S2: Seven

302 70 1
                                    

Malam panjang dengan udara dingin membuat tidur semua orang juga para binatang benar-benar sangat pulas. Sama halnya dengan jaemin, renjun dan anak mereka. Semuanya terlihat baik-baik saja. Tak ada yang aneh sama sekali.

Sementara itu dikamar taeil, terlihat taeil yang terbangun begitu saja dari tempat tidurnya lalu diapun melihat Doyoung yang tersenyum padanya sembari mengulurkan tangannya.

"Tugasmu sudah selesai suamiku, terimakasih karena sudah membuat anakku bahagia, sekarang waktunya kau ikut denganku, kita harus bahagia bersama suamiku." Ucap Doyoung dan taeil pun tersenyum lalu diapun menerima uluran tangan Doyoung begitu saja.







Keesokan paginya, terlihat burung-burung berkicauan, membuat Renjun terganggu dan akhirnya membuka matanya secara perlahan dan melihat suaminya yang masih tidur dengan sangat nyenyak.

Tok...tok...tok....

"Maaf nyonya, ini saya Yangyang. Ada yang ingin saya sampaikan nyonya."

Suara ketukan juga Yangyang membuat Jaemin juga ikut terbangun, dan keduanya bangun lalu jaemin membuka pintu kamar lebih dulu.

"Ada apa?" Datar jaemin.

"Maaf tuan na, saya ingin menyampaikan kabar duka." Ucap Yangyang. Renjun yang berada dibelakang jaemin lantas berdiri disebelah sang suami.

"Kabar duka apa Yangyang?" Cemas renjun.

"Tuan na taeil Kakek saya temukan tidak bernafas pagi ini. Tuan na taeil telah berpulang tanpa sakit apapun tuan. Nyonya." Jaemin lantas segera berlari ke kamar sang ayah karena mendengar kabar itu, sementara kemarin ayahnya sama sekali tidak mengeluh sakit atau apapun padanya, semuanya terlihat baik-baik saja.

Renjun akan menyusul tapi dia mendengar suara tangisan chenle dikamar sebelah membuat Renjun langsung masuk kedalam kamar sang anak menggunakan pintu penghubung, sedangkan Yangyang juga pergi untuk memberitahu yang lainnya termasuk akan pergi ke kediaman bangsawan Huang di depan.

Di kamar chenle.

"Sayang, anak mama kenapa?" Ucap renjun sembari menggendong chenle yang menangis. Karena rak biasanya chenle akan menangis seperti ini.

"Mama hiksss.... Halbojie hiksss... Halbojie pelgi dengan halmonie hiksss... Halbojie meninggalkan kita Mama hiksss...." Ucap chenle di sela-sela tangisnya. Renjun terdiam seketika, ternyata chenle bahkan sampai memimpikan hal yang bary saja dia dan suaminya dengar itu.

"Sssttt... Itu tandanya halbojie sudah bahagia dengan halmonie." Ucap renjun menahan airmatanya lalu diapun membawa chenle keluar dan letgi menuju kamar taeil.

Di kamar taeil.

"Ayah hiksss... Kenapa bisa tiba-tiba begini hiksss... Ayah bahkan tidak sakit apapun sebelumnya hiksss..." Tangis jaemin kehilangan sosok ayah yang selama ini selalu ada bersamanya. Walaupun dia tahu kalau taeil bukanlah ayahnya sama sekali.

Renjun masuk dengan chenle dan renjun melihat sang suami yang menangis memeluk tubuh kaku ayahnya juga melihat Kakek Yangyang dan chenle Jang meminta turun lalu mendekat pada jaemin juga taeil.

"Papa hiksss... Halbojie kenapa hiksss.... Halbojie hiksss...." Tangis chenle membuat Jaemin lantas menggendong anaknya dan mendudukkan di pangkuannya.

"Halbojie sudah bahagia bersama halmonie lele." Ucap jaemin dengan airmata yang terus turun dari mata serupa rusa itu. Renjun yang melihat anak dan suaminya itu juga ikut menangis dalam diam. Disaat bersamaan yuwin, taro, xiaodery dan lagon datang hingga mereka langsung masuk kedalam kamar taeil.

"Renjun?" Ucap winwin dan renjun pun memeluk ibunya.

"Gwanchana sayang, jangan menangis lagi hmm? Kasihan sih kembar didalam sana nak." Ucap winwin yang mengerti sesedih apa anaknya itu.

"Apa yang terjadi sebenarnya? Kemarin taeil Hyung baik-baik saja." Ucap yuta menatap Kakek Yangyang itu.

"Tuan na taeil tidak sakit apapun tuan Huang, mungkin karena memang ini adalah takdirnya, itulah yang membuat dia berpulang, karena semua tugasnya sudah selesai diatas dunia." Ucap kakak Yangyang itu. Yuta terdiam setelahnya dan memandang sendu tubuh kaku orang yang sangat berarti baginya itu.

"Kita harus segera melakukan proses pemakamannya bukan hyung? Kita juga harus mengabari jaehyun dan taeyong Hyung." Ucap winwin.

"Dery?"

"Iya baba?"

"Kabari keluarga istana sesegera mungkin. Karena pemakaman taeil Hyung akan dilakukan hari ini." Ucap yuta dan Dery pun mengerti, lalu diapun segera pergi dengan menunggang kuda miliknya ke istana secepat mungkin.

Yuta lantas mendekat pada jaemin dan diapun mengelus punggung menantunya yang menangis dalam diam itu.

"Kau tidak sendiri nak, kau punya aku, istriku, istrimu, dan anakmu. Kau harus tegar." Ucap yuta dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya.

"Kau ingin kita menguburkan ayahmu dimana nak?"

"Di sebelah makam ibu, karena ayah pernah mengatakan itu padaku dulu, kalau dia hanya ingin di makamkan disebelah makam ibu." Ucap jaemin.

"Berarti di dalam istana?" Ucap yuta dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya.

"Yangyang? Segera susul menantuku dan segera katakan pada jaehyun dan taeyong atas permintaan terakhir taeil Hyung, juga katakan kami akan membawa jasadnya untuk dikuburkan disana."

"Baik tuan Huang." Ucap Yangyang lalu diapun menghilang begitu saja.

"Saya sarankan setelah pemakaman agar tuan jaemin dan nyonya renjun pulang tanpa menginap di istana." Ucap Kakek Yangyang.

"Kenapa? Bukanlah tidak akan terkejar mengingat harus melakukan upacara kematian dari istana, karena taeil Hyung tetap bagian istana." Ucap winwin.

"Ini demi kebaikan semuanya. Saya akan menyuruh Yangyang tetap bersama tuan jaemin dan nyonya renjun, agar dia bisa membawa mereka pulang lebih cepat." Ucap Kakek Yangyang.

"Baiklah, saya mengerti." Ucap jaemin karena dia tak mau istri dan anak juga calon anak mereka kenapa-napa jika melanggar perkataan peramal yang sudah memutuskan mengabdi pada jaemin itu. Sedangkan renjun hanya melihat suaminya, setidaknya dia harus tegar untuk suaminya dan bersiap untuk memeluk suaminya ke pelukan paling hangatnya, juga mengatakan dia tak sendirian di dunia ini.  Bahwa jaemin memilikinya juga chenle di dunia ini.

















~Tbc~

Miracle (jaemren ft nct couple)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang