32

1K 137 1
                                    



Setelah menempuh perjalanan yang bisa dikatakan cukup jauh, akhirnya jaemin, jeno dan rombongan sampai di desa itu. Bahkan semua rakyat langsung menyambut kedatangan mereka dengan wajah ketakutan yang sangat jelas.

"Seja." Ucap semua rakyat.

"Kalian baik-baik saja? Apa ada yang terluka?"

"Tidak seja. Tapi, kami benar-benar sangat takut sekali." Ucap salah satunya.

"Apa kalian sudah menemukan tempat berlindung yang aman?' Ucap jeno dan mereka semua menggelengkan kepalanya. Jaemin yang sejak tadi diam saja dan memperhatikan desa yang telah hancur porak poranda itu.

"Pengawal Heo" pengawal dari jaemin itupun mendekat dan membungkuk.

"Kau tau bukan ada bukit yang bisa untuk menampung semua rakyat desa ini, dirikan tempat yang nyaman untuk mereka terutama untuk anak-anak dan bayi. Mengerti? Bawa beberapa bersama denganmu untuk melihat." Ucap jaemin.

"Baik tuan muda." Ucap pengawal Heo membungkuk lalu mengintruksi beberapa orang untuk ikut dengannya.

"Ikuti pengawal saya. kalian akan baik-baik saja." Ucap jaemin menatap semua rakyat itu.

"Makasih na-ri." Ucap semuanya.

"Bagaimana dengan kebutuhan kalian?' Ucap jeno.

"Kami tifak punya apapun yang mulia."

"Panglima Hong ' sang panglima mendekat pada putera mahkota itu.

"Iya seja."

"Bawa beberapa pengawal netsama denganmu dan pergi ke desa yang sempat kita lewati untuk membeli semua kebutuhan rakyat terutama anak-anak dan bayi."

"Tapi seja, itu sangat jauh. Saya bisa sampai besok sore kemari."

"Saya mengerti. Tak masalah. Bawa beberapa denganmu. Dan beberapa akan tinggal disini." Ucap jeno yang merupakan perintah mutlak darinya.

"Saya akan pergi melihat kondisi seja." Ucap jaemin menatap jeno.

"Saya akan ikut." Putus jeno.

"Anda harus istirahat seja. Saya akan pergi dengan pengawal saya.' Ucap jaemin datar dengan aura yang tak mau dibantah. Dan ntah kenapa jeno tak bisa melawan aura kepempimpinan jaemin yang bahkan melebihi ayahnya.

"Baiklah, kembali dengan selamat." Ucap jeno.

"Hati-hati na-ri. Ada banyak musuh yang bersembunyi ntah dimana.' Ucap rakyat itu.

"Saya mengerti." Ucap jaemin lalu kudanya mulai berjalan lebih dulu diikuti oleh beberapa pengawal yang pergi bersamanya. Sedangkan separuh pengawal jaemin mengawal putera mahkota dan rakyat desa itu menuju bukit yang dimaksud oleh jaemin.

Jaemin mengelilingi desa itu lalu berhenti saat baru separuh jalan.

"Ada apa tuan muda?"

"Kita berpencar segera. Kau ikut dengan saya" Ucap jaemin pada salah satu pengawal yang merupakan Yangyang dengan samaran tubuh orang lain.

"Baik tuan muda."

"Saya harap tuan muda kembali dengan selamat " Ucap pengawalnya yang lainnya.

"Saya mengerti." Ucap jaemin datar lalu diapun memacu kudanya diikuti oleh Yangyang dibawa sinar bulan purnama penuh yang bercahaya dengan sangat indah.


Sepanjang jalan jaemin hanya menatap dengan tajam setiap tempat yang dia lewati bersama dengan Yangyang dibelakangnya. Hingga mereka berdua diserang seketika. Membuat keduanya terlibat perkelahian saat ini.

"Siapa kalian? Siapa yang menyuruh kalian? Lebih baik sekarang kalian menyerah!" Ucap jaemin dengan sangat marah sembari menodongkan pedangnya.

"Kenapa kami harus menyerah? Lagian kami akan untung jika mendapatkan desa ini, dan lagi kau tak perlu tau kami dari mana? Rakyat istanamu sudah banyak mati, sekarang giliran pengawal kerajaan ikut mati bukan?" Ucap salah satunya.

Mendengar hal itu, jaemin sangat marah lalu diapun mulai menyerang semuanya bersama dengan Yangyang. Yangyang sangat kagum karena jaemin bisa dengan mudahnya menyerang separuh dari pasukan itu, dia juga sangat kagum bisa melakukan penyerangan sebaik ini, kakeknya benar-benar sangat keren sekali.

Disaat bersamaan seseorang dengan baju hitam bahkan menutupi wajahnya menjadi pertarungan yang berhadapan dengan jaemin, sedangkan Yangyang menghabisi yang lainnya. Bahkan mereka tak sadar kalau mereka sampai di tepi tebing yang cukup dalam.

"Siapa kau?" Ucap jaemin datar sembari menodongkan pedangnya yang sudah berlumuran darah itu.

"Kau tidak perlu tau siapa saya. Tapi, ini saatnya kau mati." Ucap sih bertopeng.

"Tidak akan semudah itu.' Ucap jaemin lalu mereka berdua mulai bertarung hingga jaemin sedikit lengah dan sih bertopeng memiliki kesempatan hingga dia menusuk pedangnya pada dada sebelah kanan Jaemin.

"Akh!" Jerit kesakitan jaemin hingga Yangyang teralihkan dan mendapatkan luka di lengannya bahkan semua pengawal yang berpencar dan baru bergabung membantu melihat itu dengan mata kepala mereka sendiri lalu mencoba mendekat dengan terus menghajar siapapun yang menghalangi.

"Kau harus mati Na Jaemin." Ucap sih bertopeng sedangkan jaemin sudah hampir kehilangan kesadarannya dengan mulutnya yang mengeluarkan darah segar. Lalu sih bertopeng melepaskan pedangnya dan mendorong jaemin hingga dia terjun bebas ke tebing yang dalam itu.

"Tuan muda!" Teriak semua pengawalnya bahkan Yangyang juga sama. Sedangkan semua penyerang yang masih terluka sedikit langsung petgi begitu pula dengan sih bertopeng.

"Kakek aku gagal, putera mahkota sebenarnya tiada Kakek." Batin yangyang.

Jaemin jatuh menghantam salah satu tebing yang tak terlalu dalam dan tak jatuh semakin dalam karena terhalang. Di tengah-tengah akan menutup matanya, jaemin dapat melihat bagaimana renjun tersenyum dengan sangat manis padanya dan momen mereka bersama.

"Maafkan aku Renjun, aku mencintaimu." Ucapnya sebelum matanya tertutup sepenuhnya. Disaat bersamaan cahaya muncul dan jaeminpun menghilang bersama cahaya itu dengan gelang yang terbang dan berada di pinggir tebing sebelum dia jatuh untuk memudahkan semua orang mencari dan berspekulasi soal kematian Na Jaemin.











Sementara di kediaman bangsawan Huang, semua anggota keluarga sudah tertidur dengan nyenyak hingga renjun mendapatkan mimpi mengerikan itu,diapun langsung berteriak membuat semuanya langsung menuju kamarnya.

"JAEMIN!" Teriaknya.

Ceklek.

"Kenapa injunie?" Cemas winwin bahkan semuanya.

"Mama hikss... Jaemin hiksss... Jaemin terluka Mama hiksss..." Tangis renjun pecah dengan sangat keras. Winwin langsung memeluk sang anak dan menenangkannya.

"Tidak sayang, jaemin tidak terluka. Dia baik-baik saja sayang, kau harus tenang." Ucap winwin menenangkan anaknya yang masih trus menangis karena mimpi buruknya atau memang kenyataan yang akan terjadi.























~Tbc~

Miracle (jaemren ft nct couple)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang