Miracle (jaemren ft nct couple)END✔

10

Renjun langsung mengecek kembali keadaan jaemin dengan taeil yang memberikan ruang bagi renjun untuk memeriksa putranya.

"Bagaimana njun?" Ucap yuta menatap anaknya itu.

"Dia baik-baik saja baba, ini efek dari obat herbal nya saja. Dan mengenai Paman yang ingin memindahkan jaemin ke mansion Paman yang ada disebelah. Baiklah saya tak akan melarang, hanya saja biarkan saya untuk ikut kesana dan memantau keadaannya sampai sembuh setiap harinya "

"Baiklah " Ucap taeil mengerti lalu diapun memindahkan jaemin dengan bantuan para pekerja di rumah bangsawan Huang itu, renjun juga mengikuti ke rumah sebelah dan kekamar yang akan ditepati oleh jaemin.

"Hyung, aku ingin bicara denganmu" Ucap yuta dan taeil hanya mengangguk tanda mengerti lalu pergi dari kamar anaknya itu dan meninggalkan renjun bersama dengan jaemin yang tertidur nyenyak.

Di ruang tengah rumah bangsawan Na.

"Ada apa yuta?"

"Dia anak Doyoung kan hyung?" Ucap yuta.

"Ya. Anak kami." Ucap taeil.

"Hyung? Kapan kalian akan pindah kemari?" Ucap winwin menatap taeil.

"Secepatnya. Lagian aku merasa sangat senang karena anakku ditemukan oleh anakmu." Ucap taeil.

"Aku juga bersyukur untuk itu hyung."Ucap yuta.

"Apa itu tandanya mereka berjodoh?" Ucap taeil begitu saja membuat yuwin saling menatap dengan sangat kaget.

"Maksud Hyung?"

"Aku tau anak kalian sangat tak suka sama orang yang berkaitan dari istana, dan kalian tau sebenarnya dia siapa bukan? Tapi, dia tak akan tau sampai hari terakhirnya melihat dunia ini. Aku pastikan itu, dia hanya puteraku, putera seorang Na Taeil."

"Kami tak mempermasalahkan itu hyung, hanya saja kami kurang mengerti, maksudmu?" Ucap yuta dan winwin yang menatap bingung taeil.

"Apa kalian akan menerima jika aku meminang anak kalian untuk Na Jaemin." Ucap taeil.

"Tidak Hyung, aku tidak keberatan sama sekali. Karena aku tau, anakmu pasti akan mencontoh sikapmu dan Doyoung Hyung." Ucap winwin.

"Ya, aku juga tak menolak Hyung. Aku akan menerima lamaranmu saat kau siap datang dengan niat baik itu." Ucap yuta.

"Pasti, aku akan datang secepatnya. Mungkin setelah jaemin benar-benar sembuh " Ucap taeil dan yuwin hanya menganggukkan kepalanya.

At. Istana.

Jeno berada di tempat latihan memanah dan diapun melihat dengan tatapan kosong tempat panahan itu, dimana tempat itu selalu menjadi tempat bagi jaemin untuk berlatih begitu pula dengannya. Dimana saat dia tak menemukan jaemin maka dia akan menemukannya disana. Tapi, sekarang dia bahkan tak bisa menemukan dimanapun jaemin. Sepupunya itu.

"Kenapa kau disini Hyung? Apa kau mencari jaemin?" Jeno menatap datar adiknya itu.

"Hyung."

"Apa maksudmu Hyung?"

"Panggil dia hyung Jung Sungchan. Karena dia lebih tua darimu." Ucap jeno.

"Aku tak perlu memanggilnya Hyung, karena dia bukan kakakku. Dan dia hanya benalu." Ucap sungchan datar.

"Jung Sungchan!" Marah jeno.

"Kenapa Hyung? Harusnya kau senang, karena benalu itu pergi dan menghilang bukan malah sedih begini. Kau tau dia bisa mengambil semua hal darimu, termasuk tahta. Kau jangan bodoh Hyung." Ucap sungchan.

"Aku tak butuh tahta itu." Ucap jeno.

"Sekarang kau memang mengatakan tak perlu, tapi suatu saat kau akan mengatakan kalau tahta itu perlu dan kau akan berterimakasih karena dia pergi dengan suka rela." Ucap sungchan.

"Jung Sungchan!"

"Sudahlah Hyung, biarkan dia pergi dan tetap mempertahankan tahta, jangan sampai kau kehilangan tahta setelah kau ditolak."

"Apa maksudmu?" Ucao jeno dengan auranya yang sangat gelap itu.

"Bangsawan Huang datang kemari 3 hari yang lalu dan menolak pinangan ayah untuk anaknya. Kau di tolak Jung Jeno. Maka, kau harus membalasnya bukan? Dengan cara menaiki tahta." Ucap sungchan datar

"Baguslah jika dia menolaknya karena aku tak ingin menikah lebih dulu dan mengambil tahta. Jika kau sangat terobsesi dengan tahta itu maka kau bisa memilikinya." Ucao jeno lalu diapun pergi meninggalkan sang adik.

"Kalau saja halmonie menyuruhku melakukan itu, aku pasti akan senang hati naik keatas tahta itu. Tapi, halmonie tetap saja menyukaimu walaupun kau tak pernah mendengarkannya Hyung." Monolog sungchan sembari mengepalkan kedua tangannya menahan amarah.

~Tbc~