat ke arah pintu keluar.
"Lisa, kemarilah, aku dan mommy sengaja memasak makanan favoritmu. Ayo duduk, kita dinner bersama". Sana bangun dari duduknya dan menghampiriku. Dia memeluk lenganku.
"Tidak mau, mood ku buruk. lebih baik makan diluar dengan temanku." Segera Aku melepaskan lenganku darinya. Kembali melangkah menuju pintu keluar.
"Kemana saja kau 2 hari ini?". Langkahku terhenti karena pertanyaan daddy. Dia berbicara dengan nada tenang tanpa melihatku, hanya fokus mengunyah makanannya. İtu membuatku sebal, aku hanya memutar bola mata karena malas meladeni daddy. Mengabaikannya itu lebih baik, aku hendak berjalan untuk pergi. "Bagaimana istana? Bagaimana blue house? Apa kau bersenang-senang disana?". Kakiku tidak jadi melangkah, ucapannya membuatku sedikit kaget. Tiba-tiba daddy membahas ini, dia tahu aku pergi kesana. Pasti dari bodyguardnya yang melaporkan kejadian saat 5 pengawal datang kesini.
"Apa yang coba kau katakan dad? Tidak perlu bertele-tele." Aku melihat ke arah daddy yang masih duduk di kursi dinner. Dia meletakan alat makannya dan melihat ke arahku. Aku tahu dia mencoba menyelidikiku dengan pura-pura bertanya. Entah dia sebenarnya sudah tahu atau belum alasan aku dibawa ke blue house.
"Ada hubungan apa kau dengan royalti? Apa yang telah kau lakukan hingga membuatmu terlibat dengan mereka? Bahkan para pengawal kerajaan mencarimu". Daddy bertanya dengan suara tegas, seolah mengintrogasiku saat ini. Aku menyeringai dan berjalan ke arah meja makan. Melakukan perlawanan disaat ini adalah hal yang tepat. İni waktunya membuat langkah menyerang. Aku berdiri di depannya, di samping meja makan.
"Aaa~~ kau bertanya padaku~? Kenapa tidak kau tanyakan saja pada princess kesayanganmu itu? Karena dia, aku terpaksa terlibat dengan kerajaan." Sengaja aku mengatakan dengan nada mengejek dan sarkas. Mencondongkan tubuhku pada daddy dengan kedua tanganku di meja sebagai tumpuan. Aku menyeringai pada daddy. Dia bangun dari duduk, keningnya mengkerut, mungkin dia bertanya-tanya apa maksud ucapanku.
"Apa yang kau katakan lisa? Tidak ada hubungannya dengan Sana. Kenapa kau terus menyalahkan Sana? Berhentilah membuat Sana tertekan!". Sudah ku tebak, daddy pasti membela Sana. Dia bahkan mulai menunjukkan wajah kesal padaku. Matanya menatapku tajam. Melihat itu, aku membenarkan posisi dengan berdiri tegak. Aku menoleh pada Sana.
"Sana, katakan saja apa yang telah kau lakukan padaku malam itu. Katakan dengan jelas sekarang juga.". Sana terlihat gugup, wajahnya menunduk. Tangannya memainkan ujung kaos yang dia pakai. Melihat itu membuatku menggelengkan kepala karena tidak habis pikir dengan perbuatannya padaku, sekarang Sana bahkan tidak mau mengakui kesalahannya.
"Lisa, apa yang terjadi? Berhentilah membuat keributan. Lihatlah, Sana ketakutan sekarang karena kau terus menyalahkannya". Mommy angkat bicara juga, mungkin mulai merasa kasihan pada Sana. Huffthh harusnya aku yang dikasihani oleh mommy sekarang. Andai Mommy tahu kalau akulah korbannya, bukan Sana.
"Li-lisa... Aku, ak-". Sana tergagap sekarang, terlihat jelas dia gugup. Dia takut kebenaran terungkap. Aku menghela nafas melihat Sana. Memotong perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girls in My Life - Jenlisa G!P
FanficBetapa bahagianya jika bisa menjalani hari demi hari dengan tenang bersama orang yang kau cintai. Pasti sangat menyenangkan!. Apakah Tuhan tidak memberiku pilihan? kenapa aku dikelilingi orang-orang yang menurutku sungguh aneh?. Please... aku hanya...