14

1.1K 153 2
                                    

Setelah kepergian taeil, renjunpun membantu jaemin untuk duduk di atas tempat tidurnya dengan bersandar pada dinding yang telah diberikan bantal.

"Apa masih ada yang kau rasakan jaemin?"

"Aku hanya masih bingung."

"Bingung? Soal apa?"

"Bagaimana aku bisa berakhir disini?"

"Ceritanya begini, malam itu aku rasa kau pasti ingat kalau kau diserang bukan?" Dan jaemin mengangguk.

"Kau berakhir di depan kediaman ku. Bahkan kau tergeletak disana bersimbah darah, juga tak ada kuda sama sekali yang mati bersama denganmu, kalau dipikirkan dengan logika kau tak mungkin berlari sejauh itu dari tempat tinggalmu yang sebelumnya bukan? Jadi, aku membawamu masuk kedalam rumahku, dan mengobatimu, kau bahkan tidur diatas kasur ku selama 3 hari."

"Jadi?"

"Kau tak usah berpikiran yang aneh-aneh, aku memang mengobatimu tapi yang menggantikan bajumu, babaku."

"Ne?"

"Babaku hanya tak mau saat aku yang menggantikan bajumu, kau malah sadar dan pikiran negatif lainnya."

"Aaa." Angguk jaemin mengerti.

"Lalu? Apa kau ingat siapa yang menyerangmu?" Jaemin terdiam dan mengingat kejadian itu, juga suara yang sangat dia kenali hanya saja dia masih sangat bingung.

"Jaem?"

"Hmm?" Ucap jaemin menatap renjun.

"Kau ingat sesuatu tentang orang yang menyerangmu?"

"Tidak Renjun, lagian mereka semua memakai penutup wajah, aku belum sempat melihatnya karena mereka berhasil mengalahkan ku."

"Hmm, aku kira kau ingat. Kalau kau ingat aku pastikan akan menyuruh pengawalku untuk menangkap mereka." Ucap renjun kesal.

"Sudahlah, yang penting aku tak kenapa-napa. Lalu dimana Coco?"

"Aku tinggal di rumah, lagian adikku ingin bermain dengannya." Ucap renjun dan jaemin hanya mengangguk saja sembari menatap renjun dan berharap waktu berhenti detik ini juga, karena dia ingin bersama dengan renjun selamanya. Sebelum renjun menikahi jeno, karena itu yang diketahui oleh jaemin.

Renjun menatap jaemin yang hanya diam saja lalu diapun kaget melihat jaemin menangis begitu saja dan menyadarkan pria itu dari lamunannya.

"Jaemin! Kau baik-baik saja?"

"Huh?*

"Kau menangis."

"Ah, mungkin karena lukaku." Ucap jaemin sembari menghapus airmatanya.

"Aku sudah tau itu, kau tunggu disini aku akan kembali hanya 5 menit " ucap renjun lalu diapun keluar dari kamar jaemin. Jaemin hanya menatap nanar kepergian renjun itu.

"Aku memang harus melepaskanmu renjun, walaupun aku tak rela, karena sainganku adalah seorang yang memiliki kekuasaan." Monolog jaemin.











At. Istana.

Taeil sampai dengan kudanya ke istana dimana semuanya kaget melihat taeil yang datang setelah pindah secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan siapapun. Taeil lantas turun dari kudanya dan berjalan menuju ruangan raja dan ratu. Tapi, ditengah jalan diapun bertemu dengan jeno yang langsung menghentikannya.

"Yang mulia."

"Paman na? Kau kenapa tiba-tiba pindah? Kenapa harus begitu Paman Na, bukankah seharusnya kau tetap disini sampai kita menemukan jaemin?" Tapi taeil hanya diam dan menatap datar putera mahkota itu.

"Maaf yang mulia, saya tidak bisa menjelaskan pada Anda, saya permisi karena saya ingin menghadap yang mulia raja dan ratu." Ucap taeil lalu diapun membungkuk dan pergi begitu saja. Jeno tak bisa menghentikannya karena dia sangat tau kalau taeil tak akan mau menjawab apapun jika dia bersikap keras kepala.

Diruangan raja dan ratu.

Taeil masuk dan membungkuk pada keduanya, membuat keduanya kaget bahkan jaehyun sampai turun dari singgasana nya.

"Hyung? Kau kemana saja? Kenapa kau mendadak pindah Hyung? Bahkan kita belum berhasil menemukan keberadaan jaemin."

"Saya memang seharusnya sudah keluar dari istana ini yang mulia."

"Apa maksudmu Hyung?"

"Saya hanya anak dari seorang selir, dan saya akan sangat mengganggu begitu juga anak saya, jadi dari pada terjadi pertumpahan darah, saya memilih pergi, mengenai putera saya, saya akan mencarinya dan membawanya ketempat tinggal saya yang baru, saya harap yang mulia menghormati keputusan saya."

"Tapi Hyung?"

"Hanya itu yang ingin saya sampaikan yang mulia, saya permisi." Ucap taeil membungkuk lalu diapun langsung keluar begitu saja. Jaehyun hendak mengejar tapi taeyong menahan tangannya.

"Kenapa?" Datar jaehyun.

"Biarkan taeil hyung sendiri dulu jae, kalau kau memaksa maka taeil hyung akan semakin keras." Ucap taeyong dan jaehyun hanya bisa menghela nafasnya dan melepaskan tangan istrinya lalu pergi dari ruangan itu untuk menenangkan diri. Ditempat dia menghabiskan waktu bersama dengan Doyoung, karena dia masih mencintainya walaupun ini salah.

"Aku tau jae, sejak dulu hatimu bukan untukku tapi Doyoung, dan aku tau kau lebih perhatian pada jaemin walaupun dia adalah anak taeil hyung dan Doyoung, karena bagimu dia hanya anak Doyoung orang yang kau cintai. Dan anak kita tak ada apa-apa nya dimatamu."






























~Tbc~

Miracle (jaemren ft nct couple)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang