"Gendong yerim sebentar" ucap irene menyerahkan yerim pada suho
suho mengambil alih yerim, mengikuti langkah irene yang berjalan di jalan setapak di penuhi dengan rumput-rumput liar.
Daegu desa polos yang ternyata sangat jauh dari yang namanya kemajuan. suho bayangkan, jika turun hujan pasti jalan ini akan bejek dan licin.
"brlummrr" celoteh yerim bermain-main dengan mpeng nya yang di beri antik-antik tali rantai khusus mpeng.
"ambil jaket putri ku" suruh suho pada baby sister yerim yang dengan setia ikut dengan mereka sambil membawa semua perlengkapan yerim
baby sister itu mengambil jaket tebal yerim yang terbuat dari kulit. "ini tuan"
suho mengambilnya lalu menutupi kepala yerim dengan topi jaket itu untuk menutupi kepala dan tubuh yerim agar tidak terkena ranting dan daun-daun pada tubuh mungil bersih itu.
"buwah..." celoteh yerim saat tanganya menarik topi jaket itu sambil menatap papah nya.
"No sayang, pakai" suruh suho kembali memakaikan jaket yang yerim tarik.
"bwah~kihaggg" tawa yerim kencang membuat irene yang didepan harus berbalik badan apa yang sedang dilakukan putri kecil dan suaminya itu.
"tidak kim, pakai ini." suho dengan sabar menahan jaket itu agar tidak di tarik oleh tangan nakal baby kim junior nya.
melakukan perjalan berberapa meter akhirnya kampun tempat tinggal irene terlihat. bangunan-banguna rumah kecil terlihat disana.
irene berjalan pelan mendekati warga disana untuk bertanya apa kah rumahnya masih ditempat yang sama atau sudah pindah.
semua tatapan warga tentu terpusat pada manusia-manusia orang kota bersama irene. apalagi suho yang membwa dua baby sister yerim dan lima bodyguard nya.
"Nak, kamu anak nya bae jeong nam?" wanita paruh baya desa itu bertanya pada irene
"i iya" angguk irene gugup
"astaga nak! kamu anak gadis yang di usir yang ceritakan orang-orang kampung ini? kamu anak laki-laki kejam itu?"
irene hanya mengangguk saja.
"rumah mereka masih disana nak, kamu jalan saja"
"terimakasih bu" sopan irene
irene mendekati suho yang berdiri dengan yerim digendong nya
"apa kata nya?" tanya suho
"mereka masih tinggal dirumah ku yang lama. sini, biar aku yang gendong"
"tidak usah, ayo jalan saja" ucap suho merangkul irene dengan sebelah tanganya.
kaki irene terasa berat untuk melangkah menuju rumah lamanya yang penuh dengan kenangan menyedihkan. tapi apa boleh buat, takdir irene ialah memiliki appa dan eomma yang kejam
"aku takut~" lirih irene meremat tanganya pada pinggang suho
suho mengeluh bahu irene yang dirinya rangkul. memberikan senyuman pada irene.
bangunan rumah nya masih sama waktu terakhir kali irene pergi. hanya saja sepertinya pekarangan rumah ini tidak di urus hingga rumput liar bertumbuhan hingga sampai ke tiang kayu rumah.
"Siapa kalian?!"
mendengar suara itu irene menegang. menatap kesamping tempat suara berada
Bae Jeong Nam
appa dari Bae Irene sedang berdiri dengan sebuah pisau tajam ditanganya, mungkin appa kejam nya itu baru pulang dari ladang?.
suho menarik irene lebih dekat denganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THOSE EYES
Short Story🐇🐇🐢 #irene 2 #suho 10 #Yeri 38 # Exo 82 # exovelvet 29 #surene 35 #yerene 21 #family 802