S2:Five

569 77 1
                                    

Setelah kepulangan keluarga kerajaan. Renjunpun melihat adik bungsunya yang terdiam duduk di taman belakang, diapun mendekat sedangkan jaemin sedang bermain dengan chenle karena mendadak chenle tak mau ditinggalkan jaemin takutnya jaemin hanya pergi dengan renjun tanpanya.

"Taro?" Sang empu langsung melihat kearah kakak keduanya itu.

"Duduk ge, aku tak mau kau kelelahan apalagi perutmu sudah semakin membesar." Ucap taro.

"Kau ini bisa saja taro." Ucap renjun tersenyum lalu duduk secara perlahan dan menatap adik bungsunya itu.

"Ada apa taro? Apa ada yang mengganggu pikiran calon pengantin ini?"

"Tidak ge, aku hanya merasa sangat tak sabar dengan pernikahan ini."

"Benarkah? Kau tidak berbohong dengan Gege kan taro?"

"Tentu saja tidak ge. Apa Gege merasakan hal yang sama saat menikah dengan jaemin Hyung?"

"Hmm, Gege merasa gugup, senang juga deg-degan. Tapi semuanya akan baik kok, lagian ini adalah takdir yang dituliskan oleh Tuhan. Jadi Gege senang dan kau juga harus sama."

"Sangat sulit membuat Mama dan baba percaya kalau pangeran sungchan baik. Apalagi kelakuannya pada jaemin Hyung."

"Itu karena neneknya bukan karena dia yang ingin, Gege yakin dia adalah orang baik." Ucap renjun sembari mengelus kepala adik bungsunya itu. Taro lantas memeluk lengan kakaknya itu dan menyandarkan kepalanya pada bahu sempit sang kakak.

"Gege? Bagaimana rasanya menjadi seorang istri?"

"Menyenangkan, kau bisa bersama dengan orang yang kau cintai sejak bangun sampai tidur kembali dan mengurusnya. Semuanya menyenangkan, kalau kau bertanya pada dejun ge pasti dia juga akan menjawab hal yang sama."

"Bagaimana perasaan setelah menjadi ibu?"

"Setelah mengandung chenle saat itu, Gege rasanya tak percaya dan juga bahagia. Karena Tuhan berbaik hati menitipkan chenle dan percaya pada kami berdua. Gege sampai menangis bahagia begitu pula Nana. Saat chenle menangis untuk pertama kalinya, aku juga meneteskan air mataku begitu pula dengan Nana. Kami memulai semua hal sebagai orangtua dan rasanya sangat menyenangkan, apalagi saat chenle mengatakan perkataan pertama yang dia bisa. Rasanya benar-benar tak ada duanya juga saat dia melangkah satu persatu bahkan berlari rasanya semua dunia sudah kau dapatkan. Dan tak akan kau lepaskan. Akan kau jaga dengan baik."

"Aku juga akan merasakan hal yang sama seperti Gege dan dejun ge kan?"

"Tentu saja." Ucap renjun tersenyum.

"Gege, kalau taro ingin menemui Gege saat telah menikah, Gege mau kan datang ke istana?"

"Hmm, gege pasti akan datang untuk adik Gege." Ucap renjun tersenyum dan taro hanya mengangguk lalu memeluk kakak keduanya itu tanpa ada niat menyakiti calon keponakan kembafnya yang akan melihat dunia tak lama lagi.

Dejun melihat kedua adiknya lantas diapun mendekat pada keduanya.

"Sudahi quality time kalian."

"Gege." Ucap keduanya.

"Ada apa ge?" Ucap renjun menatap kakak sulungnya itu.

"Anak mu sekarang sedang uring-uringan dengan suamimu, sepertinya dia mengantuk dan mencarimu." Ucap dejun.

"Aaa, aku akan ke Nana dan chenle dulu." Ucap renjun lalu beranjak secara perlahan dan pergi.

"Adik gege yang akan menikah ini bagaimana perasaannya?"

"Deg-degan ge."

"Itu hal yang wajar, ayo kita masuk juga." Ucap dejun dan taro mengangguk lalu beranjak dan masuk bersama dengan kakak sulungnya itu.

Renjun yang masuk lebih dulu lantas langsung mengambil chenle dari jaemin dan duduk sembari memangku anaknya walaupun sedikit kesulitan karena perutnya yang besar tapi baginya tak masalah lagian chenle juga nyaman.

"Kenapa anak mama?" Ucap renjun sembari mengelus kepala chenle.

"Mengantuk mama." Rengek nya.

"Bobo ya." Ucap renjun sembari menepuk-nepuk bokong anaknya sedangkan chenle hanya menyamankan posisinya dan menutup matanya. Jaemin juga ikut mengelus kepala sang anak.

"Kau tidak kesakitan sayang?"

"Tidak Nana." Ucap renjun tersenyum pada suaminya.

"I love you na renjun."

"I love you too Na Jaemin."
































~Tbc~

Miracle (jaemren ft nct couple)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang