11. hufth

10.3K 933 45
                                    

☕︎☕︎☕︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☕︎☕︎☕︎

Jeno menghela nafasnya kasar, ia melihat Mark yang masih memejamkan matanya rapat rapat di ranjang rumah sakit miliknya itu. Ini sudah malam, jam juga sudah menunjukkan pukul 11 malam. Namun Jeno merasa ia sama sekali belum mengantuk, seluruh keluarganya juga sudah pulang.. Yang berada di rumah sakit menjaga Mark saat ini hanyalah Jeno.

"Kapan kau akan siuman? Aku merasa bersalah dan ingin meminta maaf padamu, walau aku masih sedikit membenci keberadaan mu di hidupku, tapi aku akan mencoba perlahan menerimamu. Mungkin apa yang dikatakan oleh Jaemin itu benar, harusnya aku perlahan bisa menerimamu.. Karena statusmu sekarang adalah suamiku," lirih Jeno sembari menundukkan kepalanya.

Jeno berjalan ke arah sofa lalu memilih untuk memejamkan matanya, ini sudah malam dan besok dia harus berkuliah. Hari ini dia sudah tidak masuk kuliah, besok harus masuk.

Pagi hari tiba, Jeno memerhatikan Mark yang masih tampak memejamkan matanya rapat rapat. Pasca operasi Mark semalam.. Mark masih belum sadarkan diri, entah memang efek obat bius atau memang Mark nya yang belum sadarkan diri.

"Hah~ aku harap saat aku pulang kuliah nanti, kau sudah sadar ya? Sekarang aku menitipkan mu kepada bunda dulu. Nanti jika aku sudah pulang, aku akan kembali menjagamu lagi. Cepat sadar, aku ingin meminta maaf padamu," tutur Jeno sembari mengelus lembut punggung tangan Mark.

Setelah itu Jeno pun pergi meninggalkan Mark sendirian di ruangannya. Kebetulan saat Jeno membuka pintu, dia langsung bertemu dengan bunda mertuanya itu. Jeno tersenyum tipis, karena dia tidak perlu mengkhawatirkan Mark saat kuliah nanti.

"Mau berangkat?" tanya bunda Yeji dan dibalas anggukkan oleh Jeno.

"Iya, Bunda. Jeno titip Mark pada bunda dulu ya, Jeno berjanji akan pulang cepat setelah selesai kelas," ujar Jeno dengan senyumannya itu.

"Tidak perlu terburu buru, fokus saja pada kuliahmu, Jeno. Ini memang keinginanmu bukan? Kau pasti bersemangat melakukannya. Bunda juga akan menjaga Mark, kau tenang saja.. Kau lupa? Dia juga anak bunda, bunda pasti akan menjaganya," bunda Yeji balas Jeno dengan senyumannya juga sembari mengusap usap puncak kepala Jeno dengan sayang.

"Terimakasih bunda, kalau begitu Jeno berangkat dulu ya?" pamit Jeno dan dibalas anggukkan oleh bunda Yeji. Setelah Jeno berpamitan, Bunda Yeji pun masuk ke dalam ruang rawat Mark.

Di perjalanan Jeno hanya melamun, hari ini tidak ada semangat baginya. Khawatir dengan perasaan bersalah terus menghantuinya. Di pikirannya selalu ada kata 'apakah waktu itu aku terlalu berlebihan? Walau kita baru saja menikah.. Dan aku belum terlalu lama menyakitinya, tapi aku tetap saja bersalah, aku benar benar merasa bersalah sudah membentak, mencaci maki nya bahkan membencinya'

Hah~

Jeno memejamkan matanya sekejap.

Saat sampai di tempat kuliahnya, Jeno langsung buru buru menuju kelasnya. Karena memang dia ada kelas pagi hari ini, belum terlambat.. Tapi ia ingin menggalau terlebih dahulu sebelum kelas mulai.

"Aku jadi berpikir tentang semalam.. Bagaimana si idiot itu mampu melawan preman banyak? Bukankah dia tidak bisa bela diri? Ini suatu keanehan, sangat janggal sekali. Apakah selama ini dia berpura pura menjadi idiot?? Tapi untuk apa??" monolog Jeno seorang diri setelah ia sampai di kelas nya.

Puk!

"Astaga, Jaemin! Kau mengejutkan ku, kau tahu??!" kesal Jeno.

"Hahaha, mian. Oh ya, aku dengar.. Kau dan Mark baru saja mengalami musibah ya? Aku turut prihatin.. Bagaimana keadaan Mark saat ini?" tanya Jaemin membuat Jeno mengerutkan keningnya seketika.

"Tunggu, kau tahu darimana Mark masuk rumah sakit?" tanya Jeno dengan nada curiganya itu.

Jaemin terkekeh pelan. "Kau lupa? Papamu selalu mengabari tentangmu dan Mark padaku. Jelas aku tahu, aku juga tahu persis bagaimana kejadiannya tadi malam karena ayahmu yang menceritakan semua itu padaku," jelas Jaemin membuat Jeno mengerutkan keningnya heran, perasaan papa Donghae tidak secepu ini dulu. Kenapa sekarang jadi seperti ini?

Puk!

"Sudahlah tidak perlu dipikirkan, sekarang fokus saja pada pelajaran. Sebentar lagi juga kelasku akan mulai, semangat belajar!" ucap Jaemin sebelum ia meninggalkan Jeno yang masih mematung memerhatikan Jaemin.

"Aneh."

...

Setelah Jeno menyelesaikan kelasnya hari ini, ia langsung cepat cepat kembali ke rumah sakit. Dengan harapan Mark sudah siuman.

Ceklek!

Dua orang yang berada di dalam ruangan Mark menoleh ke arah pintu, dan yeah.. Dua orang itu adalah Mark dan juga bunda Yeji. Jeno tersenyum lega saat melihat Mark ternyata sudah bangun dari tidur panjangnya semalam itu.

"Syukurlah kau sudah pulang, Jeno. Sedari tadi Mark menanyakan dirimu," ujar bunda Yeji lalu tersenyum manis pada Jeno.

Jeno menghela nafasnya perlahan lalu menghampiri Mark yang sedari menatapnya dengan tatapan kosongnya seperti biasa itu.

"Bunda tidak ingin mengganggu kalian berdua, kalau begitu bunda pulang ya? Jeno bunda titipkan Mark padamu ya??" pamit bunda Yeji, dan Jeno hanya membalas.

Sebelum bunda Yeji pergi dari ruang rawat Mark dan meninggalkan Jeno berdua bersama Mark di sana, dia sempat mencium kening anaknya itu dengan sayang. Jeno mengedipkan matanya berkali kali saat melihat hal itu, kapan dia akan merasakan kasih sayang itu? Jeno tidak pernah merasakannya..

Setelah selesai mencium kening anaknya, bunda Yeji pun segera pergi keluar dan benar benar meninggalkan Mark bersama Jeno disana.

"Mark," panggil Jeno lalu duduk di atas ranjang di samping Mark.

"Huh? Apa Jeno?" tanya Mark dengan suara khasnya itu.

"Kau sudah baik baik saja?" tanya Jeno untuk memulai percakapan yang cukup canggung baginya.

"Sudah, Mark sudah lebih baik dari sebelumnya. Apakah Jeno khawatir pada Mark? Sekarang jangan khawatirkan Mark lagi nde? Mark sudah baik baik saja," jelas Mark dengan senyuman manisnya itu.

"Iya.. Tidak khawatir, sekarang kau harus banyak banyak istirahat agar lekas pulih ya?" lirih Jeno.

"Iya Jeno!"

Jeno terdiam sejenak, membiarkan Mark juga ikut terdiam sembari menatap nya dengan tatapan aneh, yang biasa Jeno benci sehari harinya.

"Mark," panggil Jeno lagi setelah lama terdiam.

"Hm? Apa Jeno?" tanya Mark sembari menoleh lagi ke arah Jeno.

"Kau benar benar idiot?"

Oh ayolah Jeno, kenapa kau mengeluarkan pertanyaan bodoh seperti ini? Si idot itu pasti tidak akan mengerti pertanyaanmu.

"Huh? Apa yang Jeno maksud?" tanya Mark kembali.

"Ah, tidak.. Lupakan saja," jawab Jeno.

"Baiklah.."

"Kau ingin sesuatu?" tanya Jeno.

"Mark hanya ingin Jeno memeluk Mark.. Apakah boleh?" pinta Mark membuat Jeno meneguk salivanya sembari menatap Mark dengan tatapan kosong.

"B-boleh.." jawab Jeno.

Mark tersenyum senang, dengan cepat Mark pun merentangkan tangannya agar Jeno lebih mudah memeluknya. Jeno pun segera memeluk Mark dengan erat, sungguh pelukan yang belum pernah Jeno rasakan sebelumnya.. Ini sangatlah nyaman.

"Terima kasih, Jeno." ucap Mark sebelum dia kembali terlelap dalam tidurnya.

"Terima kasih kembali.."

30.01.22

TBC
Halo Halo, maaf aku baru bisa update lagi..

BTW JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENNYA-!!!!!!

[✔] My Idiot Husband | MarkNo 1/2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang