18

1.1K 147 2
                                    

Taeil sampai di depan kediaman keluarga Huang, dia memang sengaja ke kediaman keluarga Huang yang tepat berada di depan rumahnya agar jaemin dan renjun yang dia yakin masih bersama tak tau soal pembicaraan yang akan dia lakukan sama yuta dan winwin perihal keduanya.

Tok..tok..tok...

Ceklek.

"Hyung?" Kaget winwin karena kebetulan dia yang membuka pintu karena ingin keluar untuk melihat tanamannya apakah sudah disiram dengan baik, apalagi bunga kesukaan anak-anaknya itu.

"Ah, kebetulan sekali win, apa yuta ada dirumah? Aku ingin bicara dengan kau juga yuta."

"Yuta Hyung— itu dia." Ucap winwin melihat yuta yang kembali dengan kudanya lalu mendekat pada mereka berdua.

"Ada apa hyung?"

"Ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian berdua. Kalau bisa hanya kita saja."

"Baiklah Hyung, kita bicara di ruang kerjaku saja. Ayo Hyung silahkan." Ucap yuta dan ketiganya masuk kedalam ruang kerja yuta di kediaman Huang itu.  Sementara itu, taro yang melihat kedatangan taeil dan masuk bersama orangtuanya kedalam ruangan kerja hanya menatap bingung. Hingga tak sadar kalau sang kakak sulung berada di sebelahnya.

"Kau melihat apa?"

"Gege! Kau mengagetkanku saja." Kesal taro.

"Salah sendiri terlalu serius." Ucap dejun santai.

"Ah Gege mah." Ucap taro sembari mempoutkan bibirnya.

"Mianhe memangnya ada apa sih?"

"Itu tadi baba, Mama dan Paman Na masuk kedalam ruangan kerja ge, kira-kira ada apa ya?"

"Mungkin hanya urusan kerjaan, lagian tak baik jika ingin tau urusan orangtua."

"Aku tau itu ge." Ucap taro datar lalu diapun meneliti penampilan sang kakak sulung.

"Kenapa?" Ucap dejun.

"Gege mau kemana?"

"Jalan sama Dery. Nanti kasih tau saja mama dan baba oke?"

"Ya." Setelahnya dejun pun langsung pergi begitu saja untuk pergi bertemu dengan Dery menggunakan kereta kuda keluarga Huang itu.

Di ruangan kerja yuta.

Yuwin mempersilahkan taeil duduk dihadapan mereka.

"Sekarang apa yang ingin Hyung bicarakan?"

"Ini mengenai pembicaraan kita tempo lalu."

"Maksud Hyung?"

"Aku ingin meminang anak kalian sebagai istri dari anakku." Ucap taeil.

"Hyung serius?" Ucap keduanya.

"Hmm, ini adalah sebagai pengikat yang aku beli untuk keduanya." Ucap taeil memperlihatkan gelang dengan warna berbeda di dalam kotak itu.

"Tapi Hyung, apa ini tidak terlalu cepat?" Ucap winwin.

"Istriku benar Hyung, bagaimana kalau ternyata mereka berdua tak cocok dan anak kami hanya menganggap anakmu sebagai teman?"

"Kalian tak perlu terburu-buru yuta, winwin, renjun bisa memberikan jawabannya saat sudah yakin."

"Baiklah Hyung, tapi kenapa kau terkesan sangat terburu-buru?" Ucap yuta tak mengerti

"Karena puteraku menyukai anak kalian." Batin taeil.

*Hyung?"

"Itu karena aku sangat yakin." Ucap taeil dan yuwin hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

"Aku akan meninggalkan satu gelang pada kalian. Jika renjun menerimanya maka suruh dia mengenakan gelang ini, dan aku akan membawa gelang ini." Ucap taeil membawa gelang berwarna hijau untuk jaemin.

"Baik Hyung " Ucap yuta menerima gelang yang ada didalam kotak itu. Gelang berwarna biru yang sangat cantik itu.


















Sementara itu, jeno masih mencari jaemin dengan dibantu oleh Mark. Tadinya dia ingin mengikuti taeil tapi dia tiba-tiba dipanggil oleh neneknya makanya dia sekarang benar-benar sangat kesal. Dia hanya ingin tau keberadaan jaemin saat ini, agar dia bisa tenang.

"Kita akan kemana lagi yang mulia?"

"Mark Hyung, bisakah kau tak memanggilku seperti itu? Kau bahkan selalu memanggil jaemin dengan namanya aku juga mau Hyung " Ucap jeno.

"Tak bisa begitu yang mulia, lagian aku bisa memanggil jaemin seperti itu karena kami berada di kasta yang sama yang mulia. Kalau di luar aku harus memanggilmu dengan nama semua pasukan yang ikut dengan kita dari jauh bisa membunuhku." Ucap Mark sembari terkekeh.

"Bagaimana kalau aku bukan putera mahkota Hyung? Apa kau juga akan memperlakukan ku sama?" Ucap jeno dan Mark hanya diam saja.

"Yang mulia saya akan mencari kearah sana." Ucap Mark lalu dia pergi dengan kudanya. Jeno hanya menatap sendu Mark, dan diapun berjalan berlawanan arah dengan Mark. Diikuti pasukannya yang lainnya.






















At. Kediaman bangsawan na.

Taeil kembali disaat renjun juga pamit dan kembali karena sahabatnya berkunjung. Diapun langsung masuk kedalam kamar sang anak

"Bagaimana luka mu?"

"Sudah lebih baik ayah."

"Apa karena yang merawatmu adalah orang yang membuat anak ayah jatuh cinta makanya sembuh lebih cepat?" Goda taeil.

"Bukan begitu ayah." Ucap jaemin dengan wajah datarnya.

"Jaemin, ayah ingin memberikan ini padamu." Ucap taeul memberikan gelang berwarna hijau itu.

"Gelang? Untuk apa ayah?"

"Kau pasti sudah tau kalau dia menolak permintaan yang mulia raja dan ratu untuk menikah dengan putera mahkota bukan?" Jaemin hanya menganggukkan kepalanya.

"Ayah meminangnya untukmu jaemin, jadi ayah mengatakan kalau renjun bisa menggunakan waktu sebanyak mungkin untuk menerima atau menolak. Kalau dia menerima maka dia akan memakai gelangnya jika dia menolak, kau pasti tau jawabannya sendiri." Ucap taeil.

"Kenapa harus secepat ini ayah? Bagaimana kalau dia menjauh dariku?"

"Kau percaya saja pada ayah. Kau tenang saja dan bersikap biasa saja padanya. Mengerti?" Ucap taeil dan jaemin hanya diam saja sembari menggenggam gelang itu karena sekarang pikirannya sangat kalut. Dia takut kalau renjun menjauh dan pergi darinya.



























~Tbc~

Miracle (jaemren ft nct couple)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang