☕︎☕︎☕︎
Sudah hampir satu minggu Mark di rawat di rumah sakit, dan kini dia sudah diperbolehkan pulang. Jeno cukup senang, karena dia tidak kesulitan harus bolak balik ke rumah sakit untuk menjaga Mark. Kini Jeno bisa menjaga Mark di rumah saja.
Ngomong ngomong soal rumah, orang tua Mark sudah membelikan rumah yang baru untuk Mark dan juga Jeno. Awalnya Jeno merasa tidak enak dan menolaknya, tapi ini juga demi keamanan bersama, terutama Mark. Orang tua Mark hanya takut kejadian ini terulang lagi dan membuat Mark kembali celaka seperti sekarang ini.
"Hati hati, jika ada yang sakit katakan saja padaku—" ucapan Jeno terpotong seketika saat merasa Mark menarik narik bajunya.
"Apakah Jeno sudah menyukai Mark?" satu yang pertanyaan keluar dari mulut Mark yang membuat Jeno terdiam seketika.
Hah~
Jeno tidak berniat sama sekali untuk menjawab pertanyaan Mark. "Aku harus berangkat kuliah, jika kau membutuhkan sesuatu, kau boleh langsung telpon aku. Atau menyuruh bibi Hana untuk melayanimu," ucap Jeno sebelum dia pergi meninggalkan Mark di kamarnya sendirian.
"Kapan Jeno akan menyukai Mark?.." lirih Mark sembari menundukkan kepalanya merasa bersedih akan hal ini.
...
Hari hari terus Mark dan Jeno lalui, mereka berdua memang tampak dekat belakangan ini. Jeno juga menjadi fokus mengurus Mark sejak Mark sakit karena kecelakaan itu. Luka Mark belum sembuh sempurna, masih sedikit basah.
"Shh—" ringis Mark pelan saat Jeno membantunya untuk menggantikan perban yang sudah cukup lama itu.
"Maafkan aku, jika kau merasa kesakitan aku akan memanggil kan dokter untuk menggantikan perbanmu," ujar Jeno sembari kembali mengusap usap pelan pinggir luka Mark agar mengurangi rasa sakitnya.
"Tidak! Mark yakin Jeno bisa menggantinya, ganti saja. Mark akan menahan rasa sakitnya," ucap Mark dengan senyuman tipisnya itu.
"Baiklah.." final Jeno pada akhirnya.
Dengan hati hati Jeno mengganti perban Mark, saat Jeno melihat lukanya.. Lukanya hampir sembuh, tapi sepertinya memang masih sedikit basah membuat Mark merasa kesakitan. Andai saja Mark tidak tertembak pada saat itu.. Mungkin Mark tidak akan merasakan sakit seperti sekarang ini.
"Maafkan aku," ujar Jeno tiba tiba.
"Untuk?"
"Aku tidak bisa melindungimu, Mark. Pada saat perampokan rumah kita, harusnya aku yang melindungimu. Bukan kau yang melindungiku, aku benar benar minta maaf.. Aku memang ceroboh," Jeno menundukkan kepalanya sedih, kali ini Jeno yang merasa sedih karena dia melihat luka Mark yang tidak kunjung sembuh juga, apalagi luka tembaknya itu.
"Jeno.. Mengapa Jeno membahas ini lagi? Mark.. Mark sudah hampir melupakan kejadian itu, Jeno. Jangan Jeno bahas lagi Nde?.. Mark tidak masalah jika harus melindungi Jeno, bahkan hingga nyawa Mark terancam, Mark tidak peduli Jeno.. Yang penting Jeno selamat, dan tetap hidup untuk mengejar mimpi Jeno," tutur Mark sembari mengusap usap lembut puncak kepala Jeno dengan sayang, Mark terlihat begitu menyayangi suaminya itu.
Jeno terdiam mendengar penuturan dari Mark, bahkan Jeno sedikit terkejut karena Mark mengelus puncak kepala Jeno dengan sayang.
"M-Mark—"
"Shut! Jeno diam saja, Mark ingin mengelus elus kepala Jeno," potong Mark sembari tersenyum pada Jeno.
Jeno menghela nafasnya kasar, dia pun kembali melanjutkan acara mengganti perban milik Mark itu. Dengan wajah anehnya itu, Mark terus menatap Jeno membuat Jeno sedikit risih. Namun di sisi lain Jeno juga suka saat Mark menatap seperti itu.
"Berhenti menatapku," ketus Jeno.
"Huh? Maafkan Mark.." Mark pun langsung menundukkan kepalanya karena merasa bersalah sudah menatap Mark hingga seperti tadi. Pasti Jeno merasa risih, itu yang berada di pikiran Mark saat ini.
"Ya tidak apa, sini makan biar aku yang menyuapimu," Jeno pun duduk di sebelah Mark, itu setelah dia selesai menggantikan perban lama Mark dengan perban baru.
"Tidak apa? jika—jika Jeno keberatan biar Mark makan sendiri," Mark mencoba untuk mengambil mangkuk yang berisi makanan di tangan Jeno namun Jeno menolaknya.
"Tidak, biar aku yang menyuapimu," kekeuh Jeno dan langsung menyuapkan makanan tersebut pada mulut Mark.
Mark pun hanya bisa menurut saja apa kata Jeno, mau melawan pun.. Mark takut Jeno akan marah padanya karena Mark melawan. Mark anak baik, Mark tidak akan melawan Jeno, Mark akan menuruti semua perintah dan keinginan Jeno, Mark ingin menjadi suami yang baik.
"Aku masih berharap, bahwa idiotmu ini hanya kepura-puraan saja, Mark. Aku menang sudah menerimamu, tapi aku masih berharap, kau normal seperti orang lain.."
...
1 minggu kemudian..
Sudah sejauh ini, Mark terus dirawat oleh Jeno bahkan lukanya kini sudah mulai mengering. Dengan sabar Jeno menghadapi sikap Mark yang seperti anak anak, dan terkadang juga nakal. Jeno terus berusaha sabar dan perlahan mulai menerima Mark di dalam hidupnya.
Walaupun hatinya masih belum rela bahwa suaminya ini cacat secara mental.
Namun terkadang Jeno juga dibuat terharu oleh kata kata yang Mark ucapkan, Mark pernah mengucapkan...
"Jeno, Mark ada disini.. Sekarang tidak perlu sedih nde?? Mark akan selalu berada di sisi Jeno, dan menguatkan Jeno. Jangan sedih lagi, Mark tidak suka! Mark mencintai Jeno!"
Bahkan Jeno saja sampai menangis mendengar penuturan tersebut dari Mark, Jeno masih mengira dan begitu berharap Mark tidak benar benar idiot. Tapi sudah sejauh ini.. Kondisi Mark masih sama saja, tidak ada yang berubah.
"Jeno, Mark memasakkan sup untuk Jeno. Makan nde?? Mark sudah lelah membuatnya, jadi Jeno harus memakannya okay??" pinta Mark dengan senyuman manisnya itu di pagi hari yang cukup cerah ini.
"Iya, Mark. Aku akan mencoba memakan masakanmu," ujar Jeno membuat Mark langsung sumringah dan menyiapkan makanan itu, lalu ia pun duduk berhadapan dengan Jeno.
Srupp—!!
Jeno menyeruput sayur buatan Mark membuat Mark menatapnya untuk menunggu jawaban dari Jeno. "Kenapa kau melihatku hingga seperti itu?" tanya Jeno dengan ketus.
Mark sedikit terkejut lalu menundukkan kepalanya karena merasa bersalah telah menatap Jeno hingga seperti itu. "Maaf.. Mark minta maaf Jeno, Mark tidak sengaja.. Maafkan Mark," Mark terus meminta maaf sembari memain mainkan bajunya sendiri hingga terlihat kusut.
Jeno terkekeh pelan lalu mencubit pipi Mark dengan gemas. "Tidak apa anak baik, aku hanya merasa tidak nyaman saat kau menatapku seperti itu. Hmmm sepertinya memang aku yang cocok menjadi seme mu," ujar Jeno sembari bertolak pinggang.
"Huh?! Mark seme nya!!" kesal Mark sembari menatap Jeno dengan tatapan tajam nya.
"Hahaha, terserahmu saja. Oh ya, sup buatanmu enak, dan aku menyukainya. Nanti lain waktu?? Masakkan aku lagi ya? Aku suka," ujar Jeno dengan senyumannya itu.
Astaga.. Jantung Mark benar benar berdegup dengan sangat cepat, ini benar benar kejadian di luar dugaan Mark. Jeno.. Ia mau tersenyum manis tepat di hadapan Mark pada pagi hari ini!!!
Rasanya Mark ingin teriak sekarang juga.
09.02.22
TBC
Halo Halo, maaf aku baru sempet update hehe.. Sibuk aku tuh.BTW JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENNYA YA, MAKASIH!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] My Idiot Husband | MarkNo 1/2
FanficDemi apapun, tolong maafkan ketidaksempurnaan Mark yang membuat semua orang susah. !!! JUST FIKSI !!! [ MARK LEE X JENO LEE ] ⚠BXB, YAOI, BL, MARKNO! ⚠tidak di sarankan untuk homophobic ⚠ MARK DOM, JENO SUB. ⚠ FRONTAL ⚠ Angst sedikit. ✅semi bak...