S2:One

1K 104 0
                                    

Renjun keluar dari dalam kamar anak semata wayang mereka saat ini yang baru saja tertidur, jaemin melihat kearah istrinya yang kembali dari kamar anaknya itu, renjun lantas mendekat pada jaemin dan duduk disebelah suaminya itu.

"Chenle sudah tidur sayang?"

"Hmm." Angguk renjun.

"Apa kau lelah sayang?" Ucap jaemin sembari mengelus perut buncit milik renjun itu.

"Tidak juga aku hanya sedikit sakit dibagian pinggang." Ucap renjun dan jaemin pun memijat pinggang istrinya pelan dengan cara merangkul pinggang sempit itu.

"Bagaimana?"

"Lumayan." Ucap renjun sembari menyandarkan kepalanya pada bahu jaemin.

Disaat bersamaan taeil turun dari lantai dua kamarnya dan diapun langsung mendekat pada keduanya.

"Renjun? Jaemin? Ayah akan ke kediaman orangtuamu dulu ya Renjun, kau istirahat saja. Cukup datang saat keluarga datang saja.

"Bukankah aku dan jaemin harus ikut ayah? Apalagi ini untuk acara pernikahan adik bungsuku."

"Kau sedang hamil renjun, sekarang istirahat saja dulu mengerti? Nanti kalau ada sesuatu ayah akan memberitahumu, mengerti?" Ucap taeil.

"Sudahlah sayang, dengarkan ayah ya. Lagian kita bisa kesana setelah chenle bangun nanti, orang hanya di depan. Oke sayang? Aku tak mau terjadi sesuatu padamu dan keduanya." Ucap jaemin dan renjun hanya bisa menganggukkan kepalanya saja.

Lalu taeilpun menyempatkan mengelus kepala renjun sebentar dan diapun pergi dari kediamannya itu.  Sedangkan renjun langsung menyandarkan tubuhnya pada jaemin sepenuhnya.

"Sudah ya sayang, jangan sedih." Ucap jaemin karena dia tahu bagaimana mood renjun sejak hamil lebih parah dari saat dia hamil chenle dulu.

"Hmm." Angguk renjun.












At. Kediaman bangsawan Huang.

Taeil datang dan melihat yuta, winwin bahkan shotaro yang akan segera menikah dengan orang yang dia sukai itu tengah duduk dengan tenang.

"Hanya Hyung sendiri?" Ucap winwin.

"Hmm, aku melarang renjun ikut karena sepertinya dia kelelahan ditambah hamilnya sudah besar juga. Dan jaemin menjaga nya disana"

"Hmm, tidak masalah Hyung." Ucap winwin tersenyum.

"Jadi bagaimana? Apa tanggapan jaehyun dan taeyong?" Ucap taeil santai karena memang kedua orang itu sudah tidak berstatus sebagai raja dan ratu lagi setelah naik tahtanya jeno dan Haechan. Dan keputusan jaemin untuk tetap menjadi anak taeil.

"Mereka setuju saja. Lagian kami pantas meminta hal itu, karena tidak ada satupun dari anak kami yang menikah di kediaman kami. Dan kami ingin shotaro yang melakukan pernikahan disini." Ucap yuta.

"Baba benar ayah taeil. Aku juga tak mau kalau sampai tidak ada pernikahan di kediaman kami." Ucap shotaro.

"Lantas setelah menikah kau akan memutuskan tinggal dimana dengan pangeran sungchan? Apa tetap disini?" Ucap taeil.

"Aku belum berbicara soal ini sama sekali dengan pangeran sungchan ayah taeil. Tapi, aku harap pangeran sungchan mau tinggal disini, aku tak mau meninggalkan orangtuaku disini. Walaupun renjun ge ada tepat di depan kediaman kami." Ucap shotaro.

"Aku mengerti nak. Segera bicarakan pada pangeran sungchan."

"Hmm, akan aku lakukan saat mereka datang untuk membahas waktu pernikahan ayah taeil. Lagian aku harus menunggu kedatangan kakak sulungku."

"Hmm." Angguk taeil mengerti.







At. Istana Jung.

Jeno melihat sang anak yang tengah bermain dengan beberapa pelayan yang memang ditujukan untuk pangeran pertama keluarga kerajaan itu, walaupun kenyataannya sudah ada dua pangeran pada kerajaan itu, tapi semuanya sudah tak bisa di ganggu gugat lagi, apalagi ini permintaan jaemin untuk tetap menjadi anak taeil bukan menjadi pengganti raja selanjutnya.

Jeno merasakan seseorang berdiri disebelahnya dan saat melihatnya dia tersenyum karena istrinya tersenyum melihat anak mereka yang diberi nama Jung Jisung itu bermain dengan gembira.

"Pangeran jisung sangat tampan. Semakin lama dia mirip denganmu yang mulia." Jeno lantas memeluk pinggang istrinya itu.

"Walaupun dia mirip denganku, dia tetap paling dekat denganmu sayang. Makasih karena sudah menjadi ibu dan istri yang baik bagiku."

"Kau tidak perlu berterimakasih suamiku."

"Hmm." Angguk jeno.

"Suamiku? Apa lusa kita akan ikut untuk pembicaraan hari pernikahan pangeran sungchan?"

"Aku akan mengatur waktu agar kita bisa ikut. Tak masalah bukan sayang?"

"Hmm." Angguk haechan lalu diapun menyandarkan tubuhnya pada tubuh jeno. Dengan jeno yang menciumi kepala istrinya itu.


































~Tbc~

Miracle (jaemren ft nct couple)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang