24

1K 140 0
                                    

Seminggu telah berlalu dan telah seminggu pula jaemin mengajarkan renjun berkuda, saat ini jaemin tengah sarapan dengan sang ayah sebelum berlatih kuda lagi dengan renjun.

"Jaem?"

"Ada apa ayah?"

"Bagaimana kesehatanmu saat ini?'

"Sudah sangat baik ayah. Apa ada hal yang penting?"

"Besok adalah malam bulan purnama."

"Lalu?'

"Ada acara di kerajaan dan yang mulia menyuruh kita untuk turut hadir."

"Aku mengerti ayah."

"Bagaimana dengan hubunganmu dan renjun?"

"Semuanya berjalan lancar, aku tak mau menanyakan jawaban nya karena aku tak ingin dia menjauh."

"Hmm, ayah mengerti." Ucap taeil tersenyum.

At. Kediaman bangsawan Huang.

Keluarga Huang itu tengah sarapan bersama.

"Renjun?"

"Iya ma?"

"Bagaimana berlatih kudanya? Apa kau sudah mahir?"

"Sedikit. Tapi, aku akan terus belajar." Riang renjun.

"Hmm. Mama akan selalu mendukung."

"Sepertinya sebentar lagi akan ada yang pamer skill berkudanya ge."

"Apasih taro." Ucap renjun.

"Bercanda ge." Ucap taro.

"Renjun?" Sang empu lantas melihat sang ayah.

"Bagaimana dengan pinangan keluarga Na? Apa kau sudah ada jawabannya?" Renjun hanya diam saja karena dia lupa dengan pinangan itu, saking nyamannya dengan jaemin dia lupa soal hal itu.

"Apa kau belum memikirkannya renjun?" Ucap winwin. Dan renjun hanya menganggukkan kepalanya sembari menunduk.

"Renjun, Mama dan baba bukan mau mengatyr kehidupan pernikahanmu. Tapi, kau harus segera memutuskan karena umurmu sudah masuk usia menikah." Ucap yuta.

"Sayang? Apa kau tak punya perasaan apapun pada jaemin? Mama lihat kau sangat senang bersamanya dan kau selalu tersenyum."

"Aku—"

"Sudahlah ma, ba, biarkan renjun berpikir lagi, ini juga akan menjadi keputusan besar bagi hidupnya." Ucap dejun.

"Hmm taro setuju dengan dejun ge, lagian biarkan saja sampai acara dejun ge dan Dery Hyung terjadi. Mungkin saat itu sudah ada jawaban dari renjun ge. Ya kan ge?" Ucap taro dan renjun hanya menganggukkan kepalanya membuat yuta ataupun winwin tak bisa mengatakan apapun lagi.







Taman belakang kediaman bangsawan Huang.

Renjun duduk dengan tenang sembari memangku kucing putih itu dan memikirkan pinangan itu pada akhirnya. Ntah kenapa dia bisa melupakan soal itu.

Jaemin melihatnya lalu diapun mendekat dan duduk disebelah renjun. Tapi, sang empu sama sekali tak menyadari hal itu, hingga jaemin mengambil kucing itu dari pangkuan renjun barulah sang empu kaget bukan main.

"Jaemin? Sejak kapan?"

"Sejak kau melamun. Ada apa? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"

"Anio "

"Sepertinya iya, kalau begitu kita tak bisa berlatih hari ini."

"Wae!"

"Karena jev akan merasakan jika penunggangnya banyak pikiran dan jev tak suka hal itu." Ucap jaemin datar, renjun hanya diam lalu mempoutkan bibirnya membuat jaemin gemas dan tanpa bisa dia tahan, diapun mengelus kepala renjun membuat sang empu menatapnya kaget dengan rona merah yang menghiasi pipi chubby nya seketika.

"Kau sangat menggemaskan renjun." Ucap jaemin. Dan renjun langsung mengalihkan pandangannya membuat jaemin terkekeh pelan. Sedangkan coco langsung meloncat turun dari pangkuan jaemin dan melihat keduanya dari bawah.

"Dasar. Dua orang yang sedang kasmaran, benar-benar menyebalkan. Ntah sampai kapan aku harus menjaga mereka berdua. Akukan juga ingin berkencan."batin Yangyang.

"Yangyang kau mendengar Kakek."

"Iya."

"Besok malam ada acara di istana pastikan kau ada disana."

"Dalam wujud apa kek? Lagian mereka tak mungkin membawa kucing kesana."

"Dalam wujud manusia. Aku sufah mengirimkan ilmu manipulasi. Kau akan menjadi anak dari salah satu bangsawan yang tidak bisa datang besok."

"Nugusimmikka?"

"Qian Kun."

"Baik kek, aku mengerti."

Renjun lantas berdiri membuat jaemin menatapnya bingung lalu melihat renjun yang berdiri dihadapannya seketika.

"Ada apa renjun?"

"Mengenai pinangan itu." Jaemin hanya menatapnya tanpa menjawab sama sekali. Membiarkan hanya renjun yang menjawabnya.

"Aku akan menjawabnya besok malam." Ucap renjun yang telah memutuskan dalam pikirannya.

"Kau tidak perlu terburu-buru renjun. Aku akan menunggu."

"Tidak, aku akan tetap menjawabnya besok." Kekeh renjun.

"Baiklah. Jadi, sejak tadi kau memikirkan soal ini?"

"Anio." Ucal renjun menunduk.

"Kau seperti nya iya." Goda jaemin.

"Na Jaemin!" Kesal renjun membuat pria Na itu tertawa karena tingkahnya.














At. Kerajaan Jung.

Jaehyun, taeyong, nyonya Lee, jeno dan sungchan tengah sarapan bersama.

"Besok malam adalah acara yang sudah di rencanakan. Ayah harap kalian berdua tetap berada di tempat." Ucap jaehyun pada kedua puteranya yang hanya mengangguk tanda mengerti.

"Kalian juga sudah pantas bergaul dengan para bangsawan lainnya. Banyak bangsawan yang akan datang nantinya. Juga banyak anak bangsawan yang bisa berkenalan dengan kalian." Ucap taeyong

"Apa bangsawan Huang tetap menolak pinangan yang mulia?"

"Maaf ibu, tapi saya tak bisa meminang kembali orang yang telah menolak untuk menghormati keputusan mereka." Ucap jaehyun.

"Kau hanya terlalu baik yang mulia. Lagian kau bisa memaksa anak mereka menikah dengan putera mahkota."

"Halmonie, aku tidak mau menikah untuk saat ini. Jadi, jangan lakukan hal kejam yang akan membuat banyak orang benci pada anggota istana." Ucap jeno datar.

"Ibu, jangan seperti itu." Ucap taeyong tapi ibunya hanya masa bodoh dan melanjutkan acara makannya saja.

"Sudahlah halmonie, sepertinya ibu dan ayah memang tak mau jeno hyung menikah dengan cepat." Ucap sungchan dan nyonya Lee hanya menganggukkan kepalanya sedangkan sang raja dan ratu hanya diam saja.































~Tbc~

Miracle (jaemren ft nct couple)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang