30

1K 138 1
                                    

Taeil mendapat kabar buruk itu dari salah satu pengawal istana membuatnya benar-benar tak bisa tenang, sekarang dia sedang mondar-mandir menunggu sang anak pulang dalam raut tidak tenang miliknya.

Beberapa menit kemudian, jaeminpun pulang dengan kudanya dan diapun langsung menatap ayahnya bingung lalu menghentikan kuda dihadapan sang ayah dan turun dari kudanya.

"Ada apa ayah? Apa ada hal buruk yang terjadi?" Ucap jaemin.

"Gawat jaemin, ada peperangan yang terjadi di Utara, pengawal kerajaan memberitahu pada ayah. Dan mungkin dalam waktu dekat ayah juga akan ikut begitu pula dengan putera mahkota dan pangeran."

"Kalau begitu aku akan ikut dengan ayah." Ucap jaemin.

"Bagaimana dengan renjun? Apa kau yakin dia akan mengijinkan mu. Jaemin, kau harus ingat pernikahan kalian sudah ayah tetapkan dalam waktu dekat." Ucap taeil.

"Aku akan memberikannya pengertian ayah, lagian aku tak mungkin membiarkan ayah turun sendirian. Juga aku sudah berjanji akan menjaga yang mulia putera mahkota." Ucap jaemin.

"Kau yakin jaemin?"

"Hmm, ayah sudah tau bagaimana kemampuanku bukan, aku akan kembali dalam keadaan hidup ayah." Ucap jaemin.

"Hmm, hanya saja tetap pegang janji itu jaemin, ayah tak mau kau kenapa-napa sama sekali " Ucap taeil.

"Aku mengerti ayah." Ucap jaemin menganggukkan kepalanya.

Jaemin saat ini berada di dalam kamarnya dia masih sangat bingung bagaimana cara dia akan mengatakan semuanya pada renjun, dia takut renjun akan marah dan melarangnya. Jaemin mondar-mandir di dalam kamarnya hingga dia mendengar ketukan pintu.

Tok...tok...tok...

Ceklek.

Jaemin membulatkan matanya karena sang calon istrinya berada di depan pintunya saat ini.

"Renjun?!"

Renjun hanya menatap bingung jaemin saat ini.

"Kenapa? Kenapa sangat kaget sekali?"

"Ada apa?" Bingung jaemin.

"Tadi ayah kerumah dan mengatakan kalau jaemin ada yang perlu di bicarakan." Ucap renjun tersenyum manis.

"Aaaa." Lalu jaeminpun mempersilahkan renjun masuk kedalam kamarnya itu.

Di dalam kamar.

"Jaemin ingin mengatakan apa?" Ucap renjun menatap sang calon suami.

"Tapi kau jangan kaget ya?" Ucap jaemin.

"Apa jni adalah kabar buruk jaemin?"

"Hmm." Angguk jaemin. Dan renjun hanya menatapnya dengan sangat cemas.

"Jangan cemas begitu, ini bukan seperti kau akan mati besok renjun."

"Apa kau akan pergi jauh?" Ucap renjun sembari menggenggam tangan jaemin.

"Hmm, ada yang menyerang daerah bagian Utara, dan aku harus ikut kesana, untuk membantu."

"Bagaimana jika kau terluka jaemin. Aku tak mau kau sampai kenapa-napa." Ucap renjun.

"Aku janji akan baik-baik saja renjun, aku akan kembali dengan selamat. Aku janji." Ucap jaemin meyakinkan sang calon istri.

"Aku hiksss... Aku tak mau kau kenapa-napa hiksss..." Ucap renjun mulai menangis dan jaeminpun langsung membawa renjun kedalam pelukannya itu.

"Aku tak akan kenapa-napa sayang, aku juga tak mungkin mengabaikan semuanya begitu saja. Aku tak akan kenapa-napa sayang, aku janji akan datang dan memelukmu, kau percaya padaku bukan?" Ucap jaemin merenggangkan pelukannya pada renjun dan menatap sang calon istrinya yang masih menangis bahkan sesegukan.

"Kau janji kan hiksss..."

"Hmm, aku berjanji sayang." Ucap jaemin tersenyum lalu menghapus airmata sang calon istri.

"Kapan kau akan pergi?" Ucap renjun walaupun masih berusaha mengatur tangisannya.

"Lusa. Kenapa?"

"Kau harus menemaniku dari hari ini dan besok, aku hanya ingin bersama denganmu sebelum kau pergi. Dan kau tak boleh menolak sama sekali." Ucap renjun sembari menatap tajam pada jaemin membuat jaemin sangat gemas dari pada takut.

"Hmm, apapun untuk cintaku." Ucap jaemin tersenyum lalu diapun kembali membawa renjun kedalam pelukan eratnya sembari mengecupi kepalanya.

"Jangan terluka jaemin, kau harus kembali padaku dengan selamat, itu janjimu padaku." Ucap renjun yang masih bisa di dengar oleh jaemin.

"Hmm." Angguk jaemin.








































~Tbc~

Miracle (jaemren ft nct couple)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang