9

1.2K 161 1
                                    

Sudah tiga hari taeil mencari keberadaan jaemin, dia benar-benar sangat cemas dengan keadaan anaknya itu, dia tak mau kehilangan jaemin sama sekali. Bahkan semua pengawal yang diperintahkan jaehyun juga terus mencari termasuk jeno, Mark dan Dery saat ini.

Sekarang taeil berada di pasar, dia berharap dapat menemukan jaemin di tempat tokoh buku yang biasa di datangi anaknya itu, hanya itu harapannya saat ini.

Sementara itu, sungchan sekarang tengah berada di kamarnya dengan senyum yang mengembang di wajahnya itu.

"Sudah tiga hari, aku jamin kau telah tiada Na Jaemin, baguslah karena tak sia-sia aku menghabisimu." Monolog sungchan lalu diapun melihat dari balkon kamarnya semua pengawal yang sibuk mencari jaemin dengan senyumannya yang benar-benar sangat bahagia itu.

Kembali lagi pada taeil, dia terus berjalan disekitar pasar dan juga menuju tempat buku yang sering di kunjungi anaknya itu, tapi tak ada sama sekali, saat dia berbalik tanpa sengaja dia menabrak seseorang.

"Maafkan saya." Ucap taeil dan diapun melihat orang itu lalu kaget karena yang tak sengaja dia tabrak adalah sahabatnya dan mendiang istrinya, Huang Yuta.

"Yuta?/Hyung?" Ucap keduanya bersamaan.

"Lama tak bertemu Hyung, bagaimana keadaanmu? Dan bagaimana keadaan anak Doyoung?" Ucap yuta karena dia memang tau yang sebenarnya terjadi pada Doyoung dan keikhlasan taeil menggantikan tanggung jawab orang lain.

"Aku baik, aku sedang mencari anakku."

"Apa maksudmu Hyung?"

"Anakku sudah tak pulang tiga hari, dan aku takut dia kenapa-napa, terakhir kali dia merasa sangat patah hati karena cintanya tak akan terwujud seperti ibunya."

"Maksud Hyung?"

"Lupakan saja, dengar-dengar kau mendapat pinangan dari yang mulia, apa jawabanmu?"

"Tidak, aku menolak. Karena anakku tak mau Hyung. Lagian aku juga tak mau anakku masuk sebagai keluarga istana kalau masih dalam keadaan seperti ini."

"Aaa."

"Sayang sekali, jaemin. Kau harus pulang nak, cintamu akan terwujud, ayah mohon jaemin." Batin taeil menangis.

"Mengenai anakmu yang hilang? Sepertinya kau harus ikut aku Hyung."

"Apa maksudmu?"

"Ayo Hyung, nanti aku akan menjelaskannya." Ucap yuta dan taeil langsung mengikuti yuta yang berjalan menuju kudanya dan diapun juga menaiki kudanya.


At. Kediaman bangsawan Huang.

Renjun baru saja selesai menggantikan perban dan memberikan obat baru pada luka yang sudah menutup itu, dan diapun menatap jaemin dengan tatapan sedihnya itu, hingga dia melihat Coco naik keatas tempat tidurnya dan melihat jaemin.

"Kau tau Coco, dia sudah tiga hari tidur di tempat tidurku. Tapi, kenapa tak kunjung sadar? Apa tempat tidurku terlalu nyaman Coco?"

"Itu karena belum waktunya dia sadar renjun." Pikiran Yangyang.

"Jaemin-ssi? Kau tak boleh pergi, aku belum menemukan jawaban yang tepat tentang perasaanku padamu. Jadi, tolong jangan pergi, karena aku tak tau apa ini perasaan sebagai teman atau apa. Aku tak paham." Ucap renjun pada jaemin yang masih menutup matanya itu.

Ceklek.

Renjun melihat pintu kamarnya terbuka dan menampilkan yuwin, juga satu orang yang tak dikenali oleh renjun.

"Baba? Mama? Ada apa?" Bingung renjun.

"Sayang, biarkan Paman Na melihatnya." Ufap yuta dan renjunpun sedikit menjauh. Taeil melihat pria yang ada di tempat tidur renjun dan diapun membulatkan matanya melihat anaknya yang ada disana.

"Jaemin, nak kau mendengar ayah bukan? Apa yang terjadi padamu nak?" Ucao taeil mendekat dan mengelus kepala jaemin. Renjun hanya diam karena ternyata orang itu adalah ayah dari jaemin.

"Tenanglah hyung, anakku sudah melakukan yang terbaik, lukanya juga sudah mulai mengering." Ufap yuta.

"Kenapa anakku bisa begini?" Ucap taeil cemas melihat kearah yuwin juga renjun.

"Tiga hari yang lalu, saat malam hari, saya menemukan jaemin Paman, dia berlumuran darah di depan pagar mansion ini. Saya juga kaget dan membawanya masuk juga mengobatinya. Lukanya sudah menutup tapi saya tak.mengerti kenapa dia tak sadar Paman." Ucap renjun meneteskan airmatanya. Sadar dengan hal itu, diapun menghapus kasar airmatanya itu dan tentu saja semuanya tak lepas dari tatapan Yangyang, taeil, dan yuwin.

"Saya akan membawanya ke sebelah." Ucap taeil.

"Apa hyung yang membeli rumah sebelah?" Ucap winwin.

"Ne, apa tak masalah memindahkan jaemin kesana?" Ucap taeil menatap renjun dan dia sangat yakin kalau inilah pria yang berhasil membuat anaknya jatuh cinta, dan dia juga berjanji pada dirinya sendiri kalau dia akan melamar anak kedua yuwin untuk puteranya. Karena puteranya pantas bahagia.

"Paman, saya sarankan tidak. Saya takut jaemin kenapa-napa." Ucap renjun.

"Saya mo—"

"Sshhh." Semuanya langsung menatap jaemin yang membuka matanya pelan sembari meringis kesakitan. Renjun lantas mendekat dan mengecek keadaannya.

"Jaemin? Apa yang sakit? Coba katakan padaku apa yang kau rasakan." Ucap renjun sedikit lega.

"Renjun?" Ucap jaemin sembari menatap renjun.

"Iya ini aku. Apa ada yang sakit?"

"Jangan menerimanya re—" ucapan jaemin terpotong karena dia kembali menutup matanya akibat dari obat herbal yang menutupi lukanya itu. Membuat semuanya bingung bahkan juga renjun.

"Dasar. Baru sadar saja hanya menatap renjun, calon yang baik dan setia." Batin Yangyang.































~Tbc~

Miracle (jaemren ft nct couple)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang